Kesehatan Umum

Waspada, Obat Nyeri Dapat Menyebabkan Sindrom Stevens-Johnson

Zahra Aminati, 28 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sindrom Stevens-Johnson merupakan kelainan serius pada kulit. Salah satu penyebab kondisi ini adalah konsumsi obat nyeri. Simak fakta selengkapnya.

Waspada, Obat Nyeri Dapat Menyebabkan Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Stevens-Johnson (SJS) merupakan kelainan serius pada kulit dan lapisan dalam mulut, bola mata, dubur, dan alat kelamin. Penyakit ini jarang ditemukan, namun tetap harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian jika terlambat ditangani.

Sindrom Stevens-Johnson memiliki gejala awal mirip flu, yang disusul kemunculan ruam melepuh. Lapisan atas kulit yang melepuh akan mati, terlepas, dan mulai sembuh setelah beberapa hari.

Tahukah Anda, salah satu penyebab sindrom Stevens-Johnson adalah konsumsi obat antinyeri?

Alasan Obat Nyeri Bisa Menyebabkan Sindorm Stevens-Johnsons

Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, penyebab sindrom Stevens-Johnson adalah reaksi sistem imun yang hebat. Kondisi ini paling sering dipicu oleh alergi terhadap jenis obat-obatan tertentu.

“Jadi, obat A bisa saja menimbulkan SJS di orang tertentu, sementara di orang lain tidak apa-apa,” kata dr. Sara.

Melengkapi penjelasan tersebur, dr. Atika mengatakan bahwa salah satu obat yang dapat menyebabkan reaksi alergi penyebab penyakit sindrom Stevens-Johnson adalah kelompok antinyeri nonsteroid atau NSAID. Beberapa obat yang termasuk did alamnya yaitu, yaitu piroxicam, nevirapine, dan diklofenak.

“Itu merupakan obat-obatan pereda nyeri yang sering menyebabkan sindrom Stevens-Johnson,” jelas dr. Atika.

Obat-obatan tersebut umumnya dijual secara bebas dan digunakan untuk meredakan peradangan di dalam tubuh.

Artikel Lainnya: 8 Kelainan pada Kulit yang Jadi Tanda Penyakit Serius

Masih Bolehkah Konsumsi Obat Nyeri?

Perlu ditekankan bahwa tidak semua orang akan mengalami sindrom Stevens-Johnson akibat mengonsumsi obat-obatan antinyeri. Karena pada dasarnya, kondisi tersebut didasari oleh reaksi alergi obat.

Jadi, yang berpotensi mengalami sindrom Stevens-Johnson akibat konsumsi obat-obatan antinyeri hanyalah orang-orang yang sedari awal memiliki alergi terhadap kandungan di dalamnya.

Dengan kata lain, jika Anda tidak memiliki reaksi alergi terhadap obat NSAID, tak ada salahnya jika ingin mengonsumsi jenis obat tersebut. Namun, Anda tetap wajib mematuhi anjuran dosis agar tidak malah mengalami efek samping merugikan.

Di sisi lain, pada orang-orang yang sedari awal alergi terhadap antinyeri NSAID, dr. Atika mengatakan bahwa Anda masih dapat mengonsumsi obat-obatan tersebut namun dengan jenis yang berbeda.

“Kalau perlu obat antinyeri, berarti Anda butuh jenis yang lain yang bukan NSAID, misalnya paracetamol atau tramadol. Intinya, obat antinyeri lain yang tidak tergolong sebagai NSAID,” tegas dr. Atika.

Kendati demikian, jika memang Anda ingin mengonsumsi obat antinyeri tanpa khawatir risiko reaksi alergi yang memicu sindrom Stevens-Johnson, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter.

Katakan kepada dokter dengan sejujur-jujurnya jika memang Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap jenis obat-obatan tertentu. Dengan begitu, dokter dapat mencari jenis obat alternatif yang lebih aman untuk Anda konsumsi.

Sindrom Stevens-Johnson adalah kondisi berbahaya yang bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan antinyeri NSAID. Jadi, pastikan untuk tidak mengonsumsi jenis obat-obatan tersebut sembarangan.

Jika memang Anda merasa perlu mengonsumsi obat pereda nyeri namun khawatir dengan risiko tersebut, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter

(NB/JKT)

kulitAlergi

Konsultasi Dokter Terkait