Kesehatan Umum

Penyebab dan Tanda-Tanda Tubuh Mengalami Multiorgan Failure

Tri Yuniwati Lestari, 20 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kegagalan multiorgan termasuk penyumbang terbanyak kasus kematian pasien yang dirawat di ICU. Seperti apa itu gangguan multiorgan? Ini penjelasannya.

Penyebab dan Tanda-Tanda Tubuh Mengalami Multiorgan Failure

Kegagalan multiorgan disebut juga dengan multiple organ dysfunction syndrome (MODS) atau multiorgan failure (MOF). Kondisi tersebut diperkirakan memengaruhi sekitar 15 persen pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU).

Tak hanya itu, MOF juga berkontribusi terhadap sekitar 50 persen kematian di ICU. Dijelaskan oleh dr. Arina Heidyana, MODS adalah kegagalan fungsi dari dua atau lebih organ karena kejadian akut. Orang dengan infeksi berat dapat juga mengembangkan MODS.

“Jika tidak ditangani dengan tepat, multiorgan failure ini berbahaya. Angka kematiannya cukup tinggi jika seorang pasien sudah memasuki tahap multiorgan failure,” ucap dr. Arina.

Penyebab Multiorgan Failure

Melansir Ausmed, multiorgan failure dapat memengaruhi homeostasis atau kemampuan tubuh mempertahankan kondisi organ agar dapat berfungsi normal.

MODS umumnya dimulai dari penyakit seperti cedera atau infeksi yang menyebabkan keadaan imunodepresi dan hipometabolisme.

Imunodepresi merupakan suatu kondisi saat sistem imun tidak dapat menjalankan perannya dengan baik sehingga dapat memicu infeksi. Adapun hipometabolisme adalah kondisi yang ditandai dengan tingkat metabolisme yang sangat rendah.

Pemicu paling umum dari kegagalan multiorgan ini adalah sepsis atau komplikasi yang terjadi karena infeksi, tetapi penyebab lainnya meliputi:

  • trauma besar,
  • operasi besar,
  • luka bakar,
  • pankreatitis,
  • syok,
  • sindrom aspirasi,
  • transfusi darah,
  • penyakit autoimun, dan juga
  • gagal jantung akut.

Artikel lainnya: Komplikasi COVID-19 Bisa Sebabkan Priapismus, Ereksi Berkepanjangan

Tanda-tanda Kegagalan Multiorgan

Dijelaskan oleh dr. Arina, tanda-tanda multiorgan failure tergantung pada organ mana yang terpengaruh. Tanda yang paling umum adalah adanya infeksi pada organ tubuh yang dibarengi dengan:

  • terjadi gangguan napas,
  • tekanan darah menurun,
  • kejang,
  • penurunan kesadaran,
  • kondisi mental yang berubah,
  • penurunan perfusi ginjal atau urine menjadi sedikit,
  • penurunan fungsi jantung,
  • status metabolisme terganggu,
  • keseimbangan cairan yang terganggu, serta
  • kulit pucat, lembap, dingin di bagian tepi.

Dinukil dari NCBI, meskipun melibatkan gangguan multiorgan, sindrom ini juga memengaruhi sistem fisiologis yang secara umum tidak dianggap sebagai organ, termasuk sistem hematologi, sistem kekebalan, atau sistem endokrin. 

Penelitian berjudul “Multiple Organ Failure After Trauma Affects Even Long-Term Survival And Functional Status” pada 2007 meninjau efek jangka panjang pasien ICU yang pernah alami kegagalan organ. Studi tersebut melibatkan 322 pasien.

Artikel lainnya: Bahaya Komplikasi Hemofilia yang Harus Anda Waspadai

Dari 322 pasien, sebanyak 47 persen mengalami kegagalan multiorgan, sementara 28 persen mengalami kegagalan organ tunggal.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pasien yang mengalami MOF punya risiko kematian 6 kali lebih tinggi dibandingkan orang dengan kegagalan organ tunggal. 

Pasien dengan MOF juga memiliki kemungkinan 3,9 kali lebih besar membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dibandingkan pasien tanpa kegagalan organ atau kegagalan organ tunggal. 

Ditemukan pula, dari 322 pasien, 75 persen pasien yang mengalami multiorgan failure dapat bertahan hidup. Namun, mereka tetap perlu melakukan perawatan lanjutan 2-7 tahun setelah keluar dari ICU.

Melihat bahaya dari multiorgan failure, dr. Arina berpesan untuk lebih menjaga kesehatan tubuh dengan baik. Untuk itu, Anda perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, hindari merokok dan minuman beralkohol, serta istirahat cukup. 

“Untuk penderita penyakit infeksi, diabetes, ginjal, itu harus berobat dengan teratur ke dokter. Konsumsi obatnya harus benar supaya penyakitnya bisa diatasi atau terkontrol dan tidak menimbulkan komplikasi-komplikasi berbahaya,” ucap dr. Arina.

Jika Anda mengalami gejala suatu penyakit sebaiknya tidak menunda untuk diobati. Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu seputar gangguan multiorgan dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.

[HNS/JKT]

Komplikasi

Konsultasi Dokter Terkait