Kulit

Bukan Penyakit Kulit Biasa, Kenali Penyebab Dermatitis Stasis

Ayu Maharani, 22 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pernah dengar dermatitis stasis? Penyebab penyakit ini bukanlah kuman atau alergen. Penyakit terjadi akibat hal yang lebih kompleks. Simak fakta selengkapnya!

Bukan Penyakit Kulit Biasa, Kenali Penyebab Dermatitis Stasis

Istilah dermatitis mungkin sudah pernah Anda dengar sebelumnya. Namun, bagaimana dengan dermatitis stasis? Pernahkah Anda mendengarnya juga?

Dermatitis stasis adalah peradangan kulit yang kasusnya jarang muncul ke permukaan, karena biasanya dialami oleh wanita berusia 50 tahun ke atas. Kendati demikian, bukan berarti Anda yang masih muda tidak perlu tahu dan waspada akan penyakit ini.

Faktaya, dermatitis stasis bisa dipicu oleh pola hidup tidak sehat yang dilakukan sejak dini.

Penyebab Dermatitis Stasis

Dermatitis stasis merupakan peradangan kulit yang sering terjadi pada orang dengan sirkulasi darah yang buruk. Kondisi ini biasanya terjadi di kaki bagian bawah, karena di sanalah biasanya darah terkumpul.

Ketika darah terkumpul di pembuluh kaki bagian bawah, tekanannya meningkat. Tekanan tersebut merusak kapiler yang merupakan pembuluh darah kecil. Alhasil, protein bocor ke jaringan tubuh.

Kebocoran tersebut menyebabkan sel darah, cairan, serta protein menumpuk dan menimbulkan pembengkakan, khususnya di bagian tungkai. Tak hanya itu, penderitanya juga dapat mengalami luka terbuka, rasa gatal, nyeri, berat, dan kemerahan.

Sirkulasi darah yang buruk itu sendiri umumnya merupakan akumulasi dari kondisi kronis atau jangka panjang, yang disebut insufisiensi vena — keadaan ketika pembuluh sulit membawa darah ke jantung.

Ada katup satu arah di dalam pembuluh darah kaki yang menjaga aliran berjalan dengan sebagaimana mestinya. Pada penderita insufisiensi vena, katup tersebut melemah sehingga memungkinkan darah untuk berkumpul di kaki.

Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal ginjal, obesitas, dan orang yang jarang bergerak aktif (duduk, berdiri, dan tiduran lama) berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

Oleh karena itu, pola hidup sehat harus dilakukan sejak muda. Pasalnya, meski sering terjadi pada orang berusia senja, ada juga penyebab dermatitis stasis yang tidak berhubungan dengan usia, misalnya efek samping operasi dan cedera traumatis pada kaki bawah

Pada tahap awal penyakit ini dimulai, kulit di kaki mungkin terlihat tipis. Hindari menggaruknya walau terasa sangat gatal, karena bisa menyebabkan kulit pecah-pecah dan cairan yang terjebak merembes keluar.

Seiring berjalannya waktu, perubahan tersebut bisa bersifat permanen. Kulit akan menebal, mengeras, dan berwarna cokelat tua. Kulit yang rusak itu juga terasa sangat nyeri. Bisul pun akan muncul di pergelangan kaki.

Artikel Lainnya: Bisakah Krim Kulit Dipakai untuk Mengatasi Dermatitis Atopik?

Bagaimana Pengobatan Dermatitis Stasis?

Jika kulit terasa sangat gatal dan berubah warna, jangan tunda untuk segera periksa ke dokter.

Untuk mendiagnosis dermatitis stasis, dokter akan memeriksa kulit di kaki dengan cermat. Bantuan ultrasonografi doppler vena juga dibutuhkan demi melakukan tes non-invasif ke aliran darah.

Saat diagnosis sudah didapatkan, dr. Devia Irine Putri mengatakan bahwa pengobatannya bisa dimulai dengan mengompres dingin untuk meredakan peradangan.

“Lalu, pasien akan diberikan salep steroid dan pelembap untuk mengatasi kulit kering di sekitarnya, sekaligus mencegah infeksi. Apabila sudah ada luka, itu juga akan diobati,” kata dr. Devia.

“Hal yang paling penting, pembuluh darah yang bermasalah harus segera diatasi. Dokter biasanya akan mempertimbangkan operasi varises,” sambungnya.

Selama di rumah, pasien disarankan untuk duduk dengan kaki diangkat (diberi penyangga). Celana longgar pun perlu dikenakan agar tidak menambah iritasi.

Artikel Lainnya: Beda Dermatitis Atopik pada Anak, Dewasa, dan Lansia

Bagi Anda yang belum mengalami kondisi tersebut, akan lebih baik jika tindakan pencegahan dilakukan sedini mungkin. Pencegahan dermatitis stasis yang paling efektif ialah dengan berolahraga.

Faktanya, gerakan peregangan bisa meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah sekaligus mengurangi lemak di tubuh. Selain itu, membatasi asupan natrium yang dikonsumsi juga dapat membantu.

Masih penasaran dengan bahasan dermatitis stasis? Anda bisa bertanya secara langsung kepada dokter melalui layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

dermatitispenyakit kulitsirkulasi darah

Konsultasi Dokter Terkait