Kehamilan

Waspada Pertumbuhan Janin Terhambat, Penuhi Nutrisi Ini!

KlikDokter, 29 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Nutrisi untuk ibu hamil harus terpenuhi demi menghindari pertumbuhan janin terhambat. Waspadai bahayanya dan ketahui asupan tepat untuk ibu serta janin.

Waspada Pertumbuhan Janin Terhambat, Penuhi Nutrisi Ini!

Dalam kehamilan, memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin sangatlah penting. Salah satu masalah yang cukup sering terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat (PJT).

Dalam bahasa medis, kondisi ini dikenal sebagai Intra Uterine Growth Restriction (IUGR). Pertumbuhan janin terhambat didefinisikan sebagai gangguan perkembangan janin di dalam kandungan yang tak sesuai dengan seharusnya.

Umumnya, hal ini ditandai dengan ukuran janin lebih kecil dibandingkan yang semestinya. Ketika lahir pun, bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).

Waspada Pertumbuhan Janin Terhambat

Penyebab pertumbuhan janin terhambat sendiri multifaktorial, artinya bisa melibatkan banyak faktor.

Hal yang paling sering menyebabkan perkembangan janin terhambat adalah masalah pada plasenta dan pemenuhan nutrisi yang tidak memadai.

Apabila ada masalah pada plasenta, maka terjadi hambatan penyaluran oksigen dan nutrisi bagi janin di dalam kandungan. Akibatnya, janin tak berkembang dengan baik.

Begitu juga dengan ibu hamil. Bila ia tak memenuhi nutrisi selama kehamilan dengan baik, berat badannya cenderung lebih rendah dan tak ada nutrisi yang bisa disalurkan kepada janin untuk mendukung pertumbuhannya.

Berikut ini beberapa penyebab atau faktor risiko lain yang bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat:

Faktor Ibu

  • Adanya masalah kesehatan selama kehamilan, seperti diabetes gestasional, hipertensi dalam kehamilan, penyakit autoimun, dan penyakit jantung.
  • Infeksi saat kehamilan, misalnya rubella (campak jerman) dan toksoplasmosis.
  • Kebiasaan merokok.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang.
  • Berat badan ibu rendah karena nutrisi tidak tercukupi selama kehamilan.

Faktor Plasenta

  • Sindrom twin-to-twin transfusion yang terjadi pada kehamilan kembar.
  • Kelainan plasenta, seperti plasenta previa dan plasenta abruption.
  • Kelainan tali pusat.

Faktor Janin

  • Kelainan genetik (chromosomal disorder).
  • Gangguan pembentukan organ janin atau kelainan bawaan (kongenital).

Pertumbuhan janin terhambat umumnya diketahui dari pemeriksaan antenatal care melalui USG.

Untuk itu, sangat penting bagi ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin setiap bulannya atau sesuai anjuran dokter demi memantau kondisi ibu dan janin.

Pertumbuhan janin terhambat tak jarang menyebabkan bayi yang lahir kelak akan mendapatkan perawatan intensif (NICU).

Karena, bayi yang terlahir dengan kondisi ini memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dibandingkan bayi yang terlahir normal.

Lalu, bayi dalam kondisi tersebut rentan mengalami beberapa masalah seperti:

Penuhi Nutrisi untuk Maksimalkan Pertumbuhan Janin

Jika kondisi terhambatnya pertumbuhan janin diketahui sejak dini, maka dokter akan meminta Kamu melakukan berbagai usaha.

Upaya ini meliputi meningkatkan berat badan bayi di kandungan dan melakukan pemeriksaan lebih sering guna melihat peningkatan berat badan janin dan pertumbuhannya.

Namun, bila janin tetap tidak bertumbuh, pilihan untuk melahirkan lebih cepat bisa dipertimbangkan.

Pertumbuhan janin terhambat memang banyak sebabnya. Namun, tentunya ibu hamil bisa mencegah masalah itu salah satunya dengan memenuhi asupan nutrisi selama kehamilan dengan baik.

Selama hamil, ibu sangat disarankan untuk mengonsumsi berbagai makanan bergizi lengkap.

Contohnya, makan sayuran, buah-buahan, sumber protein (telur, ikan), sumber lemak sehat (daging, produk susu terpasteurisasi), hingga produk gandum (oat, sereal).

Terlebih ketika memasuki trimester 2 dan 3, ibu hamil membutuhkan asupan protein yang lebih banyak dibandingkan wanita yang tak hamil. Dalam 1 hari, ibu hamil membutuhkan kira-kira 70-100 gram protein per harinya.

Protein sangat dibutuhkan pada periode tersebut. Karena, bayi di kandungan sedang berada dalam periode pertumbuhan yang pesat, terutama pada jaringan, organ, dan otak. Jadi, tak heran bila kebutuhan protein sangat diperlukan.

Selain mengonsumsi makanan sumber protein, ibu hamil bisa mengombinasikannya dengan minum susu Peptisol yang tinggi protein dan aman untuk kesehatan bumil.

Susu Peptisol merupakan susu kaya protein rendah residu yang dapat membantu mencukupi kebutuhan protein harian tanpa perlu khawatir risiko alergi laktosa.

Dalam tiap takaran saji, susu Peptisol memiliki kandungan protein whey dan kasein sebanyak masing-masing 50 persen. Proses penyerapan protein menjadi lebih optimal.

Lalu, Peptisol kaya zinc (20 persen AKG) yang bisa mempercepat pemulihan luka pascaoperasi.

Peptisol bisa membantu menaikkan berat badan janin di kandungan sembari mencukupi nutrisi dan menjaga berat badan ibu hamil tetap ideal. Susu ini juga dapat mendukung program bayi tabung.

Tersedia dalam dua varian rasa enak yaitu Vanila dan Cokelat, susu Peptisol dapat menjadi andalan ibu untuk membantu memenuhi asupan protein selama hamil.

Bila ingin konsultasi ke dokter kandungan lebih cepat, Kamu bisa menggunakan Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter.  

(FR/AYU)

AdvertorialKehamilanPertumbuhan Janin

Konsultasi Dokter Terkait