Saraf

Mengenal Cataplexy, Kondisi Lumpuh Mendadak saat Tertawa

Tamara Anastasia, 15 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tubuh sering mengalami lumpuh mendadak ketika sedang tertawa? Waspada, bisa jadi Anda mengidap penyakit langka yang disebut dengan cataplexy.

Mengenal Cataplexy, Kondisi Lumpuh Mendadak saat Tertawa

Tertawa adalah reaksi manusia yang normal. Saat tertawa terbahak-bahak, seseorang bisa sampai menangis, bahkan sakit perut.

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kondisi tertawa bisa menyebabkan seseorang lumpuh hingga tidak bisa menggerakan otot-ototnya. Kondisi tersebut merupakan kelainan langka yang disebut dengan cataplexy.

 

Apa Itu Cataplexy?

Cataplexy merupakan kelainan yang membuat otot melemah setiap penderitanya tertawa.

Pemicunya bisa dihubungkan dengan emosi. Biasanya, kondisi ini sangat mudah dikenali ketika seseorang meluapkan emosi ekstrem, seperti tertawa, marah, sedih, atau bahagia.

Artikel Lainnya: Tertawa saat Tidur atau Hypnogely, Wajar atau Tidak? Ini Faktanya!

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, cataplexy masih berhubungan dengan kondisi narkolepsi. Narkolepsi adalah gangguan neurologis yang menyebabkan seseorang sangat mengantuk di siang hari.

Dokter Dyah Novita turut mengatakan, narkolepsi tipe satu disertai dengan gejala cataplexy. Orang yang mengidap narkolepsi tipe satu akan mengalami gejala-gejala ringan. Sedangkan penderita narkolepsi tipe dua bisa mengalami gejala yang lebih berat.

Untuk orang dengan narkolepsi tipe satu, gejala cataplexy biasanya dimulai setelah timbulnya rasa kantuk berlebihan.

Gejala dan tingkat keparahan cataplexy bisa bervariasi. Gejala yang masih ringan melibatkan sensasi lemah di beberapa otot tubuh.

Sementara itu, gejala yang parah bisa menyebabkan hilangnya kontrol otot seluruh tubuh (kelumpuhan). Selama mengalami gejala parah ini, penderitanya tidak bisa bergerak maupun berbicara.

Tidak seperti kondisi pingsan atau kejang, orang yang mengalami cataplexy tetap sadar. Artinya, mereka masih bisa merasakan keadaan sekitar, melihat, dan mendengar.

Dalam beberapa kasus, gejalanya akan hilang dalam waktu beberapa menit, lalu kembali normal seperti biasa. Akan tetapi, ada juga penderita cataplexy yang membutuhkan waktu lebih lama sampai tubuhnya kembali normal.

Artikel Lainnya: Pseudobulbar Affect, Kondisi Menangis dan Tertawa Tanpa Sebab

Apa yang Menyebabkan Cataplexy?

Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab dari cataplexy. Namun, menurut dr. Dyah Novita, kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya sel-sel di dalam otak yang memproduksi hormon orexin (hypocretin).

Hormon orexin memainkan peran penting untuk mengatur siklus tidur dan bangun Anda.

Mengutip laman Sleep Foundation, ada beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya hormon orexin pada penderita narkolepsi tipe satu, yakni:

  • Anda mungkin mengidap gangguan autoimun yang menyebabkan hilangnya sel penghasil orexin. Pada kondisi gangguan autoimun, tubuh secara tidak sengaja menyerang jaringan dan sel-sel sehatnya sendiri.
  • Riwayat keluarga juga menjadi faktor lainnya Anda kehilangan orexin dalam tubuh. Sekitar 10 persen orang dengan narkolepsi tipe satu memiliki anggota keluarga yang juga punya kondisi serupa.
  • Beberapa orang dengan narkolepsi tipe satu kehilangan sel otak yang mengandung orexin karena cedera, tumor, dan penyakit lainnya.

Artikel Lainnya: 5 Fakta Seputar Tertawa yang Perlu Anda Tahu

Bagaimana Mengobatinya?

Meski bukan penyakit yang mematikan, tapi kondisi ini bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Sayangnya, menurut dr. Dyah Novita, kondisi cataplexy tidak bisa disembuhkan.

Akan tetapi, penderita dapat belajar mengubah perilaku dan aktivitas mereka untuk meminimalkan terjadinya episode cataplexy.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School di Amerika Serikat (AS) ada pilihan obat-obatan yang terbukti efektif mengobati cataplexy.

Pengobatan dapat mengurangi serangan cataplexy hingga 90 persen. Obat-obatan memungkinkan penderitanya untuk tetap terjaga di siang hari dan mendorong mereka untuk tidur di malam hari, kata dr. Lois E. Krahn, psikiatri di Mayo Clinic College of Medicine di Phoenix di AS.

Artikel Lainnya: Manfaat Sehat Tertawa yang Perlu Anda Tahu

Obat yang digunakan berupa antidepresan trisiklik, seperti clomipramine, imipramine, desipramine, dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat tersebut digunakan untuk membantu mengatasi cataplexy beserta gejala narkolepsi lainnya.

Bagi orang dengan cataplexy parah, minum obat dapat membantu mengendalikan serangan, meningkatkan interaksi sosial, keamanan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Selain obat-obatan, terapi perilaku kognitif (cognitive behaviour therapy) dapat membantu penderita mengendalikan gejala narkolepsi, termasuk cataplexy.

Untuk mengetahui informasi kesehatan lainnya, Anda bisa membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter secara langsung melalui fitur Live Chat.

(OVI/JKT)

lumpuhNarkolepsi

Konsultasi Dokter Terkait