Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan BayiAnggota Tubuh Bayi Pendek, Kenali Kondisi Phocomelia
Kesehatan Bayi

Anggota Tubuh Bayi Pendek, Kenali Kondisi Phocomelia

Tri Yuniwati Lestari, 25 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Phocomelia adalah cacat lahir dengan ciri anggota tubuh yang pendek. Apa saja penyebabnya?

Anggota Tubuh Bayi Pendek, Kenali Kondisi Phocomelia

Phocomelia atau amelia merupakan jenis kelainan bawaan pada bayi yang cukup langka. Kondisi ini ditandai dengan adanya anggota tubuh yang lebih pendek dari seharusnya.

Meski jarang terjadi, kelainan phocomelia perlu diwaspadai agar tidak menimpa si kecil. Simak penjelasan dokter berikut mengenai definisi dan penyebab phocomelia serta pencegahannya.

Apa Itu Phocomelia?

Dijelaskan oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, phocomelia merupakan malformasi anggota tubuh atau sindrom yang menyebabkan beberapa kelainan pada bayi baru lahir. 

Artikel Lainnya: 5 Kelainan pada Janin yang Bisa Dideteksi Sejak Dini

Dalam kondisi ini, lengan atau kaki bayi abnormal atau lebih pendek. Phocomelia dapat bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahan. 

Anggota tubuh yang terkena akan tampak memendek karena tulang yang hilang atau kurang berkembang. Lalu, cacat bawaan lahir ini sering dikaitkan dengan masalah selama awal kehamilan. 

Dalam usia kehamilan 24-36 hari, umumnya janin sudah mulai mengembangkan atau membentuk anggota tubuhnya. 

Jika proses ini terganggu, maka sel tidak dapat tumbuh secara normal. Akibatnya, bayi bisa saja lahir dengan kondisi phocomelia.

Penyebab Phocomelia

Penyebab phocomelia yang paling umum adalah kelainan genetik ataupun penggunaan obat selama kehamilan. Obat-obat tersebut bersifat teratogenik atau menyebabkan kecacatan pada bayi. 

“Contoh obat-obatan yang bersifat teratogenik terhadap bayi itu salah satunya thalidomide. Ini merupakan obat yang sering digunakan semasa dulu untuk mengatasi morning sickness pada ibu hamil,” ucap dr. Iqbal.

Melansir Very Well Family, obat thalidomide sempat membuat angka kelahiran dengan phocomelia tinggi pada tahun 1960-an. 

Saat itu, lebih dari 10.000 anak lahir dengan memiliki kecacatan. Di tahun yang sama, obat ini juga dilaporkan meningkatkan kasus keguguran.

Artikel Lainnya: Kenali Ciri-Ciri Bayi Down Syndrome

Selain obat thalidomide dan genetik, phocomelia juga bisa diakibatkan oleh penyalahgunaan alkohol ataupun kokain, diabetes gestasional, radiasi x-ray, masalah di pembuluh darah, atau kesalahan aliran darah selama hamil. 

Jika thalidomide adalah penyebab phocomelia, maka kemungkinan kelainan ini juga akan disertai masalah yang lebih serius. Karena, obat ini dapat memengaruhi hampir setiap jaringan dan organ tubuh.

Obat thalidomide dapat menyebabkan masalah di bagian wajah bayi baru lahir. Hal ini meliputi jumlah atau jarak gigi yang tidak teratur, rahang kecil, bibir sumbing, dan hidung kecil.

Obat ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada sendi bahu dan pinggul, mata, serta telinga. 

Penanganan dan Pencegahan Phocomelia pada Bayi

Dokter Iqbal menerangkan, anggota gerak yang memendek tidak bisa dipanjangkan kembali. 

Namun, fungsinya bisa dimaksimalkan dengan bantuan alat ataupun terapi yang sesuai dengan kondisi phocomelia yang dialami bayi.

“Penanganannya dengan operasi, kemudian menggunakan prostetik atau bagian tubuh buatan. Lalu, beberapa terapi lain misalnya terapi okupasi, physical therapy, dan speech therapy,” kata dr. Iqbal. 

Saran dari dr. Iqbal, pencegahan phocomelia dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan obat-obatan yang memang berisiko tinggi terhadap kehamilan. 

Artikel Lainnya: Mengenal Operasi Atresia Ani untuk Atasi Bayi yang Lahir Tanpa Anus

Kemudian, jauhi alkohol, rokok, narkoba, ataupun kebiasaan tidak sehat lainnya selama hamil.

Hindari segala sesuatu yang menggunakan radiasi, kecuali memang dibutuhkan atas indikasi dari dokter. 

Lalu, selalu konsultasi dengan dokter kandungan dalam menggunakan obat atau menjalani prosedur medis saat mengandung.

Pencegahan lain yang bisa ibu hamil lakukan adalah kontrol kandungan rutin. Tak lupa, cukupi kebutuhan nutrisi dengan baik, mulai dari makanan bergizi, suplemen, hingga susu hamil. Selain itu, hindari stres dan istirahat yang cukup. 

Konsultasi ke dokter kandungan bisa ibu lakukan melalui layanan Tanya Dokter di Klikdokter.

(FR/AYU)

Kelainan BayiBayi Lahir CacatCacat Bawaan

Konsultasi Dokter Terkait