Tips Parenting

Tips Mengenalkan dan Melatih Puasa pada Anak Autisme

Tri Yuniwati Lestari, 22 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anak autisme dapat tetap berpuasa apabila situasinya memungkinkan. Lantas, bagaimana cara mengajarkan puasa padanya agar ia mengerti dan paham? Simak tipsnya.

Tips Mengenalkan dan Melatih Puasa pada Anak Autisme

Berpuasa selama kurang lebih 13 jam bukanlah perkara yang mudah. Butuh latihan dan ketekunan dalam menjalaninya, agar tidak berbuka sebelum waktunya.

Guna membiasakan diri dengan kegiatan menahan haus dan lapar selama berjam-jam, sebagian orangtua memilih untuk melatih anak puasa sejak dini.

Hal yang menjadi tantangan adalah, bagaimana jika anak tersebut adalah seorang pengidap Autism Spectrum Disorder (ASD)? Adakah cara khusus untuk mengajarkan puasa pada anak dengan kondisi tersebut?

Tips Mengenalkan dan Melatih Puasa Anak Autisme

Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak autisme berpuasa:

1. Dikenalkan dari Jauh-Jauh Hari

Anak autisme merasa lebih nyaman saat memiliki rutinitas dengan struktur yang jelas. Mereka bisa merasa cemas ketika merasa kegiatannya menyimpang dari jadwal rutin.

Oleh sebab itu, untuk mengajarkan puasa pada anak autisme, orangtua perlu memperkenalkannya dari jauh-jauh hari. Cara mengenalkannya pun harus dengan cara yang mudah dipahami.

"Sebelum itu, cek dulu, apakah anak sudah siap menjalankan puasa? Orangtua bisa refleksi lagi dari kemampuan anak selama ini, misalnya sudah bisakah dia diarahkan untuk mengantri, menunggu, atau bersabar?" ucap Gracia.

2. Kenali dengan Media yang Mudah Dipahami

Pahami bagaimana anak lebih cepat menangkap informasi, apakah dia lebih tertarik dengan cerita, atau melalui visual video?

“Kalau anak dirasa sudah siap, sesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaannya. Contoh, anak lebih mudah memahami informasi baru lewat cerita. Maka, dapat diajarkan tentang cerita-cerita puasa sederhana,” ucap Gracia.

3. Lakukan Secara Bertahap

Jika Anak sudah paham mengenai konsep puasa, orangtua bisa mengajarkannya untuk menahan haus dan lapar secara bertahap.

Contoh: diawali dengan berpuasa setengah hari, lalu lama-kelamaan ditingkatkan menjadi satu hari penuh.

Penting untuk memahami bahwa puasa pada anak autisme tidak bisa dipaksakan. Oleh karena itu, terus pantau kondisi si kecil saat melakukannya, ya!

Artikel Lainnya: Kapan Waktu yang Tepat Ajarkan Anak untuk Puasa?

4. Gunakan Alarm Sebagai Tanda Berbuka

Melansir early autism, saat menunggu waktu berbuka, anak autisme dapat dialihkan ke aktivitas lain untuk mengisi waktu.

Berikan aturan tentang puasa dengan hal yang mudah dipahami. Contoh, dengan menggunakan alarm sebagai tanda pengingat waktu berbuka.

“Katakan pada anak ‘sampai alarm berbunyi, baru boleh makan’. Bisa juga menggunakan metode flash card yang menunjukkan kapan waktu berbuka puasa tiba,” tutur Gracia.

Saat alarm berbunyi, ajak anak untuk mendengarkan suara azan, baik di televisi ataupun secara langsung. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka memahami bahwa azan di waktu tersebut adalah waktunya berbuka puasa, artinya sudah boleh makan dan minum.

5. Apresiasi Setiap Usaha Anak

Apresiasi sangat dibutuhkan agar anak semakin semangat untuk menjalankan ibadah puasa. Hal ini bisa dilakukan, misalnya dengan menyajikan makanan kesukaannya untuk berbuka puasa.

Artikel Lainnya: Menu Buka Puasa untuk Anak, Bagaimana Sebaiknya?

Perhatikan Ini Sebelum Membiarkan Anak Autisme Berpuasa

Dijelaskan oleh Gracia, untuk mengenalkan puasa pada anak autisme, orangtua perlu bersabar. Jangan pula dipaksakan apabila anak belum siap. Lakukan trial and error guna mencari tahu hal tersebut.

“Tingkat keparahan autisme yang dialami juga biasa mempengaruhi kesiapan anak. Pada anak dengan autisme yang levelnya mild, biasanya lebih mudah untuk dipersiapkan bisa ikut berpuasa,” ucap Gracia.

Anak autisme dapat tetap berpuasa dengan baik, asalkan diajarkan dengan cara yang tepat. Apabila Anda kesulitan atau terkendala dalam melakukan hal tersebut, tak ada salahnya untuk minta bantuan kepada psikolog atau dokter dengan berkonsultasi melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

puasaAnakAutisme

Konsultasi Dokter Terkait