Berita Kesehatan

Waspada, Tren Blackout Challenge Bisa Sebabkan Kondisi Fatal!

Tamara Anastasia, 16 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seorang anak meninggal dunia setelah mengikuti tren blackout challenge. Lantas, apa yang dimaksud dengan blackout challenge? Simak ulasan berikut ini.

Waspada, Tren Blackout Challenge Bisa Sebabkan Kondisi Fatal!

Mengikuti tren atau challenge di media sosial menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. Akan tetapi tidak semua challenge baik untuk dilakukan, terlebih jika sampai membahayakan keselamatan diri sendiri. Contohnya saja kasus blackout challenge yang memakan korban berusia 12 tahun. 

Merangkum dari berbagai sumber, seorang anak laki-laki bernama Joshua Haileyesus dari Colorado di Amerika Serikat dinyatakan meninggal dunia setelah hampir 1 bulan lebih berjuang melawan kondisi kritis. 

Mulanya, Joshua ditemukan tergeletak pingsan di lantai kamar mandi oleh saudara kembarnya. Sejak saat itulah, Joshua membutuhkan ventilator untuk bernapas dan dirawat secara intensif di rumah sakit. 

Setelah ditelusuri lebih lanjut, Joshua diketahui pingsan karena mengikuti tren blackout challenge. Tantangan ini dilakukan dengan cara mencekik diri sendiri yang dianggap bisa bisa memberikan efek bahagia bagi yang melakukannya!

Bahaya Blackout Challenge Secara Fisik dan Psikologis

Blackout challenge atau disebut juga dengan passout challenge sempat viral di media sosial TikTok. 

Bagi anak-anak yang masih belum bisa berpikir jernih mengenai dampaknya, mengikuti tantangan ini bisa membahayakan kondisi kesehatannya.

Berikut adalah beberapa dampak fisik dan psikologis bagi mereka yang suka mengikuti blackout challenge

1. Dampak Fisik 

  • Pingsan 

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini atau yang akrab disapa dr. Vita, blackout challenge dapat membuat sirkulasi darah ke otak menjadi terhambat. Alhasil, bisa terjadi penurunan kesadaran dengan cepat yang berdampak pada hilangnya kesadaran.

  • Sulit Bernapas 

Saat mencekik diri sendiri, saluran pernapasan Anda jadi tertekan. Dampaknya, Anda jadi sulit untuk bernapas meski blackout challenge atau aksi mencekik diri sendiri ini sudah selesai dilakukan.

Tidak sedikit juga orang yang mungkin mengalami memar dan nyeri di bagian leher setelah melakukan tantangan tersebut. 

  • Meninggal Dunia

Dampak terakhir yang paling fatal dari blackout challenge adalah kematian. Apabila challenge ini dilakukan secara berulang dan dalam intensitas sering, maka risiko kematian bisa terjadi kapan saja. 

Artikel Lainnya: Blue Whale Challenge, Permainan Berbahaya yang Harus Diwaspadai

2. Dampak Psikologis 

  • Muncul Rasa Puas 

Menanggapi dampak psikologis dari tantangan blackout, begini tanggapan dari Ikhsan Bella Persada M.Psi., Psikolog. 

“Saat sudah mendapatkan rasa bahagia, efek dari blackout challenge, orang tersebut menjadi puas dan jadi ketagihan mengikuti tren ini. Jika dilakukan secara terus menerus, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun psikisnya.”

  • Bentuk Penyaluran Emosi yang Salah

Bagi beberapa orang, mencekik diri sendiri dianggap dapat memberikan efek puas dan tenang. Akhirnya, mereka jadi sering melakukan blackout challenge sebagai bentuk luapan emosi. 

Misalnya, seorang anak sedang stres atau kesal dengan orang sekitar. Lalu, ia melampiaskan emosinya dengan mencekik dirinya sendiri dan itu membuatnya merasakan efek tenang. 

Dengan hadirnya efek tersebut, seseorang jadi cenderung melakukan tantangan tersebut setiap sedang merasa emosional. 

  • Punya Perasaan Bersalah 

“Muncul perasaan bersalah juga bisa menjadi dampak psikologis yang mungkin timbul. Biasanya hal ini dirasakan ketika blackout challenge itu tidak berhasil dilakukan dan justru membuat seseorang merasa kesakitan. Nantinya, bisa muncul rasa bersalah yang membuat anak mengalami kecemasan,” ujar psikolog Ikhsan.

Artikel Lainnya: Lagi Tren, Apakah Oplas Challenge Cuma Keisengan Saja?

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Blackout challenge bukanlah suatu tren yang baik untuk diikuti karena bisa mengancam nyawa siapa pun yang melakukannya. 

Karena itu, ada beberapa cara yang orang tua bisa lakukan agar anaknya terhindar dari blackout challenge, seperti:

  1. Mengajarkan cara menggunakan media sosial dengan bijak. Ortu bisa memberi tahu konten apa yang sebaiknya ditonton dan konten mana yang tidak boleh ditonton. 
  2. Pantau dan periksa konten yang anak tonton, terlebih jika anak Anda masih di bawah 18 tahun. Anda juga bisa mendampingi mereka saat menggunakan media sosial dan batasi waktu penggunaanya. 
  3. Orangtua dan anak harus memiliki komunikasi yang terbuka dengan anak. Tegur dengan bijak ketika mereka salah dan apresiasi saat mereka benar atau berprestasi. 

Untuk mengetahui informasi kesehatan lainnya, Anda bisa membaca artikel di aplikasi Klikdokter

(OVI/JKT)

Media Sosial

Konsultasi Dokter Terkait