HomePsikologiKesehatan MentalPost Power Syndrome, Masalah Psikis Jelang Pensiun
Kesehatan Mental

Post Power Syndrome, Masalah Psikis Jelang Pensiun

Tri Yuniwati Lestari, 29 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Perubahan status pensiun bisa membuat seseorang mengalami masalah psikis yaitu post power syndrome. Kenali lebih jauh di sini.

Post Power Syndrome, Masalah Psikis Jelang Pensiun

Bagi beberapa orang, masa pensiun mungkin ditunggu-tunggu karena akhirnya tak perlu bekerja dan bisa menikmati banyak waktu bersama keluarga. Namun, terdapat orang-orang yang justru tidak merasa demikian.

Post power syndrome dapat dialami mereka yang belum siap memasuki masa pensiun. Seseorang yang sudah terbiasa bekerja bisa mengalami perubahan emosional menjelang masa purnabakti. 

Apa ciri orang mengalami post power syndrome dan bagaimana mengatasinya? 

Apa Itu Post Power Syndrome?

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, post power syndrome adalah kondisi mental yang terjadi pada seseorang yang mengalami masa pensiun. Hal ini pun bisa terjadi pada orang yang kariernya sedang meredup.

“‘Karena, sebelum pensiun dia memiliki suatu posisi yang biasanya bisa mendapat berbagai macam fasilitas eksklusif atau disegani orang lain. Menjelang pensiun, ia belum siap kehilangan itu semua karena merasa harga dirinya menurun bila tidak memiliki posisi itu lagi,” jelas Ikhsan.

Ikhsan melanjutkan, mereka yang mengalami post power syndrome juga kerap memiliki perasaan tidak nyaman karena belum siap menerima perubahan yang terjadi.

Misalnya, ia biasanya aktif melakukan banyak hal yang dikerjakan di kantor. Lalu, menjelang pensiun tugasnya berangsur menurun. 

Artikel Lainnya: Tips Bebas Stres Saat Memasuki Fase Setengah Baya

Hal ini dapat membuat perubahan emosional pada orang yang mengalami post power syndrome.

Berikut ini beberapa tanda yang kerap dialami orang dengan post power syndrome:

  • Lebih mudah tersinggung.
  • Menjadi lebih emosional atau mudah marah.
  • Sering kali tidak terima omongan orang lain.
  • Tidak mau kalah saat berdebat.
  • Selalu menceritakan kondisinya saat masih berjaya.
  • Menghindari bertemu orang lain.
  • Sering tidak mau kalah saat berpendapat.
  • Selalu mencari celah untuk dapat mengkritik orang lain.
  • Mudah depresi.

Menurut Psikolog Ikhsan, orang dengan post power syndrome juga kerap mengalami gangguan fisik seperti mudah sakit. 

Ini karena ia memiliki terlalu banyak hal yang dipikirkan. Ia pun cenderung kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas biasanya.

Selain itu, beberapa dari mereka yang kena post power syndrome bisa lebih banyak diam dari biasanya atau lebih suka berbicara mengenai jabatan atau kesuksesannya dulu. Umumnya, perubahan ini akan disadari oleh orang-orang di sekitarnya.

Artikel Lainnya: Pensiun di Usia Tua Bisa Turunkan Risiko Penyakit Alzheimer?

Bagaimana Cara Mengatasi Post-Power Syndrome?

Bagi Anda yang akan memasuki masa pensiun, sadarilah bahwa masa itu akan tiba dan cobalah untuk menerimanya. 

Alangkah lebih baik bila Anda sudah mempersiapkan sesuatu yang ingin dilakukan pascapensiun.

“Sebelum pensiun, coba pahami bahwa tidak mungkin untuk bekerja terus-menerus atau selalu memiliki posisi tertentu. Persiapkan rencana ke depan pascapensiun. Cari kegiatan yang bermakna supaya ketika pensiun tetap memiliki self-esteem yang baik,” saran Iksan.

“Ikuti program persiapan pensiun. Biasanya ada komunitas atau diselenggarakan oleh kantor agar kita dibekali apa yang masih bisa kita lakukan pascapensiun,” lanjutnya.

Bagi Anda yang memiliki orangtua atau kerabat dengan post power syndrome, Ikhsan menyarankan untuk coba lebih bersabar menghadapinya. 

Luangkan waktu bersama lebih banyak dengan melakukan kegiatan yang membuatnya merasa lebih baik.

Itu dia beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menangani post power syndrome. Terus beri dukungan kepada orang terdekat yang mengalaminya.

Bila Anda butuh saran dari ahli profesional mengenai post power syndrome atau kesehatan mental, konsultasi dengan psikolog lewat LiveChat Klikdokter.

(FR/AYU)

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait