Covid-19

Tidak Disarankan, Uji Antibodi Mandiri Usai Vaksinasi COVID-19

Tri Yuniwati Lestari, 20 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan uji antibodi mandiri setelah vaksin COVID-19. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.

Tidak Disarankan, Uji Antibodi Mandiri Usai Vaksinasi COVID-19

Setelah disuntik vaksin COVID-19, mungkin Anda bertanya-tanya apakah tubuh sudah membentuk antibodi? Kalau sudah terbentuk, apakah antibodi tersebut cukup untuk melindungi diri dari virus corona?

Sebagian orang akan bertanya-tanya seperti itu. Di antara mereka ada yang melakukan uji antibodi mandiri untuk mengetahuinya. Namun, Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, tidak menyarankan hal tersebut. Apa yang menjadi alasan uji antibodi mandiri tidak disarankan?

 

Mengapa Uji Antibodi Usai Vaksinasi COVID-19 Tidak Disarankan? 

Uji antibodi mandiri yang dimaksud oleh Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan itu adalah tes kuantitatif serologi. Dikutip dari berbagai sumber, tes kuantitatif serologi dilakukan di laboratorium khusus serologi. 

Tes ini menggunakan immunoassay untuk mendapatkan nilai kuantitatif titer antibodi seseorang terhadap protein Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) COVID-19 di dalam darah.

Tujuan tes ini untuk melihat respons imun tubuh yang terbentuk pasca-menerima vaksin virus corona.

Namun, menurut Siti Nadia, belum ada penelitian yang bisa memastikan berapa banyak antibodi COVID-19 yang dibutuhkan untuk memproteksi tubuh dari infeksi.

Artikel lainnya: Anda yang Punya Kondisi Kesehatan Ini Bisa Fatal Saat Kena COVID-19!

Menurutnya, hasil tes kuantitatif serologi dengan angka titer rendah tidak berarti menunjukkan antibodi kurang efektif melindungi tubuh. Kesalahpahaman semacam itu dikhawatirkan muncul bila masyarakat awam melakukan tes antibodi mandiri.

Dikutip dari Washington Post, ahli penyakit infeksi Rob Murphy mengatakan, tes antibodi komersial mungkin tidak mendeteksi antibodi yang sama dengan yang dipicu oleh vaksin.

Seseorang yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 dan kebal terhadap virus corona mungkin masih memiliki hasil tes negatif untuk antibodi tertentu.

Senada, dr. Muhammad Iqbal Ramadhan juga tidak menganjurkan seseorang melakukan tes antibodi mandiri setelah vaksin COVID-19. Sebab, hal ini akan menimbulkan stigma tertentu pada vaksin COVID-19.

Artikel lainnya: Orang Terdekat Sembuh dari Virus Corona, Amankah Mendekatinya?

“Tidak semua orang paham imunogenitas yang timbul setelah vaksinasi COVID-19. Jadi kalau misalnya dia melakukan uji antibodi mandiri, takutnya malah menginterpretasi sendiri hasilnya. (Malah) menimbulkan kebingungan atau keraguan terhadap vaksin,” ucap dr. Iqbal. 

Dia menjelaskan lagi, gold standar yang dapat menjadi acuan imunogenitas setelah vaksinasi disebut sebagai uji netralisasi. Namun, uji netralisasi ini sangat berisiko, karena dilakukan dengan memasukkan virus hidup. 

“Uji netralisasi virus adalah cara untuk mengidentifikasi antigen atau antibodi. Pengujian ini mampu melihat netralisasi antibodi terhadap antigen. Cara tersebut memang agak berisiko dan perlu dilakukan laboratorium khusus karena akan dimasukkan virus hidup,” ucap dr. Iqbal.

Di Indonesia sendiri, laboratorium yang memiliki standar uji netralisasi masih sangat terbatas.

Artikel Lainnya: Agar Tidak Stres, Lima Cara Ini Bisa Jadi Penolong Karantina di Rumah

Apa Saja Faktor Penentu Imun Selain Antibodi? 

Dijelaskan dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, sistem imun pada tubuh manusia merupakan suatu hal yang cukup kompleks.

“Sistem imun adalah sistem yang kompleks, misalnya ada respons imun yang innate (bawaan) dan ada juga yang adaptif. Jenis sel yang berperan dalam tiap respons imun pun bisa berbeda, tapi semuanya saling terkait,” tuturnya.

Antibodi hanyalah bagian dari respons sistem kekebalan seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan, sel T pelindung—sel darah putih yang membantu melindungi dari penyakit—meningkat pada beberapa penerima vaksin, meskipun antibodinya tidak terdeteksi.

Itu sebabnya, agar memiliki antibodi yang baik setelah vaksinasi, tetap laksanakan protokol kesehatan, seperti pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Konsumsi asupan bernutrisi, olahraga, dan istirahat yang cukup untuk menjaga imunitas tubuh.

Konsultasikan gejala COVID-19 yang dirasakan melalui layanan Live Chat di aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

virus coronavaksin

Konsultasi Dokter Terkait