Perawatan Wanita

Apa Fat Transfer Lebih Aman dari Filler Payudara?

Ayu Maharani, 19 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Banyak yang membicarakan bahaya filler payudara. Lantas, apakah transfer lemak ke bagian dada bisa jadi solusi yang lebih baik menurut medis?

Apa Fat Transfer Lebih Aman dari Filler Payudara?

Metode filler payudara akhir-akhir ini ramai dibicarakan. Bukan tentang efek positifnya, melainkan efek negatif yang dihasilkan dan dirasakan salah seorang selebgram.

Karena justru membuat payudara meradang, nyeri hebat, bahkan dioperasi, hal itu menimbulkan pertanyaan. Apakah ada treatment pembentukan payudara yang lebih aman?

Salah satu tindakan yang dipertimbangkan adalah fat transfer. Metode tersebut sebenarnya bukan hal yang baru, khususnya dalam pembentukan tubuh. Badan langsing pun bisa didapatkan dengan fat transfer.

Treatment yang kerap disebut fat grafting itu disinyalir bisa memperbesar ukuran payudara dengan risiko lebih minim. Benar atau tidaknya hal tersebut, simak selengkapnya di bawah ini.

Transfer Lemak untuk Pembentukan Payudara

Sederhananya, fat transfer adalah proses pemindahan lemak dari suatu lokasi tubuh ke lokasi lain agar volume di bagian tersebut bertambah.

Sama seperti tindakan medis lainnya, prosedur ini wajib dilakukan oleh seorang dokter. Fat grafting mulai populer di tahun 2006 silam.

Tindakan tersebut menjadi proses pembentukan tubuh yang paling digemari di Amerika Serikat.

Bahkan, berdasarkan informasi dari Vineyard Institute of Plastic Surgery, Amerika Serikat, tahun 2015-2016 terjadi lonjakan peminat fat transfer hingga 72 persen.

Transfer lemak dianggap lebih holistik. Artinya, pemindahan lemak ini lebih alami dan menghindarkan Anda dari proses implan serta metode berisiko lainnya.

Artikel Lainnya: Filler Payudara, Amankah dilakukan?

Menurut dr. Arina Heidyana, prosedur ini memang lebih aman. Karena, pembentukan payudara dilakukan dengan menyuntikkan lemak dari tubuh sendiri.

Secara medis, cangkok lemak untuk membesarkan payudara digambarkan sebagai mammoplasty utilizing autologous fat transfer.

Awalnya, prosedur sedot lemak dilakukan terlebih dulu dari perut, paha, atau panggul. Karena lemak sudah disedot di salah satu bagian tadi, ukurannya pun lebih mengecil.

Jaringan lemak kemudian diolah menjadi cairan. Lalu, disuntikkan ke payudara untuk merekonstruksi tampilannya.

Payudara yang sudah diperbesar dengan jaringan lemak sendiri akan terasa lebih lembut dan tidak kaku ketimbang metode lainnya. Beberapa kelebihan lainnya dari transfer lemak antara lain:

  1. Tidak ada bekas luka operasi yang mengganggu sehingga risiko pembentukan jaringan parut juga minim.
  2. Masalah seperti capsular contracture, yaitu pembentukan kapsul di sekitar perangkat tambahan payudara yang kadang terlihat, juga minim terjadi. Infeksi dan kebocoran implan pun tidak ada.
  3. Selain dada yang lebih berisi, bagian lain yang dianggap mengganggu penampilan justru menjadi lebih kecil. Jumlah dan lokasi lemak secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diet yang Tidak Baik untuk Kesehatan

Perhatikan Hal Ini Sebelum Transfer Lemak untuk Payudara

Meski lebih minim efek samping dan alami dibanding prosedur rekonstruksi lainnya, dr. Arina mengingatkan hasil fat transfer tidak bertahan secara permanen.

“Ya, wanita harus tahu dulu bahwa hasilnya tidak bertahan selamanya. Lemak yang disuntikkan bisa diserap lagi oleh tubuh secara perlahan. Seiring berjalannya waktu, payudara akan kembali ke ukuran semula dan metode itu harus diulangi lagi,” jelasnya.

Belum diketahui pasti berapa lama ketahanan dari fat transfer karena kondisi setiap orang berbeda-beda. Bila tertarik melakukannya, Anda bisa memeriksakan diri dan berkonsultasi dulu ke dokter.

Hasil transfer lemak untuk membentuk payudara yang diterima pasien tidak instan. Terkadang butuh 4-6 sesi pertemuan demi mendapatkan hasil sempurna.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diet yang Tidak Baik untuk Kesehatan

Dokter Arina menambahkan, “Setiap tindakan sebenarnya pasti menyimpan risiko komplikasi, apalagi bila dilakukan sembarangan oleh orang yang bukan dokter.”

“Pada cangkok lemak ini, mungkin saja jaringan lemaknya jadi menghitam atau nekrosis. Pasien akan merasakan nyeri, bengkak, bernanah, dan mati rasa,” lanjutnya.

Dikutip dari laman resmi Breastcancer.org, sebagian dokter ada yang mengkhawatirkan aktifnya sel kanker di payudara setelah fat grafting dilakukan.

Sel lemak memang memiliki kemampuan untuk merangsang atau “membangunkan” sel kanker di tubuh. Benar adanya bahwa fat transfer lebih aman dan natural dibanding filler payudara ataupun rekonstruksi lainnya. Namun, bukan berarti prosedur cangkok lemak sama sekali bebas komplikasi.

Orang yang punya riwayat pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah tidak boleh mendapatkan treatment ini.

Bila ada pertanyaan lain seputar memperbesar payudara dan tindakan pembentukan tubuh, tanyakan langsung kepada tim dokter spesialis di LiveChat Klikdokter.

(FR/AYU)

Payudarafiller

Konsultasi Dokter Terkait