Kulit

Mengenal Proses Transplantasi Rambut dan Efek Sampingnya

Tri Yuniwati Lestari, 18 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mungkin Anda pernah mendengar mengenai transplantasi rambut. Namun, bagaimana prosesnya dan adakah efek sampingnya? Berikut penjelasannya.

Mengenal Proses Transplantasi Rambut dan Efek Sampingnya

Rambut ibarat mahkota bagi sebagian orang. Tak heran jika setiap orang berlomba-lomba memiliki rambut yang indah, sehat, dan berkilau. 

Sayangnya, meski sudah mencoba berbagai cara merawat rambut, masalah kebotakan tak bisa dihindari. 

Maka itu, beberapa orang memilih tindakan transplantasi rambut. Jika Anda ingin melakukan transplantasi rambut, pahami dulu prosedur dan efek samping yang bisa terjadi setelah proses “penanaman rambut” dilakukan.

Bagaimana Proses Transplantasi Rambut?

Dikutip dari Medical News Today, transplantasi rambut merupakan prosedur yang dilakukan oleh dokter bedah atau dermatolog. 

Nantinya, dokter akan memindahkan folikel rambut ke area kepala yang botak atau tidak ditumbuhi rambut. 

Selama proses transplantasi, dokter akan mengambil folikel rambut dari area kepala yang rambutnya agak padat, misalnya di kepala bagian belakang. 

Kemudian, rambut dari bagian tersebut akan ditanam ke folikel atau celah kecil di area kepala yang mengalami kebotakan.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat mengambil folikel dari kulit bagian dagu, punggung, atau dada. 

Artikel Lainnya: Sebelum Transplantasi Rambut, Ketahui Ini Dulu

Menggunakan bulu atau rambut yang ada di tubuh juga dapat membantu mengatasi kebotakan di kepala bagian belakang atau samping, lho

Prosedur ini umumnya hanya memakan waktu beberapa jam. Hal tersebut juga bergantung kepada seberapa banyak folikel yang diambil dan ditanam kembali oleh dokter bedah. 

Sebelum proses penanaman rambut, dokter akan menyuntikkan obat anestesi lokal. Setelah proses transplantasi, Anda diperbolehkan pulang dan melakukan perawatan di rumah. 

Dijelaskan oleh dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, transplantasi rambut bersifat permanen. Artinya, folikel rambut yang ditanam akan menumbuhkan rambut di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Artikel Lainnya: Bisakah Jidat Jenong Dikecilkan dengan Cara Operasi?

“Karena yang di-transplant itu bukan hanya rambut, tapi folikel rambutnya juga. Tapi tentunya, ada saatnya folikel ini juga berhenti tumbuh rambut,” kata dr. Astrid.

Masih dikutip dari Medical News Today, tingkat keberhasilan transplantasi rambut bergantung dari banyak faktor. 

Faktor tersebut bisa termasuk keahlian dokter, pengalaman dokter bedah, dan ketebalan rambut donor.

Transplantasi rambut memang efektif untuk mengatasi berbagai masalah rambut rontok. Akan tetapi, tindakan ini tidak dapat mencegah kerontokan rambut di masa mendatang. 

Untuk hasil yang tahan lama, kemungkinan Anda memerlukan transplantasi lanjutan.

Demi mendapatkan hasil yang memuaskan, Anda perlu mengikuti prosedur tertentu usai melakukan transplantasi rambut. 

Dokter mungkin menyarankan Anda untuk menghindari aktivitas atau olahraga berat selama beberapa minggu setelah transplantasi rambut dilakukan. Selain itu, mungkin Anda juga perlu menunggu beberapa hari untuk bisa keramas. 

Artikel Lainnya: Penyebab Kebotakan di Usia Muda dan Solusinya

Efek Samping Transplantasi Rambut

Berikut adalah beberapa efek samping yang harus Anda ketahui. 

  1. Infeksi atau Perdarahan

Ketika “tanam rambut” dilakukan, dokter akan membuat sayatan di kulit kepala. 

Sayatan dibuat untuk mengambil donor rambut dan melakukan penanaman rambut di area kepala yang botak. Sayatan di kepala bisa menimbulkan risiko infeksi atau perdarahan. 

  1. Gatal

Gatal merupakan efek samping transplantasi rambut yang paling umum. Rasa gatal dapat terjadi akibat terbentuknya koreng di area transplantasi. Gatal di kepala umumnya dapat hilang dalam beberapa hari.

  1. Sakit

Sebelum penanaman rambut dilakukan, dokter akan memberikan obat bius dan obat penenang. Kedua obat tersebut bertujuan untuk meminimalkan rasa nyeri atau sakit ketika bagian kulit disayat. 

Namun, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, rasa nyeri di sayatan kepala bisa muncul, bahkan setelah prosedur transplantasi rambut selesai dilakukan. 

Tidak perlu khawatir akan hal ini. Nantinya, dokter akan meresepkan obat penghilang rasa sakit untuk menghindari nyeri di kepala pascaoperasi.

Artikel Lainnya: Rambut Kering dan Kasar, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

  1. Pembengkakan

Pembengkakan merupakan efek samping yang umum terjadi setelah transplantasi rambut. 

Meski begitu, lokasi pembengkakan yang terjadi akibat transplantasi rambut tak selalu sama, bisa berbeda-beda pada setiap orang.

  1. Bekas Luka

Operasi transplantasi rambut dapat meninggalkan bekas luka berbentuk lurus dan memanjang di bagian kepala.

Sebab, saat proses transplantasi, dokter akan mengangkat sepotong kulit kepala untuk membawa folikel rambut. 

Bekas luka ini dapat disamarkan saat rambut baru tumbuh di sekitarnya. Kendati begitu, luka bekas sayatan mungkin dapat terlihat jika rambut di sekitarnya tipis atau orang tersebut memiliki potongan rambut pendek.

  1. Terdapat Benjolan

Selain bekas luka, Anda berisiko mengalami benjolan di sekitar area transplantasi rambut. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, karena benjolan itu akan hilang dengan sendirinya. 

Di samping itu,  dr. Astrid mengatakan adanya risiko lain dari transplantasi rambut. Risiko tersebut dapat berupa radang folikel dan hilangnya sensasi sensorik di area transplantasi,  

Lalu  rambut di area yang tumbuh di area transplantasi bisa berbeda dengan area di sekitarnya.

Untuk tahu prosedur serta efek samping tindakan medis lainnya, Anda bisa cari tahu dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

(OVI/AYU)

Rambut RontokKebotakan

Konsultasi Dokter Terkait