Covid-19

Benarkah Vaksin COVID-19 AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah?

Tri Yuniwati Lestari, 17 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin AstraZeneca yang baru saja didatangkan ke Indonesia dikabarkan punya efek pembekuan darah. Benarkah demikian? Simak ulasan berikut ini.

Benarkah Vaksin COVID-19 AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah?

Kabarnya, beberapa negara seperti Denmark, Norwegia, Islandia, dan Belanda telah memberhentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.

Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan pembekuan darah yang terjadi setelah penyuntikan vaksin. Lantas, bagaimana kebenarannya? Langsung saja simak penjelasan dokter berikut ini.

 

Benarkah Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah?

Vaksin AstraZeneca dikembangkan dengan adenovirus simpanse. Setelah disuntikkan, vaksin akan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.

Dikutip dari BBC UK, Bulgaria menjadi negara terbaru yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Negara tersebut meminta pernyataan tertulis dari European Medicines Agency (EMA) mengenai keamanan dari vaksin tersebut.

Kemudian, EMA menyatakan bahwa tidak ada indikasi penyuntikan vaksin dapat menyebabkan pembekuan darah. Dijelaskan pula, manfaat vaksin lebih besar dari risikonya.

Selain itu, pihak AstraZeneca juga telah memberikan pernyataan bahwa keamanan vaksinnya telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis.

Artikel Lainnya: Mengenal Vaksin Corona CanSino yang Cuma Sekali Suntik

Senada dengan temuan di atas, dr. Devia Irine Putri menjelaskan sampai saat ini tidak ada hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah.

“Sampai saat ini WHO masih tetap melakukan penyelidikan tentang hal ini. Jadi, belum bisa dipastikan mengenai pembekuan darah yang disebabkan vaksin AstraZeneca,” jelas dr. Devia.

Ia mengatakan, masih dibutuhkan penyelidikan dan penelitian lagi untuk memastikan pembekuan darah yang terjadi setelah seseorang menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Artikel Lainnya: Vaksin AstraZeneca Terbuat dari Adenovirus Simpanse, Apakah Itu?

Selagi penyidikan masih berjalan, vaksin AstraZeneca tetap digunakan di beberapa negara.

Masih dari BBC UK, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA), Inggris, menyatakan lebih dari 11 juta dosis vaksin AstraZeneca sudah diberikan di seluruh bagian Inggris. Tidak ada bukti vaksin tersebut memberikan efek samping berbahaya.

Pemerintah Portugal juga telah menyatakan tetap menggunakan AstraZeneca dalam mencegah penyebaran virus corona di negaranya.

Mereka menilai, manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dibanding risiko yang ditimbulkannya terhadap pasien.

Mereka juga mengidentifikasi tidak ada hubungan sebab-akibat antara vaksin dengan pembekuan darah.

Selain itu, departemen kesehatan Filipina dan Korea Selatan juga telah menyatakan negara mereka tetap melanjutkan program vaksinasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca. 

Sementara itu, Denmark, Norwegia, dan Islandia memberhentikan vaksin untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah yang lebih banyak lagi.

Pemberhentian dilakukan sampai keluar hasil penyelidikan lebih lanjut mengenai efek samping vaksin AstraZeneca.

Artikel Lainnya: Medfact: Vaksin AstraZeneca Mengandung Janin Bayi?

Kondisi Apa yang Sebenarnya Memicu Pembekuan Darah?

Dijelaskan oleh dr. Devia, pembekuan darah atau penggumpalan darah sebenarnya normal terjadi.

Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh adanya luka. Tubuh akan merespons faktor-faktor pembekuan darah dalam proses penyembuhan luka.

Beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya pembekuan darah berlebih yaitu:

  • Keturunan. 
  • Obat-obatan tertentu (obat hormonal, heparin).
  • Penyakit tertentu, misalnya kanker, sirosis, dan autoimun.
  • Obesitas.
  • Kehamilan.  
  • Usia, terutama di atas 65 tahun.
  • Perjalanan panjang (duduk lebih dari empat jam pada satu waktu).
  • Bed rest atau tidak bergerak aktif untuk jangka waktu lama.
  • Merokok.

Ikuti terus perkembangan vaksin COVID-19 di Indonesia dengan membaca informasi kesehatan akurat di Klikdokter.

Anda bisa konsultasi kesehatan lebih cepat dengan dokter lewat LiveChat atau aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus coronavaksin

Konsultasi Dokter Terkait