Kehamilan

Risiko yang Mengintai Ketika Bumil Mengidap Penyakit Ginjal Kronis

Krisna Octavianus Dwiputra, 17 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ibu hamil yang mengidap penyakit ginjal kronis perlu perawatan khusus dan pemeriksaan berkala dari dokter. Sebab, ada risiko yang merugikan bagi bumil dan janin.

Risiko yang Mengintai Ketika Bumil Mengidap Penyakit Ginjal Kronis

Ibu yang sedang hamil harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima agar janin juga tetap sehat. Akan tetapi, bagaimana dengan ibu hamil yang memiliki penyakit ginjal kronis (PGK)?

Penyakit ginjal kronis terjadi ketika fungsi ginjal hilang secara bertahap. Ginjal pada dasarnya bekerja untuk menyaring racun dan kelebihan cairan dalam darah. Kemudian, zat tersebut akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine.

Ketika ginjal ibu tidak sehat atau penyakit ginjal kronis telah mencapai stadium lanjut, berbagai zat beracun dapat menumpuk di tubuh. Nantinya, kondisi ini dapat membahayakan ibu hamil dan janin.

Pengaruh dan Risiko Penyakit Ginjal Kronis pada Ibu Hamil

Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp. A, penyakit ginjal kronis dapat memengaruhi kondisi ibu hamil dan janin.

“Betul, penyakit ini bisa memengaruhi kondisi ibu hamil. Tetapi, tergantung jenis penyakit ginjal dan stadiumnya. Penyakit ginjal kronis itu ada 1 sampai 5 stage. Semakin tinggi, maka  semakin berat kondisinya, dan semakin banyak pengaruhnya terhadap tubuh ibu,” ungkapnya.

Perlu diketahui, ibu yang mengidap penyakit ginjal kronis umumnya juga mengalami hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di tubuh.

Pembuluh darah, termasuk yang mengarah ke ginjal, nantinya dapat menebal dan mengeras.

Akibatnya, suplai darah ke ginjal berkurang dan organ tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik.

Artikel Lainnya: Siapa Lebih Rentan Gagal Ginjal, Pria atau Wanita?

Penyakit ginjal kronis dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan janin. Risiko ini semakin besar seiring dengan keparahan disfungsi ginjal yang mendasari, derajat proteinuria (ada protein dalam urine), serta kondisi hipertensi ibu hamil.

Kehamilan yang disertai penyakit ginjal kronis dapat menurunkan dan menghilangkan fungsi organ ginjal. Terlebih, jika ibu mengalami hipertensi dan proteinuria bersamaan.

Oleh karena itu, ibu hamil dengan hipertensi dan PGK harus memeriksa kondisi kesehatannya secara berkala.

Bahkan, ketika hanya timbul gejala ringan, PGK dapat meningkatkan risiko preeklampsia hingga persalinan prematur. Bayi disebut prematur apabila lahir usia kehamilan ibu kurang dari 36 minggu.

Artikel Lainnya: 8 Kebiasaan Pemicu Penyakit Ginjal

Penanganan Penyakit Ginjal Kronis pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan penyakit ginjal kronis harus dirujuk ke dokter kandungan dan dokter spesialis terkait jika diperlukan. Tujuannya, agar dokter bisa merencanakan perawatan kehamilan yang tepat.

“Semua penanganannya tergantung dari derajatnya. Kalau derajatnya 1-4 masih bisa diberikan obat-obatan oleh dokter. Namun, kalau sudah masuk derajat 5 dan ada indikasi hemodialisis (cuci darah), maka perlu dilakukan juga hal itu,” jelas dr. Reza Fahlevi.

Dokter Reza memperingatkan, pemberian obat-obatan dan penanganan lainnya boleh dilakukan kalau dirasa lebih besar manfaat daripada risikonya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter soal pemberian obat-obatan atau penanganan lainnya.

Lalu, ibu harus melakukan memantau fungsi ginjal secara rutin. Pemantauan ini termasuk melihat kondisi kreatinin serum dan urea serum.

Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah kondisi tekanan darah, urine aliran tengah (untuk infeksi), sampai proteinuria.

Tekanan darah sebisa mungkin dipantau secara rutin demi menghindari risiko kehamilan lainnya.

Cari tahu informasi kesehatan dan kehamilan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter kandungan melalui fitur LiveChat.

(OVI/AYU)

Kehamilanginjal

Konsultasi Dokter Terkait