HomePsikologiRelationshipPunya Pacar 2 Dimensi, Apakah Termasuk Gangguan Mental?
Relationship

Punya Pacar 2 Dimensi, Apakah Termasuk Gangguan Mental?

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 06 Jun 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Beberapa orang mengaku punya pacar 2 dimensi. Aduh, apakah kondisi ini sudah termasuk gangguan mental? Mari simak penjelasan berikut ini.

Punya Pacar 2 Dimensi, Apakah Termasuk Gangguan Mental?

Punya pacar 2 dimensi. Mungkin Anda bakal geleng-geleng kepala begitu mendengarnya. Jangankan percaya, membayangkannya saja sudah terasa aneh. Namun faktanya, hal tersebut nyata adanya!

Beberapa kalangan diketahui menyukai dan mencintai wanita atau pria dalam tokoh kartun atau anime. 

Tak berhenti di sana, mereka juga mengaku memacari bahkan menikah dengan karakter anime tersebut.

Nah, apakah punya pacar 2 dimensi termasuk gangguan mental? Yuk, baca penjelasan di bawah ini untuk tahu jawabannya. 

Fenomena Pacar 2 Dimensi

Menyukai atau memfavoritkan karakter anime tertentu adalah hal yang wajar. Anime berhubungan dengan Jepang dan biasanya disebut dengan Wibu. 

Namun, beda halnya kalau sampai mendeklarasikan tokoh kartun anime sebagai pacar dan bahkan menikahinya.

Dikutip dari New York Times, kehidupan memacari tokoh 2 dimensi dijalani Nisan (37). Bersama Nemutan—sarung bantal 2 dimensi bergambar tokoh dari sebuah video game—Nisan menjalani kehidupan bak pasangan kekasih.

Mereka jalan-jalan, tinggal bersama, tidur di mobil, bermain komidi putar, hingga berfoto ala turis. Setelah tiga tahun bersama, menurut Nisan, mereka hampir tidak dapat dipisahkan lagi.

Nisan adalah satu dari banyak sekali subkultur pria dan wanita di Jepang yang menikmati hubungan nyata dengan karakter imajiner.

Pencinta 2 dimensi ini adalah bagian dari budaya Otaku — fandom obsesif yang melingkupi anime, manga, dan video game di Jepang. Fenomena ini berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

“Berkencan” dengan tokoh imajiner tentu tidak sama dengan pasangan normal lainnya, yang melibatkan interaksi dua pihak, kontak fisik, dan komunikasi. 

Lalu, apakah seseorang yang mengaku punya pacar 2 dimensi termasuk mengidap gangguan mental? Dan apakah normal menyukai karakter 2D?

Artikel lainnya: Takut Jatuh Cinta? Awas, Mungkin Anda Mengalami Philophobia 

Pacar 2 Dimensi, Termasuk Gangguan Mental?

Sebenarnya hal ini belum dikategorikan sebagai gangguan mental, namun termasuk penyimpangan. Gangguan mental artinya dapat mengganggu aktivitas, emosi, dan pikiran, baik si individu maupun orang-orang di sekitar.

Pacar 2 dimensi bisa disebut penyimpangan dalam konteks menjalin hubungan romantis. Alih-alih mencari pasangan di dunia nyata, dia malah memilih pasangan dari tokoh imajiner.

Kecenderungan ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun, diduga terdapat faktor pengalaman tertentu di masa lalu. 

Mereka yang mengalami ini kemungkinan memiliki pengalaman traumatis dalam hubungan atau dari keluarga mereka. Jadi, perlu dicari tahu lebih mendalam lagi alasan mereka memilih pacar 2 dimensi ini. 

Itu sebabnya, orang yang memiliki kecenderungan punya pacar 2 dimensi atau tokoh imajiner lainnya, sebenarnya membutuhkan bantuan ahli. 

Artikel lainnya: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Jatuh Cinta?

Apakah Harus Periksa ke Psikolog?

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami hal ini, sebaiknya periksalah ke psikolog ketika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi relasi dengan orang lain. 

Dengan berkonsultasi ke psikolog, bisa dicari tahu akarnya kenapa sampai memilih pacar 2 dimensi. Tidak menutup kemungkinan juga orang dengan pacar 2 dimensi ini akan diberikan terapi sesuai kondisinya. 

Orang yang mengalami fenomena ini kemungkinan akan diberikan terapi cognitive behavioral therapy atau CBT karena pemikirannya yang tidak rasional. 

Tidak lupa, sangat dibutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya untuk dapat kembali normal. 

Sekarang Anda sudah tahu bahwa punya pacar 2 dimensi termasuk penyimpangan dan bukan gangguan mental.

Penyimpangan ini adalah nyata dan ada di sekitar kita. Itu sebabnya, saat Anda melihat teman atau keluarga dengan kondisi serupa, dukung untuk segera mendapatkan bantuan profesional. 

Bila Anda punya pertanyaan seputar topik terkait kesehatan mental, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter dan psikolog melalui fitur Live Chat 24 Jam. Gratis!

[RS]

Relationshipkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait