HomeInfo SehatBerita KesehatanMedfact: Vaksin AstraZeneca Mengandung Janin Bayi?
Berita Kesehatan

Medfact: Vaksin AstraZeneca Mengandung Janin Bayi?

Tri Yuniwati Lestari, 12 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tersiar berita bahwa vaksin AstraZeneca yang dikembangkan oleh Oxford University mengandung janin bayi. Benarkah demikian? Cek faktanya di sini.

Medfact: Vaksin AstraZeneca Mengandung Janin Bayi?

Sebuah video yang disiarkan langsung di Facebook beberapa waktu silam sontak viral. Pasalnya, video tersebut memuat tentang vaksin COVID-19 AstraZeneca yang konon mengandung sel MRC-5.

Tak lama setelah mengetahui hal tersebut, orang yang menyiarkan video mencoba mencari arti dari MRC-5 di Wikipedia.

Dia menyimpulkan, vaksin AstraZeneca yang dikatakan dapat menyelamatkan dunia memiliki banyak kotoran di dalamnya. Ia juga berujar, vaksin tersebut mengandung jaringan paru-paru janin laki-laki berusia 14 minggu yang telah diaborsi.

Benarkah Vaksin Astrazeneca Mengandung Janin Aborsi?

Dikutip dalam Reuters, tim peneliti dari AstraZeneca telah mengonfirmasi bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford University itu tidak menggunakan sel MRC-5.

Selain itu, peneliti senior kesehatan global di Universitas Southampton, dr. Michael Head, mengatakan bahwa tidak ada sel janin yang digunakan dalam proses produksi vaksin apa pun.

Senada dengan itu, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti mengungkapkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak mengandung janin aborsi. Menurutnya, informasi tersebut merupakan sebuah kekeliruan alias hoaks.

Artikel Lainnya: Menguak Fakta di Balik Vaksin AstraZeneca untuk COVID-19

Lalu, bagaimana dengan kejelasan video vaksin AstraZeneca yang viral di media sosial?

Kembali mengutip Reuters, video itu merupakan studi independen yang dipimpin oleh para ilmuwan di Universitas Bristol untuk mencari tahu efektivitas vaksin potensial sebelum uji coba kepada manusia.

MRC-5 digunakan sebagai bagian dari penelitian praklinis, bukan sebagai bahan dasar vaksin. Penggunaan sel tersebut juga telah melalui proses pemurnian alias bukan benar-benar berasal dari janin aborsi.

“MRC-5 adalah kultur sel yang dikembangkan di laboratorium dari sel primer yang berasal dari fetus (sel primernya sudah berpuluh-puluh tahun lalu). Sederhananya, MRC-5 adalah kultur sel buatan di laboratorium, bukan sel fetus asli,” tegas dr. Astrid.

Artikel Lainnya: Alasan Uji Coba Vaksin Virus Corona AstraZeneca Dihentikan

Sel yang Digunakan Pada Vaksin AstraZeneca

Dikutip dari AFP, juru bicara Oxford Vaccine Group yang bekerja dengan AstraZeneca untuk membuat vaksin COVID-19 mengatakan, mereka menggunakan sel HEK-293, dalam pengembangan vaksin, bukan sel MRC-5.

HEK-293 awalnya dibudidayakan dari janin yang diaborsi di Belanda pada tahun 1973. Menurut tim dari Universitas Oxford, HEK-293 adalah garis sel yang telah direplikasi di laboratorium untuk menumbuhkan bahan aktif (virus yang dilemahkan) selama pengembangan dan pengujian vaksin.

Simpelnya, sel yang digunakan dalam pengembangan vaksin AstraZeneca adalah hasil kloning alias tiruan, bukan yang asli.

Dari fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan vaksin AstraZeneca yang sebenarnya adalah dengan sel HEK-293. Itu bukanlah sel janin aborsi yang asli, melainkan sudah direplikasi dan disesuaikan.

Sel tersebut pun hanya digunakan untuk tujuan uji klinis, sehingga tidak termasuk dalam kandungan vaksin AstraZeneca itu sendiri.

Sejatinya, kandungan vaksin COVID-19 telah dipikirkan dengan matang oleh para ilmuwan agar dapat ‘diterima’ oleh semua kalangan. Oleh karena itu, tak perlu khawatir berlebihan dengan hal tersebut. Anda pun sebaiknya tak mudah terpancing dengan informasi yang belum tentu benar.

Agar Anda tidak terjebak hoaks tentang vaksin AstraZeneca atau seputar kesehatan lainnya, lebih baik tanyakan langsung informasi tersebut kepada dokter dengan memanfaatkan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

virus coronavaksinMedFact

Konsultasi Dokter Terkait