Kehamilan

Aturan Penggunaan Obat Pelunak Leher Rahim dalam Persalinan

Tri Yuniwati Lestari, 12 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Obat pelunak leher rahim dikenal dapat membantu ibu melahirkan dengan mudah. Apakah aman, bagaimana cara penggunaannya? Simak di sini.

Aturan Penggunaan Obat Pelunak Leher Rahim dalam Persalinan

Ketika seorang wanita siap untuk melahirkan, persalinan secara alami dipicu oleh pelepasan hormon oksitosin dalam jumlah besar di tubuh. Oksitosin merupakan komponen penting untuk memulai proses persalinan. 

Saat akan memulai persalinan, rahim akan mulai berkontraksi dan membuka leher rahim. Kondisi ini merupakan sinyal bahwa tubuh siap untuk melahirkan.

Namun, bagi beberapa wanita, proses persalinan dapat menjadi terhambat karena leher rahim tidak juga melembut menjelang persalinan. Akhirnya, beberapa dari mereka terpaksa disarankan dokter untuk menggunakan obat pelunak leher rahim. 

Seperti apa penggunaan obat pelunak leher rahim? Langsung saja simak ulasan berikut ini.

Mengenal Obat Pelunak Leher Rahim dan Fungsinya

Obat pelunak leher rahim biasa disarankan oleh dokter untuk membantu ibu yang ingin melahirkan dengan proses persalinan normal. Pengobatan ini bertujuan untuk membantu persalinan lebih mudah dan lancar.

Dijelaskan oleh dr. Atika, penggunaan obat pelunak leher rahim dilakukan saat ibu hamil yang sudah dalam momen melahirkan namun pembukaannya macet atau tidak lancar.

“Kalau dari teori, seharusnya [tiap] satu jam bertambah pembukaan 1 cm, tetapi ini pembukanya lama dan tidak lancar. Nanti dokter yang akan memberikan keputusan apakah perlu obat pelunak leher rahim atau tidak,” jelas dr. Atika.

Artikel lainnya: Membersihkan Rahim dengan Obat Herbal, Amankah?

Menurutnya, penyebab persalinan macet biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya, kondisi cephalopelvic disproportion (CPD) atau ukuran kepala janin lebih besar dibanding panggul ibunya. 

Lalu, proses lahiran menjadi terhambat karena kekuatan kontraksi rahim kurang, sehingga rahim tidak terbuka. Kondisi rahim retrofleksi (arah rahim terbalik) juga bisa memengaruhi.

Dilansir dari Healthline, obat pelunak leher rahim pada umumnya mengandung zat prostaglandin. 

Prostaglandin merupakan zat mirip hormon yang ada di dalam tubuh ibu. Fungsinya dapat membantu merangsang jaringan serviks atau bagian rahim bawah agar matang dan siap untuk melahirkan.

Dua obat prostaglandin utama yang digunakan saat ini yaitu: 

1. Dinoprostone

Obat pelunak rahim dinoprostone terbagi menjadi dua, yaitu prepidil dan cervidil

Prepidil merupakan obat pelunak leher rahim berbentuk gel. Biasanya, dokter akan mengoleskannya ke selaput serviks menggunakan aplikator untuk melunakkan jaringan serviks.

Sedangkan, cervidil berbentuk obat yang dimasukkan ke vagina atau di sebelah leher rahim. Anda perlu berbaring saat obat ditempatkan, lalu tetap dalam posisi itu selama dua jam setelah pemasangan. 

Prepidil dan cervidil biasanya memakan waktu 6-12 jam untuk melunakkan jaringan serviks, Namun, bila serviks masih belum juga matang, dokter mungkin akan memberikan dosis obat lain.

Penggunaan obat prepidil dan cervidil hanya boleh dilakukan oleh dokter atau bidan yang menangani Anda saat melahirkan.

Artikel Lainnya: Konsumsi 4 Makanan Ini Demi Rahim yang Sehat

2. Misoprostol

Obat pelunak leher rahim ini umumnya sama manfaatnya, yaitu membantu pematangan pada jaringan serviks agar persalinan dapat berjalan lancar.

Misoprostol biasanya diresepkan untuk mengobati sakit mag. Namun, obat tersebut juga telah terbukti bermanfaat dalam induksi persalinan. 

Berbeda dengan prepidil dan cervidil, misoprostol bisa digunakan di vagina atau secara oral. Nantinya, dokter akan meletakkan obat di bagian atas vagina setiap 3-4 jam untuk membantu mendorong persalinan. 

Kapan Perlu Obat Pelunak Leher Rahim untuk Ibu Hamil?

Menurut dr. Atika, penggunaan obat pelunak leher rahim harus dipertimbangkan oleh dokter. Penggunaannya biasanya diberikan saat menjelang persalinan.

Dilansir dari WebMD, obat ini tidak boleh digunakan bila Anda mengandung lebih dari satu bayi, persalinan sudah dimulai, atau ketuban pecah.

Sebelum menggunakan obat pelunak leher rahim, beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan Anda. 

Hal ini meliputi penyakit yang dialami seperti asma, infeksi di area vagina, operasi pada serviks atau dalam rahim, perdarahan vagina saat hamil, dan pernah operasi caesar sebelumnya.

Obat pelunak leher rahim harus digunakan hanya bila benar-benar dibutuhkan selama kehamilan. Diskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter kandungan Anda.

Artikel lainnya: 4 Fase Persalinan Normal yang Perlu Ibu Tahu

Meskipun dapat membantu persalinan, pelunak leher rahim pun bisa memberikan efek samping di antaranya:

  • Demam 
  • Mual
  • Muntah 
  • Diare
  • Sakit di bagian perut
  • Ruam kulit

Namun, Anda tidak perlu khawatir. Umumnya, efek samping yang muncul hanya bersifat sementara dan akan membaik seiring waktu. 

Kalau salah satu efek di atas bertahan atau memburuk, segera beritahu dokter atau bidan yang menangani Anda sebelumnya.

Dokter pada dasarnya meresepkan obat pelunak leher rahim karena dinilai manfaatnya lebih besar dibanding risiko efek samping yang diberikan. Banyak wanita yang juga menggunakan obat ini namun tidak memiliki efek samping serius.

Segera konsultasikan ke dokter bila mengalami efek samping seperti:

  • Kontraksi kuat yang sangat berlebihan.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada dan kebingungan.

Bila punya pertanyaan mengenai obat pelunak leher rahim, Anda bisa konsultasi dengan dokter kandungan melalui layanan Live Chat di Klikdokter. 

Mengetahui tahapan perkembangan janin juga bisa lebih mudah dengan Kalender Kehamilan. Jadi, Anda bisa bersiap-siap ketika memasuki momen menjelang melahirkan.

(FR/JKT) 

Persalinan

Konsultasi Dokter Terkait