Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatCovid-19Vaksin COVID-19 Tidak Picu Gangguan Kecemasan, Ini Faktanya
Covid-19

Vaksin COVID-19 Tidak Picu Gangguan Kecemasan, Ini Faktanya

Ayu Maharani, 25 Feb 2021

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Vaksin COVID-19 disebut-sebut bisa menjadi penyebab gangguan kecemasan pada sejumlah orang. Benar atau tidaknya, simak fakta medisnya di sini.

Vaksin COVID-19 Tidak Picu Gangguan Kecemasan, Ini Faktanya

Kerap disepelekan, gangguan kecemasan nyatanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang mengalaminya baik secara mental maupun fisik.

Sayangnya, perasaan negatif itu dipercaya bisa menghampiri orang yang habis diberikan vaksin COVID-19. Kok, bisa?

Vaksin COVID-19 Jadi Penyebab Gangguan Kecemasan?

Memang tidak ada yang patut dikhawatirkan dari KIPI vaksin COVID-19 di Indonesia. Karena, hingga kini efek samping yang benar-benar berkaitan dengan vaksin hanya demam, nyeri, atau bengkak sedikit di area suntik. Kondisi tersebut mirip efek samping jenis vaksin lain pada umumnya.

Dokter Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes mengatakan, ada kasus di luar gejala-gejala di atas yang diduga menjadi efek samping vaksin.

Ternyata, banyak ditemukan peserta yang cemas usai menerima vaksin covid. Mereka khawatir dan stres memikirkan bagaimana efek negatifnya terhadap tubuh.

“Bahkan, karena cemas berlebih, saya menerima laporan bahwa ada yang sampai kejang-kejang,” terang dr. Nadia dalam sebuah siaran yang diunggah di YouTube.

Untung saja, setelah diperiksa secara medis, kejadian tersebut tidak berkaitan dengan kandungan vaksin.

Menurut dr. Sara Elise Wijono, M.Res., ketakutan dan kecemasan berlebih terhadap vaksin bisa menyebabkan psikosomatis. Hal ini terbukti dari seorang peserta yang diketahui gemetar dan kejang setelah diberikan vaksinasi.

“Iya, hal semacam itu memang bisa menimbulkan psikosomatis. Karena, tanda-tandanya disertai dengan gejala fisik akibat pengaruh pikiran atau emosi,” jelas dr. Sara.

Dengan kata lain, pikiran dan emosi yang buruk mampu menyebabkan sesuatu yang seharusnya tidak ada menjadi ada.

Artikel Lainnya: Benarkah Kondisi Mental Pengaruhi Efektivitas Vaksin COVID-19?

Dokter Sara menjelaskan, “Biasanya, orang-orang ini cemas karena punya pemikiran yang macam-macam. Jadi, mengedukasi mereka bisa menjadi solusi terbaik.”

“Memang, vaksin COVID-19 ini hal baru dan banyak kabar ini-itu yang beredar. Jadi, ini bisa bikin cemas, apalagi bila mereka mendapatkan infonya dari sumber yang tidak tepercaya.”

Gejala psikosomatis akibat memikirkan hal buruk tentang vaksin bisa beragam, tidak selalu kejang atau gemetar.

Jika orang itu sedari awal punya gangguan seperti tukak lambung atau refluks asam lambung, maka kondisi itulah yang bisa kambuh.

Psikosomatis pun bisa memicu kekambuhan penyakit kulit seperti eksim. Jika kecemasannya tidak terkendali, maka bukan tak mungkin gejala eksim yang timbul akan lebih parah dari sebelumnya.

Kadang-kadang bukti fisik dari kekambuhan penyakit tidak terlihat jelas setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter.

Namun, semuanya dirasakan secara nyata oleh si penderita. Karena itulah, gangguan psikosomatis cukup susah dideteksi.

Artikel Lainnya: Penyintas COVID-19 Rentan Kena Gangguan Mental Ini!

Bolehkah Minum Obat Penenang Sebelum Terima Vaksin COVID-19?

Ilustrasi efek obat penenang

Rasa takut, cemas, dan curiga akan membawa dampak buruk bagi peserta vaksin virus corona. Untuk meminimalkan kondisi tersebut, sejumlah orang mungkin berpikir untuk minum obat penenang saja.

Namun, hal itu tidak direkomendasikan oleh dr. Sara. “Obat penenang membutuhkan resep dokter. Anda sangat tidak disarankan untuk membelinya secara mandiri.”

“Efek psikosomatis biasanya muncul setelah vaksin. Jadi, biarkan dokter yang mengawasi KIPI Anda dan memberikan perawatan yang tepat,” tegasnya.

Daripada membeli obat penenang dan berisiko menimbulkan masalah baru, lebih baik carilah alternatif lain.

Dokter Sara menyarankan untuk minum teh misalnya chamomile. Lalu, dark chocolate pun bisa dikonsumsi. Selain itu, olahraga, mendengarkan musik, menyaksikan acara kesukaan, atau metode lain yang bisa membuat Anda relaks bisa dilakukan.

Artikel lainnya: Bahaya Konsumsi Obat Penenang Berlebihan

Cobalah untuk meringankan kecemasan Anda dengan melihat tanggapan-tanggapan positif dari pihak yang sudah divaksinasi. Baca dan pilah info kesehatan dari sumber yang valid.

Dengan begitu, pikiran negatif akan berkurang dan psikosomatis pascavaksinasi covid tidak terjadi.

Vaksin COVID-19 bukan penyebab gangguan kecemasan. Bila ada pertanyaan seputar infeksi virus corona, konsultasi dengan dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.

(FR/AYU)

virus coronavaksinGangguan Kecemasan

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter