HomePsikologiKesehatan MentalHati-hati, Bullying Juga Bisa Terjadi Meski Sekolah di Rumah
Kesehatan Mental

Hati-hati, Bullying Juga Bisa Terjadi Meski Sekolah di Rumah

Krisna Octavianus Dwiputra, 21 Feb 2024

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bullying di sekolah memang umum terjadi. Akan tetapi, dalam masa sekolah di rumah seperti sekarang, masih bisakah perundungan terjadi?

Hati-hati, Bullying Juga Bisa Terjadi Meski Sekolah di Rumah

Saat ini artis dengan inisal VR ramai diperbincangkan oleh netizen, perihal dugaan anak pertamanya yang ikut dalam perundungan dan kekerasan bersama dengan sekelompok temannya terhadap adik kelas di sekolahnya.

Hingga saat ini, bullying masih menjadi salah satu masalah serius dalam dunia pendidikan Indonesia. Nyatanya perundungan antara siswa cukup sering ditemukan di sekolah, baik secara fisik maupun psikis.

Banyak yang merasa momen sekolah di rumah seperti sekarang dapat melindungi anak dari bullying. Melansir Very Well Family, online school bisa membuat anak-anak yang suka di-bully menjadi sedikit terbebas dari perundungan.

Orangtua pun tidak terlalu khawatir anaknya akan menjadi korban bullying teman-temannya dengan ada sistem pembelajaran jarak jauh seperti.

Namun, benarkah sekolah di rumah dapat sepenuhnya melindungi anak dari perundungan? Ternyata tidak, lho.

Anak Sekolah di Rumah, Bullying Masih Bisa Terjadi?

Rasanya selalu ada celah bagi kasus perundungan untuk tetap terjadi di mana saja. Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, jangan lupakan cyberbullying.

"Cyberbullying masih bisa terjadi saat sekolah online, karena banyak anak yang merasa bosan saat belajar online," ungkap psikolog Ikhsan.

Ketika bosan, pada akhirnya anak-anak mencari kegiatan yang bagi mereka menyenangkan. Beberapa contohnya seperti mengejek temannya saat belajar online, atau posting wajah anak lain yang sedang fokus belajar dan mengolok-oloknya.

Jadi, jangan selalu menganggap sekolah di rumah aman dari masalah perundungan. Pasalnya, semua bergantung pada perilaku anak-anak itu sendiri.

Bahkan, sekolah online bisa memiliki dampak yang lebih luas dan berbahaya. Misalnya, wajah anak yang kelelahan atau mengantuk terlihat lewat Zoom meeting, lalu dibuat screenshot atau screen capture dan dibagikan di media sosial.

Unggahan tersebut bisa saja tersebar luas. Nah, hal inilah yang dapat menghasilkan dampak buruk pada anak yang menjadi korban, terutama secara psikologis.

Tidak bisa dimungkiri, bullying dengan pemanfaatan media sosial memang bisa lebih berbahaya. Karena, area cakupannya luas dan sebuah konten dapat menyebar dengan mudah serta cepat.

Karena hal-hal seperti itulah, jangan anggap enteng potensi masalah perundungan ketika sekolah di rumah.

Artikel lainnya: Cegah Bullying, Ini yang Perlu Dilakukan Pihak Sekolah

Bagaimana Supaya Anak Bisa Bebas dari Bullying saat Sekolah di Rumah?

Disarankan, berbagai pihak diminta untuk tetap mengawasi masalah bullying dalam proses sekolah online. Orangtua, anak, guru, dan pihak-pihak sekolah lainnya harus memerhatikan isu ini dengan baik.

Namun, bullying memang sulit untuk benar-benar dihapuskan. Akan tetapi, psikolog Ikhsan mengatakan masalah ini tetap bisa dikurangi kejadiannya.

Menurutnya, pihak sekolah perlu memberikan edukasi mengenai bullying dan cyberbullying. "Tujuannya, agar mereka paham bentuk-bentuk bullying dan dampaknya," jelas psikolog muda itu.

Selain itu, pihak sekolah juga bisa menambahkan materi-materi tugas yang berhubungan dengan rasa menghormati dan menghargai sesama teman sebaya.

"Sebisa mungkin, dari guru sendiri sudah memberikan contoh untuk menghargai muridnya. Misalnya, murid yang salah tidak disalahi di depan teman-temannya, tapi diapresiasi terlebih dahulu baru diberitahu yang betulnya," ungkap Ikhsan.

Para guru pun perlu membantu muridnya menemukan cara untuk membangun harga diri. Dengan punya harga diri yang baik, anak bisa melawan bullying.

Artikel Lainnya: Pilihan Terapi Psikis untuk Anak Korban Bullying

Secara keseluruhan, tujuan utama dari upaya-upaya tersebut adalah agar siswa dapat belajar tentang pengalaman bullying yang pernah ada, tetapi tidak membiarkan hal itu menimpa dirinya.

Penting pula bagi sekolah untuk menyediakan guru bimbingan konseling (BK) sebagai bagian dari upaya menghentikan bullying.

Guru BK harus tetap membuka sesi konseling meski sekolah dilangsungkan secara online. Proses ini dilakukan untuk membicarakan apa yang anak rasakan, termasuk soal bullying.

Kita tidak bisa menutup mata dengan cyberbullying. Pihak sekolah dan semua yang terkait harus memerhatikan hal ini.

Sebisa mungkin awasi dan dampingi anak ketika sekolah di rumah. Ajak ia untuk bercerita dengan terbuka kepada Kamu mengenai apa yang terjadi selama proses belajar-mengajar.

Jika ada yang ingin ditanyakan tentang bullying, Kamu bisa konsultasi dengan psikolog atau buat janji dengan psikolog di KlikDokter.

Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu dengan rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.

Jika ingin belanja sehat bisa menggunakan KALStore, Kamu bisa beli dengan mudah tanpa harus keluar rumah!. Yuk, download aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store sekarang juga!

Bullyingkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait