Kesehatan Bayi

Penanganan dan Pengobatan COVID-19 Pada Bayi Baru Lahir

Tri Yuniwati Lestari, 09 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, termasuk bayi baru lahir. Lantas, bagaimana penanganan dan pengobatan COVID-19 pada bayi baru lahir?

Penanganan dan Pengobatan COVID-19 Pada Bayi Baru Lahir

Banyak yang mengira virus corona hanya menjangkiti orang dewasa. Namun nyatanya, bayi baru lahir juga dapat terinfeksi virus corona.

Data dari American Academy of Pediatric menyatakan sebanyak 2 hingga 5 persen bayi dinyatakan positif COVID-19 dalam waktu 24 hingga 96 jam setelah dilahirkan. Menurut laporan tersebut, bayi tertular dari ibunya yang juga diketahui positif COVID-19. 

Sama halnya dengan di Amerika. Dikutip dari berbagai media, kasus bayi baru lahir positif COVID-19 di antaranya juga ditemukan di Maluku dan di Sulawesi Utara. Lantas, bagaimana cara penularan COVID-19 kepada bayi baru lahir? Dan bagaimana perawatan dan penangan kepada bayi?

Bagaimana Bayi Baru Lahir Bisa Terkena COVID-19?

Dilansir dari John Hopkins Medicine, bayi yang baru lahir memang bisa tertular COVID-19. Rata-rata, penularan didapat dari ibu bayi yang sudah terpapar virus corona terlebih dahulu.

Namun, dr. Devia Irine Putri mengatakan, penularan hanya bisa terjadi saat bayi sudah dilahirkan, bukan terinfeksi sejak dari dalam kandungan.

“Bayi baru lahir yang positif COVID-19 diduga karena berkontak droplet dengan penderita. Droplet bisa terkena dari ibu bayi, orang yang membantu proses persalinan, atau selama perawatan di rumah sakit,” kata dr. Devia.

Artikel Lainnya: Bayi Lahir dengan Antibodi COVID-19? Ini Kata Dokter!

Sebagian besar kasus bayi baru lahir dan positif virus corona dilaporkan memiliki gejala ringan, bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali. 

Dilansir dari Mayo Clinic, saat terinfeksi COVID-19, bayi mungkin dapat mengalami masalah pernapasan. Sebab, sistem kekebalan tubuh mereka belum matang dan ukuran saluran udara di dalam tubuhnya juga lebih kecil.

Kendati begitu, menurut informasi dari Center for Disease Control and Prevention, neonatus (bayi berusia 28 hari atau kurang dari sebulan) yang positif COVID-19 juga bisa mengalami gejala berikut:

  • Demam
  • Lemah
  • Rinorea
  • Batuk
  • Takipnea
  • Muntah
  • Diare

Artikel Lainnya: Begini Kondisi Bayi yang Terinfeksi Virus Corona

Pemeriksaan yang Harus Dilakukan Pada Bayi yang Terkena COVID-19

Dokter Devia menjelaskan, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan kepada bayi yang terkonfirmasi positif COVID-19. Berikut daftarnya:

  • Setelah lahir, bayi harus dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU ) atau ruang perawatan intensif.
  • Bayi wajib menjalani pemeriksaan rontgen dada untuk memeriksa pneumonia.
  • Bayi wajib menjalani tes darah.
  • Bayi dapat menjalani pemeriksaan menyeluruh yang meliputi cek darah lengkap (leukosit, trombosit, hitung jenis sel darah putih) dan cek LED (Laju Endap Darah).
  • Menjalani pemeriksaan CRP atau C-reactive protein untuk mengetahui kadar protein C-reaktif dan prokalsitonin dalam darah.
  • Pemeriksaan gangguan koagulasi, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit, dan pemeriksaan lain sesuai kondisi bayi.

Kemudian, menurut buku saku protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, bayi baru lahir boleh dikembalikan kepada keluarga setelah menjalani tes swab RT-PCR sebanyak dua kali berturut-turut dan hasilnya negatif. Kedua tes swab harus dilakukan dengan jangka waktu minimal 24 jam.

Bila hasil tes swab RT-PCR bayi masih positif, pihak rumah sakit akan mempertimbangkan CT Value dan kondisi kesehatan bayi. Sesuai dengan buku saku dari Kemenkes, bayi boleh dipulangkan dengan catatan sebagai berikut:

  • Keluarga memahami Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) risiko penularan COVID-19.
  • Melakukan prosedur isolasi mandiri selama 10-14 hari.
  • Pihak rumah sakit tetap memantau tanda dan gejala yang dialami bayi, serta harus berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.

Artikel Lainnya: Selama Pandemi Virus Corona Jangan Menjenguk Bayi Dulu, Ini Alasannya

Pengobatan COVID-19 Pada Bayi Baru Lahir

Dijelaskan oleh dr. Devia, pemberian obat bagi bayi baru lahir yang positif COVID-19 harus sesuai dengan tatalaksana dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

“Untuk pengobatan tergantung dari kondisi klinis bayi. Terapi yang diberikan sifatnya suportif, meliputi terapi oksigen, terapi cairan, pemberian antibiotik. Obat parasetamol serta obat antivirus seperti oseltamivir juga dapat diberikan,” kata dr. Devia.

Tak hanya itu, dr. Devia mengatakan bahwa bayi yang positif COVID-19 harus dirawat atau berada terpisah dari ibunya. Untuk proses pemberian ASI juga disarankan melalui botol (memerah ASI).

Selama dirawat dan diisolasi secara khusus, ibu bayi yang juga positif COVID-19 tetap harus pakai masker selama memerah ASI. Ibu pun wajib mencuci tangan menggunakan air dan sabun selama 20 detik sebelum memerah. Sesudah memerah, pompa serta semua alat dan wadah ASI harus dibersihkan serta disterilisasi.

Ikuti terus perkembangan serta informasi pandemi COVID-19 dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter dan memanfaatkan layanan Live Chat.

(OVI/JKT)

Kesehatan Bayivirus corona

Konsultasi Dokter Terkait