Kesehatan Mental

Pseudobulbar Affect, Kondisi Menangis dan Tertawa Tanpa Sebab

Tri Yuniwati Lestari, 31 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda pernah atau bahkan sering menangis dan tertawa mendadak tanpa sebab? Kalau iya, jangan-jangan Anda alami pseudobulbar affect.

Pseudobulbar Affect, Kondisi Menangis dan Tertawa Tanpa Sebab

Anda pernah menonton film Joker? Kalau iya, tentu sudah tak asing dengan kebiasaan sang tokoh utama yang sering tertawa atau menangis tanpa sebab. Ternyata ini merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang disebut pseudobulbar affect.

Pengaruh pseudobulbar sering kali tidak terdeteksi atau disalahartikan sebagai depresi ataupun gangguan mood.

Nah, untuk lebih mengenal masalah kesehatan mental ini lebih jauh, simak penjelasan dari dokter dan psikolog berikut.

Pseudobulbar Affect, Penyebab dan Gejalanya

Pseudobulbar affect (PBA) adalah kondisi gangguan mental yang disebabkan oleh masalah neurologis.

Menurut para ahli, salah satu area pada otak yang dinilai bermasalah pada gangguan PBA adalah prefrontal cortex.

Prefrontal cortex merupakan bagian otak manusia yang terletak pada area kortikal pada otak bagian depan yang mengatur fungsi kognitif dan emosi.

Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, penyebab kerusakan pada prefrontal cortex antara lain akibat stroke, trauma benda keras, dan tumor.

“Kondisi gangguan otak lain juga bisa jadi penyebab pseudobulbar affect, misalnya multiple sklerosis, alzheimer, dan parkinson,” kata dr. Astrid.

Gejala yang muncul adalah respons emosi di luar kontrol seperti menangis atau tertawa tanpa sebab dan tiba-tiba.

Artikel Lainnya: Tertawa saat Tidur atau Hypnogely, Wajar atau Tidak? Ini Faktanya!

Selain tertawa dan menangis, penderita PBA juga sering memperlihatkan gejala seperti frustrasi dan marah.

Emosi yang meledak-ledak pada penderita PBA akan berlangsung singkat. Penderitanya akan kembali normal dalam hitungan menit. 

Sementara itu, dikutip dari Mayo Clinic, gejala menangis pada penderita pseudobulbar sering disalahartikan sebagai depresi

Bedanya, tangisan penderita PBA cenderung singkat (hitungan detik hingga menit), sedangkan perasaan sedih pada penderita berlangsung terus-menerus. 

Untuk memastikan jenis gangguan yang dialami, dijelaskan Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, penting bagi penderita untuk secara jelas dan konkret mendeskripsikan gejala yang dirasakan. 

“Dianjurkan juga untuk mencatat munculnya gejala dalam jurnal atau catatan pribadi. Pemeriksa pun bisa dengan jelas paham akan pola gejalanya,” kata Gracia.

Artikel Lainnya: 3 Alasan Anda Tidak Bisa Berhenti Menangis

Berbahayakah Kondisi Pseudobulbar Affect?

Dokter Astrid mengatakan, pseudobulbar affect sebenarnya tidak membahayakan jiwa penderitanya.

Hanya saja, emosi yang tidak terkontrol dapat memberikan efek psikologis tertentu pada penderitanya. 

“Sebenarnya, tidak ada komplikasi selain gejala episode yang parah. Komplikasi yang banyak dicantumkan biasanya seputar lanjutan dari seringnya episode kambuh, misalnya rasa malu, minder, depresi, dan lain-lain,” kata dr. Astrid.

Penanganan Pseudobulbar Affect

Pseudobulbar affect memang tidak bisa disembuhkan secara total. Pengobatan atau treatment yang diberikan dokter hanya untuk mengurangi gejala seperti tertawa atau menangis tanpa sebab.

“Tujuan terapi PBA bukan menyembuhkan total, tapi mengurangi episode dan keparahan tiap episode. Bisa dengan obat antidepresan, kombinasi dextrometorphan dengan quinidine sulfat, atau obat lainnya jika terapi lini pertama tidak direspons dengan baik oleh pasien,” kata dr Astrid.

Namun, dia menambahkan, jika muncul gejala psikologis lain akibat kondisi PBA dan mengganggu, disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog.

Artikel Lainnya: Jangan Ditahan, Ini Manfaat Sehat Menangis bagi Tubuh

Untuk membantu meredakan kecemasan yang dirasakan penderita PBA, ada beberapa langkah yang mungkin dapat diterapkan, di antaranya:

  • Bicaralah dengan orang-orang di sekitar Anda tentang gejala PBA yang dialami. Hal ini akan membantu mereka agar tidak terkejut atau bingung ketika Anda menangis atau tertawa tiba-tiba.
  • Tulis setiap episode Anda dalam buku harian, termasuk apa yang memicu dan berapa lama berlangsung. Ini akan memudahkan ketika Anda berkonsultasi dengan dokter.
  • Bicaralah dengan orang lain yang memiliki PBA. Mereka memahami seperti apa rasanya dan mungkin memiliki kiat lain yang dapat membantu Anda.
  • Jika Anda merasakan serangan tertawa atau menangis, ubah cara Anda duduk atau berdiri.
  • Bila gejala datang, cobalah bernapaslah perlahan dan dalam. Terus lakukan ini sampai Anda merasa sudah dapat mengendalikan emosi kembali.
  • Bersifat emosional dapat membuat otot Anda tegang. Merilekskan bahu dan dahi Anda setelah Anda sudah dapat mengontrol emosi kembali.

Anda saat ini sering menangis atau tertawa tanpa sebab? Jangan disepelekan. Segera cari tahu penyebab menangis tanpa sebab Anda dengan berkonsultasi kepada dokter dan psikolog.

Yuk, manfaatkan fitur LiveChat dari Klikdokter untuk bertanya langsung seputar masalah kesehatan kepada dokter.

(HNS/AYU)

Depresikesehatan mentalStroke

Konsultasi Dokter Terkait