HomePsikologiRelationshipTakut Berkomitmen dan Menikah? Mungkin Anda Gamophobia!
Relationship

Takut Berkomitmen dan Menikah? Mungkin Anda Gamophobia!

Ayu Maharani, 13 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ternyata ada orang yang fobia dengan komitmen dan pernikahan. Mereka adalah orang dengan gamophobia. Ini faktanya menurut psikolog.

Takut Berkomitmen dan Menikah? Mungkin Anda Gamophobia!

Sudah dekat atau berpacaran, tetapi orang tersebut takut berkomitmen dan menikah? Bukan berarti dia orang yang doyan main alias player, lho!

Faktanya, tidak ingin berkomitmen atau menikah merupakan tanda dari gamophobia. Tidak sedikit orang yang mengalami kondisi ini. Jangan-jangan, Anda salah satunya?

Mengenal Gamophobia dan Orang yang Paling Sering Mengalaminya

Gamophobia adalah ketakutan berlebih pada komitmen dan pernikahan. Orang dengan kondisi tersebut biasanya masih bisa dekat dan berpacaran dengan yang lain, namun enggan untuk melanjutkan ke tahap serius alias pernikahan.

Orang dengan gamophobia akan langsung gugup, berkeringat, detak jantungnya mendadak cepat dan kencang, bahkan merasa pusing ketika mendengar kata “pernikahan”.

Jadi, ketakutan yang dialami oleh orang dengan gamophobia bukan sekadar keengganan menikah karena belum siap.

Kondisi ini jauh lebih kompleks dan sebenarnya membutuhkan penanganan khusus dari tenaga profesional.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog, gamophobia lebih mungkin dialami oleh kaum hawa. Karena pada dasarnya, wanitalah yang lebih mungkin mengalami fobia secara umum.

Alasannya, kaum hawa rentan mengalami hal-hal traumatis. Mereka juga lebih mengandalkan emosi sehingga pengalaman yang tidak menyenangkan bisa sangat membekas di dalam dirinya.

Apa Penyebab Gamophobia?

Faktor penyebab gamophobia ada banyak. Misalnya, individu tersebut pernah melihat ada anggota keluarganya yang sudah menikah atau bahkan orang tuanya sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

“Atau simpelnya, mereka menikah tetapi tidak bahagia,” jelas Ikhsan.

Orang yang punya pengalaman gagal menjalin hubungan, padahal segala upaya untuk mempertahankannya sudah dilakukan, juga berisiko untuk mengalami kondisi tersebut.

Gamophobia umumnya disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, khususnya kombinasi antara pengalaman traumatis dan kepribadian orang itu sendiri.

Trauma memegang peranan penting terhadap munculnya fobia. Rasa kapok yang teramat sangat ditambah dengan kepribadian sensitif dan kurang berani mengambil risiko, pada akhirnya akan menghasilkan gamophobia.

Sekali pun bertemu dengan orang baik dan sebenarnya bisa menghasilkan hubungan ideal nan langgeng, mereka akan berupaya “kabur” atau mundur dari jenjang yang lebih serius.

Artikel Lainnya: Haruskah Percaya Lagi Pada Pasangan yang Pernah Selingkuh?

Apakah Orang Gamophobia Masih Bisa Mencintai secara Tulus?

Gamophobia berbeda dengan orang yang takut berkomitmen karena belum siap dan segala alasan klise lainnya.

Mereka yang player biasanya tidak mencintai secara tulus dan bisa langsung meninggalkan ketika apa yang dicarinya sudah didapatkan. Mereka pun akan dengan mudah mencari pengganti.

Sementara itu, pada orang dengan gamophobia, mereka masih bisa mencintai secara tulus meski tidak berani berkomitmen untuk serius.

“Orang dengan gamophobia masih bisa benar-benar mencintai seseorang, karena perasaan sayangnya itu melibatkan emosionalnya,” ucap Ikhsan.

“Sedangkan, ketakutannya yang tidak wajar terhadap pernikahan itu beda lagi alias tak ada hubungannya dengan pasangannya. Mereka cinta, tapi karena takut komitmen karena pengalaman buruk, (jadinya) enggan menikah,” tegasnya.

Artikel Lainnya: Tips dari Psikolog Agar Pernikahan Kedua Sukses dan Langgeng!

Apakah Orang dengan Gamophobia Bisa Berubah?

Ada saatnya orang yang punya pengalaman traumatis bertemu dengan orang yang tepat.  Mereka tetap rela menunggu sampai orang yang disayanginya itu mau menikahinya.

Apakah orang yang ditunggu bisa berubah pikiran? Bukankah trauma dan fobia susah hilang?

“Kalau soal mengubah diri jadi bisa berkomitmen atau tidak, ya bisa aja. Selama orang ini ada kemauan atau niat yang kuat dan sudah menemukan pasangan yang baik, hal itu bisa diwujudkan,” kata Ikhsan, menjawab pertanyaan.

“Akan tetapi, kalau sudah sampai fobia, baiknya butuh treatment dari psikolog untuk dicari tahu dulu akar penyebabnya,” saran Ikhsan.

Artikel Lainnya: Seberapa Penting Pemeriksaan HIV Sebelum Menikah?

Orang yang memiliki fobia juga lebih tinggi risikonya untuk memiliki penyakit fisik. Jadi, fobia tersebut memang mesti segera diatasi dengan beberapa opsi terapi, misalnya:

  • Terapi Perilaku

Di dalam terapi ini, Anda akan mengidentifikasi berbagai perilaku yang merusak diri sendiri dan mempraktikkan strategi tertentu untuk mengubahnya.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi ini membantu untuk melihat bagaimana pikiran seseorang mempengaruhi perilakunya. Terapis akan menyajikan rencana terstruktur dengan sejumlah sesi di awal.

Seiring berjalannya waktu, Anda akan belajar bagaimana cara mengubah pola pikir dan perilaku sehingga tak takut lagi akan pernikahan dan berkomitmen.

  • Terapi Psikodinamik

Dalam terapi ini, Anda bebas mengekspresikan perasaan terdalam tanpa takut dihakimi. Hal ini dapat membantu Anda memahami fobia dan bagaimana hal itu terjadi.

Terapi bicara dapat mencakup sesi individu, pasangan, atau kelompok.

Jadi, apakah Anda termasuk orang dengan gamophobia alias sangat takut berkomitmen dan menikah?

Jika, ya, sebaiknya segera lakukan konsultasi lebih lanjut kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

RelationshipFobia

Konsultasi Dokter Terkait