Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips ParentingJangan Terlalu Sering Memberi Hadiah kepada Anak, Ini Alasannya
Tips Parenting

Jangan Terlalu Sering Memberi Hadiah kepada Anak, Ini Alasannya

Ayu Maharani, 10 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Anda mungkin berpikir, sering memberi hadiah kepada anak akan memberikan dampak yang baik. Nyatanya, enggak juga lho! Berikut penjelasannya.

Jangan Terlalu Sering Memberi Hadiah kepada Anak, Ini Alasannya

Hadiah merupakan hal yang sangat disukai anak, terlebih yang sudah lama diidamkan. Kendati demikian, terlalu banyak dan sering memberi hadiah kepada anak tak selamanya berdampak baik bagi perkembangan psikologis mereka. Hal itu tentunya bukan sekadar asumsi.

Sean Grover, L.C.S.W., seorang Psikoterapis dan penulis When Kids Call the Shots: How to Seize Control from Your Darling Bully and Enjoy Being a Parent Again menjelaskan hal tersebut. Bukan cuma kepada anak, efek tak enaknya juga akan dirasakan orang tua. 

Kenapa Tak Perlu Terlalu Sering Memberi Hadiah ke Anak?

Menurut Grover, kebiasaan memberi hadiah secara berlebih dapat mengubah kepribadian anak Anda menjadi sosok yang tak pernah puas. Dalam artian, mereka berpotensi untuk tidak peduli terhadap apa yang sudah mereka miliki!

Selain itu, alasan lain yang menguatkan Anda untuk tak berlebihan memberikan hadiah kepada si Kecil, yakni:

  1. Meningkatkan Perilaku Destruktif

Keserakahan tentu saja bisa bermula dari masa kanak-kanak. Hal itu dibuktikan lewat sebuah penelitian dari University of Missouri, Amerika Serikat. 

Anak yang sering dihujani dengan hadiah dan permintaannya selalu dipenuhi rentan terlibat utang, perjudian, dan belanja kompulsif saat dewasa. Kebiasaan berlebih itu akan meningkatkan “rasa lapar” yang tak pernah terpuaskan. 

Artikel lainnya: Inilah Berbagai Alasan Pentingnya Apresiasi Anak

  1. Menurunkan Harga Diri Mereka

Harga diri sebenarnya berakar pada identitas yang kuat, bukan materialisme. Penelitian menunjukkan, tidak ada hubungan antara banyaknya harta benda yang dimiliki, harga diri, dan kebahagiaan. 

Anak-anak yang punya lebih sedikit harta benda, tapi memiliki hubungan positif dengan orang tua dan teman sebaya, mendapat nilai lebih tinggi pada tes penilaian harga diri.

Mereka juga tidak memiliki masalah perilaku dan menunjukkan lebih banyak ketahanan mental daripada anak-anak yang dimanja.

  1. Merampas Kebahagiaan Sejati Anak-anak

Memberikan hadiah dan apresiasi secukupnya bisa membantu anak mengembangkan kemurahan hati serta menumbuhkan kebahagiaan yang sejati.

Anak-anak yang hanya terus-menerus menerima hadiah tanpa dilatih untuk ikut memberi, cenderung tumbuh menjadi egois dan kurang empati.

Artikel lainnya: Memberi Hadiah untuk Anak Memiliki Manfaat Psikologis

  1. Menyamakan Kasih Sayang dengan Hadiah

Bagian ini sebenarnya masih berkaitan dengan kebahagiaan sejati. Mereka yang terbiasa menerima hadiah jadi tidak bisa membedakan mana yang benar-benar sayang dengan mereka (tulus) dan mana yang tidak. 

Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog menegaskan, “Orang tua perlu memahami bahwa hadiah bukanlah satu-satunya bentuk kasih sayang untuk memenuhi kebutuhan emosional anak.” 

Dia menambahkan, orang tua masih bisa memberikan kasih sayang secara verbal. Atau bisa juga dengan mengelus, memuji, mendukung, menemani, dan melindungi.

  1. Mengeksploitasi dan Suka Menuntut

Ada kalanya kondisi keuangan keluarga tidak baik atau pas-pasan. Anak-anak yang terbiasa dimanja dan sering dibelikan ini itu biasanya akan lebih susah menerima hal tersebut. 

Tak menutup kemungkinan dia akan memanipulasi dan menuntut banyak hal meskipun orang tuanya sudah tidak mampu lagi. Jika anak tahu bahwa orang tuanya tak mampu, dia akan malu. 

Artikel Lainnya: Anak Percaya Sinterklas Saat Natal, Bikin Mental Sehat

Tips Memberikan Hadiah untuk Anak secara Bijak

Psikolog Gracia menekankan bahwa segala yang berlebihan itu tidak baik. “Anda wajib menentukan batasan yang cukup untuk mewakili bentuk kasih sayang orang tua ke anak. Tidak perlu terus-menerus memuji atau memberi hadiah,” kata dia. 

Hal ini penting agar anak juga belajar, kapan mereka pantas dan layak mendapatkan apresiasi semacam itu.

Adapun tips memberikan hadiah untuk anak secara bijak yang direkomendasikan oleh psikolog, antara lain:

  • Hadiah Hanya Diberikan di Momen Penting

Yang pertama, tentukan waktunya. Akan lebih baik jika hadiah diberikan ketika dia sedang berada di momen penting. Momen-momen yang bisa masuk kategori itu seperti, saat ulang tahun, saat jadi juara, atau berhasil masuk ke sekolah favoritnya.

Sisanya, misalkan dia dapat nilai bagus, bisa menjaga adik, atau membantu membereskan rumah, cukup berikan pujian. 

  • Jika Memungkinkan, Berikan Hadiah Buatan Sendiri

Cobalah untuk meluangkan waktu untuk membuat hadiah itu sendiri. Dengan begitu ada curahan emosional dan keterikatan di dalamnya.

Anak juga bisa belajar menghargai usaha seseorang. Dia pun menjadi paham bahwa niat, usaha, dan pengorbanan waktu lebih berharga daripada mahalnya sebuah barang yang dijual di toko mainan. 

Artikel lainnya: Bagaimana Orang Tua Sebaiknya Memberi Kebebasan pada Anak?

  • Jika Memungkinkan, Beri Hadiah Berupa Pengalaman Baru

Tak melulu benda, orang tua juga bisa memberikan hadiah berupa pengalaman yang bermanfaat. Misalkan, ketika ulang tahun, Anda bisa mengajaknya berkemah dan mengenal alam. 

Membangun tenda dan masak bersama di sana juga bisa melatih kerja sama. Keliling pameran, museum, atau ke tempat kesenian sambil bikin video atau belajar memotret juga bisa dilakukan. 

  • Ajarkan juga Memberi

Anak yang orang tuanya selalu mendorong untuk memberi kepada orang lain akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat tapi tetap berempati. Sekali lagi, hadiah tak mesti benda.

Pengalaman justru kadang lebih bermanfaat. Anda bisa memberikannya kesempatan untuk menjadi seorang volunteer di berbagai kegiatan sosial. 

Kini Anda sudah mengetahui pentingnya untuk tidak terus-menerus memberikan hadiah kepada anak secara berlebihan. Pastikan porsi dan timing pemberian hadiah untuk si kecil tepat.

Masih ada pertanyaan seputar pola asuh dan kesehatan anak? Konsultasi kepada psikolog dan dokter kami lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter

[HNS/JKT]

pola asuh

Konsultasi Dokter Terkait