HomeInfo SehatCovid-19Hati-hati, Efek Echo Chamber Saat Pandemi COVID-19!
Covid-19

Hati-hati, Efek Echo Chamber Saat Pandemi COVID-19!

Ayu Maharani, 07 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sadar atau tidak, efek echo chamber dirasakan sebagian orang di masa pandemi virus corona. Lantas, apa sih sebenarnya echo chamber itu?

Hati-hati, Efek Echo Chamber Saat Pandemi COVID-19!

Tak terasa, wabah COVID-19 di dunia sudah terjadi hampir setahun. Di Indonesia sendiri, wabah ini terjadi sekitar awal Maret 2020. Karena itulah, pembahasan kasus virus corona di bulan Desember ini bukanlah hal baru.

Meski kasusnya sendiri sudah tak asing lagi, pernahkah Anda mendengar tentang efek echo chamber di masa pandemi? Kondisi ini ternyata dapat menghasilkan dampak tersendiri bagi masyarakat, lho. Yuk, cari tahu alasannya di sini!

 

Apa Itu Efek Echo Chamber?

Topik ini dipopulerkan di dunia maya oleh Pandemic Talks. Mereka menanggapi soal kebiasaan sebagian orang yang kini mulai tak mau percaya pendapat sains tentang COVID-19.

Mereka hanya mau menerima gagasan yang mereka yakini alias yang sepaham saja. Mereka juga hanya mau berkomunikasi dan berkumpul dengan orang-orang yang sepemikiran. Bila ada yang berbeda, langsung dicuekin!

Nah, fenomena tersebut yang dinamakan efek echo chamber atau efek ruang gema di masa pandemi virus corona. Kenapa dinamakan begitu?

Analoginya, saat kita teriak di sebuah ruangan luas atau gua, suara kita akan terpantul lagi dan memenuhi ruang tersebut. Kita jadi terjebak di dalam situ dan sulit menerima suara-suara lain.

Lewat akun Instagram-nya, Pandemic Talks menjelaskan ada tiga jenis efek echo chamber yang terlanjur terjadi, yaitu:

  • Penganut teori konspirasi
  • Percaya COVID-19, tapi dianggap tidak terlalu menyeramkan
  • Benar-benar tidak peduli dengan apa yang terjadi

Karena terjebak di “ruang gema”, pertukaran informasi hanya itu-itu saja sesuai dengan kelompok mereka. Tidak ada informasi baru yang diserap. Kalaupun ada, itu pun yang sesuai dengan “selera” mereka saja.

Artikel Lainnya: Sempat Dilarang, Kini Ibuprofen Bisa Jadi Kunci Obat Virus Corona

Penyebab Fenomena Echo Chamber di Masa Pandemi

Sementara itu, menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, efek echo chamber dalam dunia psikologi disebut confirmation bias.

“Sifat dari confirmation bias ini berasal dari proses kognitif kita dalam mengolah informasi yang kita baca atau dengar,” kata psikolog yang kerap disapa Ivon itu.

Psikolog Ivon berpendapat, ada beberapa faktor yang membuat seseorang mengalami confirmation bias, antara lain:

  • Karakter atau Kepribadian

“Orang yang cemas biasanya akan lebih mudah percaya dengan informasi yang bertentangan dengan apa yang ia yakini atau harapkan,” jelasnya.

“Sedangkan, orang yang kepercayaan dirinya terlampau tinggi atau overconfidence cenderung mudah menentang hal-hal yang tidak sejalan dengan apa yang diyakini.”

  • Pengalaman dan Hal yang Terjadi di Sekitar

Kedua hal ini juga sangat memengaruhi. Bila seseorang punya pengalaman tidak terinfeksi virus corona padahal teman-teman sekitarnya terinfeksi, bukan tak mungkin ia jadi merasa kebal dan menganggap enteng penyakit tersebut.

Selain itu, bisa juga ia pernah terinfeksi tapi tanpa gejala sama sekali. Akhirnya, ia memengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk biasa-biasa saja dengan COVID-19.

Artikel Lainnya: Mungkinkah Ada Orang yang Kebal Virus Corona? Ini Faktanya!

  • Personal Values

Hal yang termasuk personal values beberapa di antaranya adalah budaya, agama, dan prioritas aspek dalam hidup.

Tak sedikit orang yang memasrahkan diri dan tak takut dengan kondisi yang ada karena kedua faktor tersebut.

Memasrahkan diri sambil tetap melakukan protokol kesehatan memang baik. Tapi, ada juga yang langsung takabur dan merasa kebal.

  • Kestabilan Emosi

Psikolog Ivon mengatakan, “Contohnya, orang yang sedang marah cenderung makin defensif dan berusaha untuk mencari pembenaran atas apa yang ia yakini.”

Kita ambil contoh, ada orang yang kehilangan orang yang disayangi karena COVID-19. Kekecewaannya akan membuat ia marah dan menyalahkan kondisi tersebut.

Alhasil, ia mungkin jadi lebih sulit menerima berbagai informasi yang seakan menilai COVID-19 bukan sesuatu yang perlu sangat ditakuti.

Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya

Dampak dan Cara Terhindar dari Echo Chamber saat Pandemi

Dampak utama dari fenomena ini adalah kesulitan mengendalikan angka kasus infeksi. Efek echo chamber membuat beberapa kelompok masyarakat tidak terlalu peduli dengan protokol kesehatan.

Kasus infeksi virus corona yang sulit dikontrol akan membuat tenaga medis dan fasilitas kesehatan ambruk. Aspek kehidupan lain pun ikut terpengaruh, misalkan lingkungan dan ekonomi.

Kabar baiknya, fenomena echo chamber ini dapat dihindari. Beberapa langkah yang bisa Anda terapkan untuk mencegah terjebak di “ruang gema” tersebut yaitu:

  • Belajar Terbuka dan Saling Memahami

“Fenomena ini memang sulit dihindari atau dihilangkan. Tapi, bisa dibantu dengan mengingatkan dan mengarahkan diri sendiri untuk selalu terbuka sebelum membuat penilaian. Pahami sisi lainnya juga,” saran Ivon.

“Lalu, saat sudah membuat penilaian, jangan jadi tertutup terhadap berbagai hal baru.”

  • Menerima Perbedaan Pendapat dan Perilaku

Ada orang yang terus mengutamakan keselamatan dan kesehatan untuk menghindari infeksi virus corona dengan tidak sama sekali pergi keluar rumah bila tidak diperlukan. Di sisi lain, ada juga orang yang menilai dan melakukan hal yang sebaliknya.

“Benar atau salah cuma bisa dipastikan dari bagaimana mereka tetap mematuhi protokol kesehatan. Itu jelas ada aturannya,” terangnya.

  • Update Lagi Pengetahuan Anda

Terus perbanyak pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang terjadi. Cari sumber informasi yang valid. Selalu konfirmasi lagi pemahaman Anda.

Challenge pemahaman dan pandangan Anda dengan informasi yang bertentangan. Dengan begitu, Anda bisa menjadi lebih bijak dalam berpendapat dan bersikap,” pungkas Ivon.

Itu dia penjelasan tentang efek echo chamber di masa pandemi virus corona. Bila ada pertanyaan seputar COVID-19 atau keluhan kesehatan lain, konsultasi dengan dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait