Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumMengenal Virus Chapare yang Menyebabkan Kematian di Bolivia
Kesehatan Umum

Mengenal Virus Chapare yang Menyebabkan Kematian di Bolivia

Tamara Anastasia, 21 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Belum selesai dengan virus corona, kini muncul lagi virus Chapare yang mematikan di Bolivia. Apa saja yang harus diketahui tentang virus tersebut.

Mengenal Virus Chapare yang Menyebabkan Kematian di Bolivia

Belum selesai dengan pandemi virus corona yang menginvasi di dunia, kini muncul lagi virus Chapare di Bolivia. Para peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa virus Chapare bisa menular dari manusia ke manusia. 

Peneliti pun mengatakan penyakit ini merupakan salah satu virus yang langka. Untuk tahu informasi selengkapnya, simak ulasan di bawah ini. 

Mengenal Virus Chapare

Mengutip laman resmi CDC, Chapare hemorrhagic fever (CHHF) adalah demam berdarah yang disebabkan oleh infeksi virus Chapare. Nama virus diambil dari daerah pertama kali ditemukannya penyakit ini, yaitu di Chapare, wilayah Timur Lapaz, Bolivia. 

Virus Chapare termasuk ke dalam keluarga arenavirus. Arenavirus biasanya menyebar ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Sampai saat ini, sudah ada dua wabah CHHF yang terjadi di Bolivia. Wabah pertama terjadi pada tahun 2003 di provinsi Chapare dan mengakibatkan satu kasus kematian. Wabah kedua terjadi pada tahun 2019 di Provinsi Caranavi yang mengakibatkan lima kasus terkonfirmasi dan tiga pasien di antaranya meninggal dunia. 

Meskipun kemunculan virus ini belum diketahui pasti dari mana, tapi arenavirus umumnya ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan air liur, urin, dan kotoran hewan pengerat yang terinfeksi. 

Misalnya, kontak langsung termasuk dari gigitan dan cakaran hewan pengerat. Sedangkan contoh kontak tidak langsung bisa disebabkan karena seseorang 

menghirup partikel virus yang telah tercampur ke udara. 

Artikel Lainnya: Waspada, Kekebalan terhadap Virus Corona Bertahan Beberapa Bulan Saja!

Menelan makanan yang terkontaminasi urin, liur, atau kotoran hewan yang terinfeksi juga termasuk ke dalam penularan virus secara tak langsung. 

Kemudian, orang yang terinfeksi virus dapat menyebarkan penyakit tersebut kepada orang lain. Contohnya, penularan dapat terjadi ketika kita berkontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Lalu, kita juga dapat tertular saat menghirup aerosol cairan dari tubuh orang yang terinfeksi virus Chapare. 

Beberapa peneliti menduga bahwa virus ini berasal dari tikus, dan karena kasus infeksi virus Chapare yang dilaporkan baru sedikit. Diperlukan lebih banyak penelitian lanjutan untuk memahami penyakit ini. 

Menanggapi hal ini, dr. Alvin Nursalim, Sp. PD juga sependapat. Menurutnya, masih sangat sedikit penelitian tentang virus Chapare. Ilmuwan dan dokter masih membutuhkan penelitian lanjutan, terlebih jika penyakit ini benar-benar mematikan dan dapat menularkan ke manusia dengan cepat. 

Artikel Lainnya: Waspada Virus Influenza A-H1N1 di Indonesia

Gejala dan Penanganan Virus Chapare

Gejala terinfeksi virus Chapare sendiri sebenarnya mirip dengan gejala demam berdarah. Masa inkubasi virus Chapare dalam tubuh antara 4 sampai 21 hari setelah penderita terinfeksi. Beberapa gejala yang dapat muncul di antaranya seperti: 

  • Demam 
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi dan otot
  • Sakit di bagian mata belakang 
  • Sakit perut 
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Gusi berdarah

Jika seseorang dinyatakan positif virus Chapare, maka hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisinya adalah dengan:

  • Memberikan pasien cukup air agar tidak terjadi dehidrasi
  • Diberikan obat antinyeri jika tubuh mengalami sakit yang parah.
  • Pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi dan memenuhi kebutuhan nutrisi.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang sesuai gejala.
  • Istirahat yang cukup agar tubuh lekas pulih.

Karena baru ada dua laporan kasus terkait virus Chapare, maka faktor kematian dan risiko kematiannya masih belum diketahui pasti. 

Namun, pasien yang sudah pulih dilaporkan masih membawa virus Chapare di dalam darah, air liur, urin, atau air mani dari tubuhnya selama berbulan-bulan. Maka itu, dibutuhkan pengawasan dan karantina yang ketat kepada penderita virus Chapare. 

Artikel Lainnya: Kenali Gejala Flu Hong Kong 

Pencegahan Virus Chapare

Walaupun virus ini masih sangat langka, bukan berarti Anda bisa mengabaikannya. Tindakan pencegahan tetap harus dilakukan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari virus Chapare: 

  • Hindari berkontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama hewan pengerat.
  • Tutup lubang yang menghubungkan bagian dalam rumah dengan got atau selokan.
  • Pastikan rumah bersih dari hewan tikus (hewan yang diyakini sebagai pembawa virus Chapare).
  • Pastikan rumah tetap bersih dari berbagai macam bulu atau kotoran binatang.
  • Jangan menyentuh kotoran, urin, dan air liur binatang. Jika memang ingin dibersihkan, silahkan gunakan masker dan sarung tangan agar tidak berkontak dan menghirup kotoran. Setelah itu, pel dan semprot rumah dengan cairan desinfektan.

Kasus dan penelitian virus Chapare masih tergolong sangat sedikit. Akan tetapi, bukan berarti Anda bisa meremehkan keberadaan virus ini. Lakukan tindakan pencegahan di atas, dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejalanya. Cari tahu informasi tentang kesehatan lainnya di aplikasi Klikdokter, ya!

(OVI/JKT)

Virus Chapare

Konsultasi Dokter Terkait