HomeIbu Dan anakKehamilanRisiko Terapi Bekam bagi Ibu Hamil
Kehamilan

Risiko Terapi Bekam bagi Ibu Hamil

Tamara Anastasia, 17 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Karena dilarang minum berbagai macam obat, ibu hamil jadi lakukan bekam untuk atasi nyeri di badannya. Bolehkah hal ini dilakukan?

Risiko Terapi Bekam bagi Ibu Hamil

Selama masa kehamilan, ibu diminta untuk tidak minum sembarang obat karena bisa  berdampak buruk bagi kesehatan janin. Sebagai gantinya, ibu hamil beralih ke metode pengobatan tradisional, seperti bekam, untuk meredakan beberapa gejala penyakit yang dialaminya.

Namun, apakah bekam aman dan boleh dilakukan saat hamil? Untuk tahu boleh atau tidak melakukan bekam saat hamil, simak apa kata dokter lewat pembahasan berikut ini.

Sekilas Tentang Terapi Bekam

Bekam adalah salah satu terapi tradisional yang sudah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Bekam sendiri merupakan praktik kesehatan yang sudah dilakukan di berbagai belahan dunia, salah satunya seperti di China.

Cara kerja pengobatan tradisional ini bisa dibilang mirip dengan alat vakum. Terapis bekam akan menggunakan wadah atau gelas kecil khusus yang berfungsi untuk ‘menyedot’ beberapa bagian tubuh. Dengan cara ini, terapi bekam diyakini dapat melancarkan peredaran darah.

Anda bisa melakukan pengobatan tradisional ini di bagian tubuh mana pun. Akan tetapi, pundak, punggung, dan leher merupakan bagian tubuh yang paling sering dibekam oleh terapis.

Artikel Lainnya: Mengenal Efek Samping Terapi Bekam

Ada dua jenis bekam yang mungkin bisa Anda lakukan, yakni bekam kering dan bekam basah. Apa maksudnya?

  • Bekam Kering

Terapi bekam kering dilakukan dengan menggunakan wadah atau cawan kecil. Sebelum diletakan di kulit, cawan bekam akan dipanaskan terlebih dahulu. Proses pemanasan cawan akan dilakukan dengan memasukan beberapa bahan yang mudah terbakar, seperti kertas, ramuan-ramuan herbal, atau alkohol.

Ketika api sudah mulai padam, terapis akan meletakkan cawan yang posisinya sudah dibalik, tepat di atas kulit Anda. Nantinya, cawan akan dibiarkan menempel di kulit selama 5-10 menit lalu diangkat.

  • Bekam Basah

Hampir sama seperti yang kering, bekam basah juga menggunakan cawan kecil sebagai alat terapinya. Namun, cawan bekam basah ini dilakukan dengan menggunakan pompa karet.

Setelah berhasil dibekam, kulit akan ditusuk guna mengeluarkan darah dari bagian tubuh yang diterapi. Setelah keluar, darah akan ditampung dan dipercaya sebagai darah kotor yang menyebabkan penyakit.

Artikel Lainnya: Benarkah Bekam Efektif Atasi Hipertensi?

Lalu, Bolehkah Ibu Hamil Dibekam?

Melansir Healthline, terapi bekam memang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya saja, bekam diyakini dapat meredakan nyeri otot atau punggung bagi beberapa orang.

Bahkan, sebuah studi di tahun 2012 mengatakan bekam bisa mengatasi permasalahan seperti jerawat, kelumpuhan wajah, herniasi lumbal, batuk, dan spondylosis serviks.

Kendati begitu, sampai saat ini peneliti tetap menemukan lebih banyak efek samping yang muncul ketimbang manfaat kesehatan dari bekam itu sendiri.

Dokter Dyah Novita Anggraini atau akrab disapa dr. Vita pun tidak menyarankan ibu melakukan terapi bekam saat hamil. Sebab, ada beberapa risiko yang bisa muncul saat tubuh ibu dibekam.

Artikel Lainnya: Efektivitas Terapi Gurah untuk Atasi Sinusitis

“Tidak disarankan melakukan bekam karena ibu hamil memiliki kulit yang sensitif dan rentan mengalami infeksi. Bekam itu, kan, metode seperti vacum yang di mana kulit ibu hamil akan diisap dan jika ada tindakan pengeluaran darah ini nantinya bisa meningkatkan risiko infeksi,” ujar dr. Vita.

Efek samping bekam sendiri bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, sensasi terbakar, mual, dan pigmentasi di bagian kulit yang diterapi. Maka itu, ibu hamil sangat tidak disarankan untuk melakukan terapi bekam.

Dokter Vita juga menjelaskan alasan lain kenapa ibu hamil tidak boleh dibekam. Menurutnya, selain meningkatkan risiko infeksi, alat bekam yang digunakan belum tentu steril. Bahkan, tak jarang si terapis belum paham efek samping bekam apa yang bisa dialami ibu hamil.

“Maka itu, jika memang ibu hamil sedang tidak enak badan atau mengalami nyeri di beberapa bagian tubuhnya, ibu diminta langsung pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman dari tim medis,” tambah dr. Vita.

Nah, kini Anda sudah tahu bahwa ibu tidak boleh melakukan terapi bekam saat hamil. Jangan langsung memilih metode pengobatan tradisional jika belum tau efek sampingnya.

Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan terapi bekam- agar kondisi kesehatan ibu maupun janin tetap terjaga. Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan konsultasi ke dokter lewat fitur Live Chat atau baca artikelnya di aplikasi Klikdokter.

(OVI/JKT)

Pengobatan alternatif

Konsultasi Dokter Terkait