Mata

Mengenal Sifilis Okuler, Sifilis yang Terjadi pada Mata

Ayu Maharani, 05 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak cuma menyerang alat kelamin, sifilis ternyata juga bisa menyerang mata. Kenali agar Anda terhindar dari penyakit sifilis okuler ini!

Mengenal Sifilis Okuler, Sifilis yang Terjadi pada Mata

Penyakit menular seksual sifilis bukanlah hal yang baru. Badan Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2016 pernah melaporkan, setidaknya ada 6,3 juta kasus sifilis di dunia.

Hal pertama yang mungkin Anda pikiran ketika mendengar istilah sifilis adalah penyakit yang hanya terjadi di kelamin.

Padahal, sifilis juga bisa terjadi di mata, lho. Kondisi ini dikenal medis dengan sebutan sifilis okuler.

Sifilis Okuler, Tahap Tersier dari Infeksi Sifilis

Ada empat tahapan ketika seseorang terinfeksi bakteri Treponema pallidum penyebab sifilis lewat kontak seksual.

  1. Tahap yang pertama adalah munculnya luka di sekitar alat kelamin yang tidak nyeri (chancre). Jika tidak segera diobati, infeksinya akan berlanjut ke tahap yang kedua.
  2. Dalam tahap dua, mulai muncul luka di bagian tubuh lain. Misalnya, bibir dan mulut.

Gejala yang timbul dapat pula disertai ruam, demam, kelenjar getah bening bengkak, sakit tenggorokan, berat badan menurun, mudah lelah, dan rambut rontok.

  1. Apabila tahap kedua tidak diobati, penyakit akan beralih ke tahap laten. Di tahap ini, sifilis sudah berlangsung selama 12 bulan dan akan menetap bertahun-tahun di tubuh penderitanya.
  1. Ketika bertahun-tahun tidak diurus, sifilis menuju ke tahap terakhir. Ini dikenal dengan tahap tersier.

Dalam tahap inilah, sifilis memengaruhi berbagai organ, seperti otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, sendi, saraf, bahkan mata.

Bagaimana Gejala Sifilis Okuler?

Berdasarkan dr. Valda Garcia, sifilis memang terbukti dapat menyerang berbagai organ tubuh secara sistemik, termasuk mata.

“Penyakit ini juga terkenal sebagai great imitator (peniru ulung). Sehingga, kita suka rancu sama penyakit lain,” jelasnya.

Sifilis okuler dapat melibatkan hampir semua struktur mata. Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala yang ditimbulkan adalah perubahan penglihatan, penurunan ketajaman penglihatan, hingga kebutaan permanen.

“Sebenarnya, gejala dari sifilis okuler ini sangat beragam. Bisa berupa mata merah sampai penglihatan yang buram. Jika ada perubahan penglihatan, berarti media refraksi dan saraf matanya sudah kena,” kata dr. Valda, melengkapi penjelasan.

Apakah sifilis di mata dapat menyebabkan perlukaan, seperti halnya sifilis kelamin? Menurut dr. Valda, luka sifilis biasanya tidak ditemukan di area mata.

“Sifilis okuler sifatnya lebih ke peradangan. Kalau infeksinya sudah sampai kena bagian mata, (gejala) yang menonjol adalah mata merah,” terangnya.

Artikel Lainnya: Tips Berhubungan Seks untuk Pasangan dengan Penyakit Menular Seksual

Bagaimana Diagnosis Sifilis Okuler?

Untuk mendiagnosis sifilis di mata, dokter terlebih dahulu akan menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

“Lalu dicari juga, apakah ada faktor risiko tertentu yang memang mengarah ke sifilis,” kata dr. Valda.

Adapun hal-hal lain yang perlu dicari tahu sebagai bahan diagnosis sifilis pada mata menurut CDC, yaitu:

  • Apakah pasien merupakan kelompok LSL (lelaki seks dengan lelaki), pasien dengan infeksi HIV, atau orang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual?

Jika, ya, gejala gangguan penglihatan yang dirasakan pasien punya potensi yang lebih besar untuk mengarah ke sifilis okuler.

  • Pasien bisa direkomendasikan untuk menerima tes HIV jika statusnya masih belum diketahui atau sebelumnya HIV-negatif.
  • Pasien yang sudah diketahui memiliki penyakit menular seksual dengan keluhan mata harus segera mendapatkan evaluasi oftalmologi. Ini merupakan pemeriksaan retina, cakram optik, dan pembuluh darah.
  • Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF) juga bisa dilakukan untuk mendukung diagnosis sifilis okuler.

Artikel Lainnya: Daftar Infeksi Menular Seksual yang Sangat Berbahaya

Bagaimana Pengobatan Sifilis pada Mata?

Untuk cara mengatasi sifilis yang terjadi di organ mata, dr. Valda mengatakan bahwa antibiotik dan steroid akan diberikan oleh dokter.

“Kombinasi obat-obatnya juga bisa tergantung pertimbangan dokter spesialis mata yang menangani,” tambah dr. Valda.

Studi yang dipublikasikan tahun 2019 dalam jurnal Cureus menyebut, sembilan pasien sifilis okuler diobati dengan benzilpenisilin intravena dan satu pasien lainnya menerima suntikan penisilin intramuskular. Hasilnya, hampir semua pasien mengalami peningkatan ketajaman visual.

Kendati begitu, karena sifilis pada mata termasuk penyakit yang serius, penderita disarankan untuk tidak melakukan pengobatan secara mandiri. Ini bertujuan untuk mencegah efek samping merugikan.

Bila masih ada pertanyaan seputar sifilis okuler, penyakit menular seksual, atau gangguan pada mata, langsung saja konsultasikan kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

sifilis

Konsultasi Dokter Terkait