Harus Waspada, Ini Risiko Kesehatan Cacar Api pada Ibu Hamil

Kehamilan menjadi masa yang membahagiakan sekaligus rentan bagi ibu dan janinnya. Berbagai risiko penyakit bisa saja terjadi, salah satunya terinfeksi cacar api.

Perlu diketahui, cacar api berbeda dengan cacar air. Seseorang yang terkena cacar api umumnya memiliki lenting atau ruam lebih besar di kulit!

Agar bisa segera didiagnosis dan diberikan penanganan lebih lanjut, simak bahaya cacar api jika dialami ibu hamil lewat ulasan berikut ini.

Menurut dr. Dyah Novita Anggraini cacar api rentan menginfeksi ibu hamil yang punya kekebalan tubuh rendah. Risiko yang ditimbulkan dari infeksi cacar api bermacam-macam, tergantung usia kehamilan ibu.

“Cacar api kalau terkena di bawah usia kehamilan 26 minggu ada risiko terjadi keguguran. Di trimester kedua, tidak ada risiko kepada janin,” jelas tenaga medis yang akrab disapa dr. Vita.

“Namun, jika terkena di trimester ketiga terutama 6 minggu terakhir, risiko (janin) tertular sangat tinggi,” dia menambahkan.

Sementara itu, dilansir dari WebMD, cacar api (herpes zoster) sebetulnya jarang terjadi saat masa kehamilan.

Apabila ibu hamil terinfeksi, biasanya dapat segera ditangani. Namun, dengan catatan, ibu hamil lekas memeriksakan ke dokter jika merasa memiliki gejala!

Cacar api umumnya hanya menyerang sebagian kecil area di tubuh. Beberapa gejala yang dapat diamati seperti berikut:

• Nyeri terbakar, mati rasa, atau kesemutan.
• Badan atau kulit sensitif ketika disentuh.
• Ruam merah muncul setelah beberapa hari merasa nyeri.
• Muncul lenting berisi cairan terbuka dan mengeras.
• Gatal.
• Demam. 
• Sakit kepala.
• Sensitivitas terhadap cahaya.
• Kelelahan. 

Artikel Lainnya: Kenali Bahaya Cacar Air yang Terjadi pada Ibu Hamil

Cacar api umumnya mudah untuk didiagnosis. Dokter dapat langsung mengenali gejala cacar api, terlebih jika ibu memiliki ruam yang disertai nyeri.

Selain itu, riwayat cacar api juga penting untuk menentukan diagnosis. Umumnya, cacar api berisiko dialami oleh orang yang pernah menderita cacar air.

Lalu, bagaimana penanganannya? Memberikan obat antivirus kepada ibu hamil bisa menjadi solusi untuk mengobati cacar api.

Di samping itu, dr. Vita juga menyarankan kepada ibu hamil penderita cacar api melahirkan dengan cara operasi caesar.

Ada vaksin untuk mencegah kita terinfeksi cacar api. Akan tetapi, menurut dr. Vita vaksin tidak bisa diberikan kepada ibu hamil.

Ibu boleh hanya mendapatkan vaksin sebelum kehamilan. Kondisi ibu juga harus dipastikan belum pernah terkena cacar air atau mendapatkan vaksin cacar api.

Sementara itu, upaya pencegahan terbaik adalah menjauh dari orang-orang yang menderita cacar api.

“Biasanya ibu hamil tertular dari orang yang kena cacar. Kalau di rumah sudah ada yang kena cacar sebaiknya segera menjauh. Karena cacar api menular dari luka lepuh penderita,” dr. Vita menjelaskan.

Artikel Lainnya: Herpes Simpleks pada Bayi, Bisakah Disembuhkan?

Di samping itu, upaya lain yang bisa dilakukan ibu hamil supaya terhindar dari cacar api, yaitu:

• Menjaga sistem kekebalan tubuh agar selalu kuat dapat menurunkan risiko ibu hamil dari infeksi penyakit apapun.
• Sering makan sayur buah, seperti bayam, brokoli, buncis, pisang, apel, jeruk, dan lain sebagainya dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan ibu hamil.
• Menurut Center for Perinatal Studies di Swedish Medical Center, Amerika Serikat, ibu hamil dianjurkan untuk beristirahat 7-9 jam setiap harinya.
• Rutin cuci tangan supaya kulit tetap bersih dan aman dari virus atau bakteri penyebab penyakit.

Dengan menjalankan pencegahan di atas, risiko ibu hamil terkena cacar api akan kecil kemungkinannya.

Ingat, jangan sepelekan cacar api. Sebab penyakit ini dapat memengaruhi kesehatan janin, termasuk menyebabkan keguguran.

Baik bagi ibu hamil untuk segera konsultasi dengan dokter jika merasakan gejala cacar api.

Untuk informasi atau tips kehamilan lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter. Sedangkan untuk konsultasi dengan dokter, gunakan fitur LiveChat 24 Jam.

(OVI/AYU)