Kesehatan Bayi

Amankah Bayi Konsumsi Seledri? Ini Kata Dokter

Krisna Octavianus Dwiputra, 21 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seledri adalah jenis sayuran hijau yang mengandung banyak gizi bermanfaat. Namun, apakah konsumsi seledri untuk bayi diperbolehkan? Ini kata dokter.

Amankah Bayi Konsumsi Seledri? Ini Kata Dokter

Anda pasti sudah tidak asing dengan seledri, bukan? Sayuran hijau yang umumnya dijadikan sebagai pugas ini memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan.

Sebagian orang tua pun tidak segan untuk menggunakan seledri sebagai campuran MPASI bayi. Selain dapat menambah cita rasa, hal tersebut juga bertujuan agar si kecil bisa merasakan manfaat seledri sejak dini.

Kendati demikian, Ayah dan Bunda tetap perlu berhati-hati saat memberikan MPASI mengandung seledri untuk bayi. Apa alasannya?

Perhatikan Ini Sebelum Memberikan Seledri untuk Bayi

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, orang tua perlu memerhatikan ukuran seledri saat menyajikannya kepada anak.

"Seledri boleh dikonsumsi oleh anak usia 6 bulan ke atas. Akan tetapi, perhatikan ukurannya dengan saksama, karena bisa menyebabkan tersedak. Terutama, pada bayi usia 6 sampai 9 bulan," ujar dr. Sepriani.

Lebih lanjut, dr. Sepriani mengatakan bahwa seledri sebaiknya dipotong-potong sebelum diberikan sebagai campuran MPASI. Apabila ingin digunakan sebagai finger foods, ukuran seledri yang disarankan adalah sebesar tangan bayi.

"Boleh dipotong-potong sesuai ukuran tangan bayi, dikukus, lalu dijadikan finger foods," kata dr. Sepriani.

Artikel Lainnya: Pola Makan MPASI Sesuai Tahapan Usia si Kecil

Manfaat Seledri untuk Bayi

Seledri yang disajikan dengan tepat dapat memberikan banyak manfaat untuk si kecil. Pasalnya, sayuran hijau ini memiliki kandungan folat dan vitamin A.

"Seledri memiliki banyak kandungan folat dan vitamin A, yang memang diperlukan oleh bayi," tutur dr. Sepriani.

"Selain itu, seledri juga termasuk bumbu aromatik. Jadi, bisa meningkatkan nafsu makan si kecil," sambungnya.

Manfaat seledri untuk menambah nafsu makan anak dapat menjadi solusi alami untuk mencegah sekaligus mengatasi gerakan tutup mulut (GTM). Dengan demikian, anak dapat makan dengan lahap dan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembangnya terus terpenuhi.

Artikel Lainnya: 10 Resep MPASI untuk Bayi Usia Enam Bulan atau Lebih

Menu Makanan Bayi Berbahan Seledri

Menu makanan bayi berbahan seledri banyak macamnya. Dari pemaparan dr. Sepriani, menu MPASI berbahan seledri untuk bayi bisa dikreasikan sesuai keinginan. Seledri pun dapat disajikan sebagai finger foods, camilan, atau dicampur sup.

Agar lebih aman, berikut ini panduan memberikan seledri untuk bayi yang bisa Anda ikuti:

  • Usia 6 hingga 12 Bulan

Iris batang seledri agar menyerupai bulan sabit, lalu tumis dengan mentega tawar sampai lunak. Olahan tersebut bisa dicampur sebagai pugas MPASI, agar bayi Anda lebih mudah mengonsumsinya.

  • Usia 12 hingga 18 Bulan

Bersihkan dan iris seledri hingga berukuran agak kecil. Anda dapat menyajikannya sebagai camilan setelah direbus beberapa saat. Sajian ini dapat sekaligus melatih si kecil untuk menggunakan garpu saat makan.

  • Usia 18 hingga 24 Bulan

Buah hati Anda sudah siap untuk mengonsumsi batang seledri di rentang usia ini. Agar lebih mudah dikonsumsi dan untuk meminimalkan risiko tersedak, potong batang seledri menjadi seukuran batang korek api yang tipis.

Tetap awasi anak dengan saksama saat ia mengonsumsi seledri. Hal ini bertujuan untuk mencegah anak tersedak. Jangan paksa memberikan seledri untuk bayi apabila si kecil tidak suka dengan rasanya. Anda tidak ingin anak mogok makan gara-gara tindakan tersebut, bukan?

Tidak ada salahnya memberikan seledri untuk bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih. Baik dijadikan campuran MPASi atau finger food, sayuran hijau ini mengandung banyak gizi bermanfaat yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya.

Jika menemukan kendala terkait pemberian seledri untuk bayi, konsultasikan lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam. Pastikan pula untuk mengunduh aplikasi KlikDokter agar tidak ketinggalan fakta medis lainnya.

(NB/JKT)

MPASI

Konsultasi Dokter Terkait