Kesehatan Mental

Vandalisme di Kalangan Remaja, Apa Penyebabnya?

Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, 17 Nov 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belakangan ini seorang remaja pria tersangkut kasus vandalisme. Apa yang membuatnya melakukan perilaku menyimpang tersebut? Ini kata psikolog.

Vandalisme di Kalangan Remaja, Apa Penyebabnya?

Pernahkan kamu melihat seorang remaja melakukan vandalisme pada fasilitas umum atau pertokoan? Aksi vandalisme bisa sangat merugikan masyarakat, terlebih jika tindakan sengaja merusak dan menghancurkan hasil karya seni, benda, maupun keindahan alam tersebut disertai ujaran kebencian.

Dari sudut pandang psikologi, vandalisme dikategorikan dalam gangguan perilaku bernama conduct disorder. Conduct Disorder adalah pola perilaku berulang dan menetap yang dilakukan seseorang yang tujuannya tidak sesuai dengan nilai, aturan, dan norma di masyarakat.

Umumnya, vandalisme dilakukan remaja. Lalu, apa penyebab vandalisme di kalangan remaja?

Faktor Penyebab Vandalisme di Kalangan Remaja

Perilaku vandalisme pada remaja dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari kondisi psikologis hingga lingkungan tinggalnya. Berikut faktor penyebab vandalisme pada remaja:

1. Perkembangan Psikologis Usia Remaja

Proses pencarian jati diri umumnya berlangsung di usia remaja. Di fase ini, eksplorasi terhadap diri sendiri maupun lingkungan terjadi. 

Belum stabilnya kontrol diri dan emosi membuat remaja rentan melakukan vandalisme. 

Artikel lainnya: Kenakalan Remaja Bisa Disebabkan Oleh Stres

2. Perilaku Impulsif

Impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan akibatnya. Remaja impulsif yang sulit mengendalikan hasrat dan emosinya bisa melakukan vandalisme. 

3. Pengaruh Media Sosial

Konten di media sosial dapat memengaruhi remaja melakukan vandalisme. Kontrol diri yang lemah ditambah dengan pengaruh media sosial bisa mendorong remaja melakukan aktivitas yang melanggar aturan dan norma sosial, termasuk merusak fasilitas umum lewat aksi vandalisme. 

4. Pola Asuh Keluarga

Tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak hangat, serba dimanja, dan tidak terbuka bisa jadi penyebab terjadinya vandalisme pada remaja. Apalagi jika sang anak tidak banyak diajarkan mengenai konsekuensi dari sebuah tindakan, serta pentingnya menghargai aturan dan norma di masyarakat.

5. Lingkungan Pergaulan

Dalam proses pencarian jati diri, cara berpikir dan tindakan remaja banyak dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Karena itu, pengaruh lingkungan pergaulan yang gemar melakukan vandalisme bisa mendorong remaja melakukan hal serupa. Lingkungan pergaulan yang dimaksud bisa di sekolah ataupun sekitar rumah.

Artikel lainnya: Bolehkah Orangtua Mengecek Isi Ponsel Remaja? Ini Kata Psikolog

6. Sanksi yang Tidak Tegas

Sanksi yang tegas terhadap aksi vandalisme diperlukan untuk memberikan efek jera. Ketika mengetahui tidak ada sanksi yang serius atas perbuatannya, remaja melihat aksi vandalisme bisa dilakukan tanpa pertanggungjawaban.

Karena itu, pemerintah, kepolisian, dan masyarakat harus memberikan sanksi tegas agar tindakan perusakan tersebut bisa dihentikan.

Tips Menghentikan Perilaku Vandalisme

Lalu, bagaimana jika anak Mama-Papa terlibat vandalisme? Penting bagi Mama dan Papa untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab anak melakukan vandalisme.

Buat anak merasa nyaman dan ajak dia bercerita. Dengarkan keluh kesahnya dan bikin dia merasa tenang untuk bercerita ke keluarga. 

Temukan juga alternatif kegiatan lain yang bisa membantu anak menyalurkan emosinya secara positif, misalnya olahraga atau berkesenian. Dengan begitu, anak selanjutnya tidak menumpahkan emosinya lewat aksi vandalisme.

Artikel lainnya: Cara Efektif Berhenti Merokok di Kalangan Remaja

Jika dirasa sulit, Mama-Papa bisa mengajak anak ke psikolog. Psikolog bisa memberikan terapi modifikasi perilaku alias cognitive behaviour therapy (CBT). CBT bertujuan mengubah dan memperbaiki pola pikir yang keliru.

Konsultasi mengenai cara mendidik anak juga bisa Mama-Papa tanyakan kepada psikolog lewat layanan Tanya Dokter, solusi #JagaSehatmu dan keluarga.

(ADT/JKT)

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait