Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatSarafPunya Pikiran Negatif Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Saraf

Punya Pikiran Negatif Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Novita Asavasthi, 03 Sep 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Suka punya pikiran negatif? Selain bikin hati jadi tak tenang, keseringan negative thinking jadi berisiko sebabkan demensia, lho.

Punya Pikiran Negatif Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

Demensia adalah kondisi ketika fungsi kognitif (berpikir) dan daya ingat seseorang jadi menurun. Penyakit yang cenderung dialami oleh orang usia senja ini dapat membuat kualitas hidup penderitanya memburuk.

Bayangkan saja, orang demensia akan mudah lupa dalam mengingat sesuatu (pikun), sering bingung, sulit berkomunikasi (karena lupa bahasa!), atau bahkan sulit untuk berpikir guna memecahkan masalah.

Sampai saat ini, penyebab demensia belum diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan demensia disebabkan karena keturunan atau karena sewaktu muda tidak melakukan pola hidup sehat. Namun, itu hanyalah sekadar faktor risiko, bukan penyebab mutlak.

Baru-baru ini fakta penelitian mengatakan, punya punya pikiran negatif bisa meningkatkan risiko terkena demensia! Maka itu, kita dianjurkan untuk selalu positive thinking dan menjauhi sikap pesimis. Benarkah demikian?

Kata Penelitian Tentang Pikiran Negatif dan Risiko Demensia

Sebuah studi yang dilakukan oleh University College London di Inggris, menemukan adanya risiko terkena demensia pada orang yang sering punya pikiran negatif.

Dalam studi tersebut, para ahli meneliti 300 lebih peserta yang berusia 55 tahun ke atas. Selama dua tahun, peserta diminta menjawab pertanyaan tentang kebiasaan pola pikir mereka saat mengalami pengalaman negatif atau hal tidak mengenakan lainnya.

Misalnya, seberapa sering memikirkan tentang masa lalu atau mengapa mereka selalu khawatir akan masa depan. Fungsi kognitif peserta seperti aspek perhatian, bahasa, kognisi spasial, dan perhatian turut dinilai peneliti.

Sebanyak 113 peserta juga menjalani tes PET CT-scan untuk mengukur jumlah protein tau dan endapan amiloid di otak. Kedua protein ini sering ditemukan di otak penderita Alzheimer!

Hasilnya dilaporkan, peserta yang sering punya pikiran negatif memiliki penurunan memori dan fungsi kognitif pada otak. Tak hanya itu, otak peserta yang suka berpikir negatif juga memiliki protein amiloid dan tau yang lebih banyak!

Di mana kedua hal tersebut erat kaitanya dengan risiko terkena penyakit demensia.

Dengan ini, Natalie L. Marchant, DPhil, sebagai penulis dan peneliti utama di University College London mengatakan, sering punya pikiran negatif dapat menyebabkan seseorang mengalami stres kronis (yang berlangsung dalam waktu lama).

Stres kronis nantinya membuat seseorang (terutama yang sudah berusia lanjut) berisiko tinggi untuk mengalami demensia.

Ia berharap, temuannya ini dapat dikembangkan untuk mencari cara mencegah risiko demensia dan mengurangi pikiran negatif yang bisa menyebabkan stres berkepanjangan.

Artikel Lainnya: Terapi Kenangan, Cara Membantu Lansia Mengingat Kembali

Pola Pikir Menentukan Kondisi Kesehatan Anda ke Depan

Soal ini, berikut tanggapan dari dr. Sara Elise Wijono MRes. “Buat kesehatan mental,

ya, jelas nggak sehat kalau berpikiran negatif terus, ke fisik juga bisa berdampak. Misalnya, terus-terusan pikiran negatif bisa jadi cemas dan stres. Stres, kan, juga bisa kasih tanda-tanda kesehatan fisik,” kata dr. Sara.

“Tapi, tidak bisa langsung disimpulkan bahwa berpikir negatif dapat memicu adanya sesuatu di otak sehingga muncul demensia,” lanjutnya.

“Karena itu, peneliti tersebut juga menyarankan dan masih butuh studi lebih lanjut, untuk mengetahui apakah memang hubungannya sebab akibat atau tidak. Namun, temuan penurunan fungsi kognitif sama endapan protein itu memang benar erat kaitannya dengan demensia, terutama Alzheimer,” jelas. dr. Sara.

Helen Kales, dosen psikiatri dari University of California di Amerika Serikat turut menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut tidaklah lagi mengejutkan.

“Penelitian sebelumnya telah berulang kali menjelaskan adanya hubungan antara depresi dan demensia. Namun belum jelas, apakah depresi itu penyebab, gejala, akibat dari demensia, atau campuran dari ketiganya,” kata Kales.

Intinya, menurut dr. Kales, punya pikiran negatif terus menerus seperti merenung, khawatir, atau takut gagal di masa depan, sangat bisa menyebabkan seseorang stres, depresi, dan berisiko mengalami demensia.

“Sebaliknya, mereka yang 'menua dengan baik' tanpa mengalami penyakit kognitif, dilaporkan lebih sering berpikir positif. Mereka yang tuanya sehat, cenderung mengabaikan hal-hal negatif dan fokus pada hal baik, bukan yang buruk,” terang Kales lebih lanjut.

Artikel Lainnya: Waspada, Anak Juga Bisa Terkena Demensia

Pentingnya Berpikir Positif untuk Kesehatan

Mengutip Healthline, ada beberapa hal dasar yang bisa kita coba agar terhindar dari pikiran negatif dan menjadi orang yang lebih positif. Antara lain sebagai berikut ini.

  1. Fokus Pada Hal Baik

Saat mengalami hal buruk, ada satu hal yang perlu diingat: Kita memang tidak bisa mengatur keadaan atau pikiran orang lain, tapi kita masih bisa mengendalikan pikiran diri sendiri.

Maka, jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, coba terima  dengan lapang dada dan ikhlaskan. Atur pikiran dan napas serileks mungkin, dan fokus pada hal baik atau hikmahnya.

  1. Sering-sering Bersyukur

Menghargai hal baik sekecil apapun yang terjadi pada Anda, bisa membuat pikiran jadi lebih positif, lho.

Contoh, berterima kasihlah kepada Sang Pencipta karena bangun tidur hari ini karena masih diberikan kesehatan, pekerjaan, atau karena dikelilingi oleh teman-teman yang care dan baik.

Dengan begini, Anda akan merasa lebih bersyukur dan menghargai setiap momen yang terjadi dalam hidup. Efek positifnya, tingkat stres menurun dan kepercayaan diri Anda untuk menjalani hidup ke depan jadi lebih meningkat!

  1. Tulis Jurnal

Sebuah penelitian mengatakan, dengan bersyukur sembari menuliskan hal baik yang dialami sehari-hari, dapat meningkatkan rasa optimis dan membuat hati rasanya jadi lebih adem!

Coba tulis list hal apa yang bisa membuat Anda bersyukur. Misalnya, berterima kasih karena sudah bisa sarapan lezat pagi ini walau dengan secangkir teh dan roti tawar.

Bisa juga dengan menulis bahwa Anda sudah menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline. Hal kecil begini, mungkin sudah bisa bikin Anda tersenyum bersyukur dan berpikir positif ke depannya.

Risiko demensia bisa dicegah dan pikiran negatif pada dasarnya bisa dikendalikan. Untuk tahu informasi dan fakta medis terbaru lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter. Mau konsultasi dengan dokter atau psikolog? Gunakan fitur LiveChat 24 Jam!

(AYU/ARM)

Demensia

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter