Kehamilan

Wanita Kerja Shift Malam Berisiko Keguguran, Bahkan Mandul

Novita Asavasthi, 27 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bukan hanya ngantuk, kerja shift malam bisa sebabkan wanita jadi kurang subur. Berikut informasi lebih lengkapnya!

Wanita Kerja Shift Malam Berisiko Keguguran, Bahkan Mandul

Kata orang tua zaman dulu, wanita yang suka bekerja shift malam bisa bermasalah pada kesuburan. Padahal, bila Anda berprofesi sebagai pramugari, perawat, atau bahkan customer service 24 jam hal tersebut tak bisa dihindari. 

Hal ini diperkuat dengan laporan penelitian yang mengatakan kerja shift malam membuat wanita jadi lebih sulit untuk hamil. 

Bahkan, ibu hamil yang bekerja dengan sistem shift juga berisiko mengalami keguguran! Mengapa bisa begitu, ya?

Alasan Kerja Shift Malam Memengaruhi Kesuburan Wanita

Menurut studi dari Harvard University di Amerika Serikat, wanita yang kerja dengan sistem shift, terutama pada malam hari, tingkat kesuburan atau peluang kehamilannya lebih rendah. 

Untuk membuktikan hal ini, peneliti meminta 313 wanita menjalani IVF atau in vitro fertilization. Proses ini dilakukan untuk melihat kualitas sel telur yang mereka punya. 

Setelah diperiksa, 15 persen sel telur milik wanita pekerja shift malam kualitasnya kurang baik. Selain itu, kualitas sel telur yang bagus juga hanya sedikit.

Peneliti menyimpulkan, tampaknya agak sulit bagi para pekerja shift tersebut mewujudkan kehamilan dengan kualitas ovum rendah. 

Artikel Lainnya: 7 Penyebab Umum Keguguran pada Ibu Hamil

Menanggapi hal ini, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menerangkan risiko yang dialami wanita pekerja shift malam ini pada dasarnya berhubungan dengan body clock atau ritme sirkadian.  

Ritme ini erat hubungannya dengan waktu siang dan malam. Terang diasosiasikan dengan beraktivitas, dan gelap dengan waktu tidur. 

Ada beberapa hormon yang diproduksi saat kita tidur (malam hari) dan ada juga fungsi tubuh yang kuat dipengaruhi oleh sinar matahari, seperti pembentukan vitamin D.

“Pada wanita, ritme sirkadian ini menentukan keseimbangan kadar hormon. Terutama estrogen yang mempengaruhi kualitas sel telur, siklus haid, dan kesuburan,” kata dr. Astrid. 

“Contoh, wanita yang kecapekan atau kurang tidur saja siklus haidnya bisa berantakan nggak teratur. Apalagi yang shift malam tidur siang, mereka belum tentu nyenyak atau jam tidurnya cukup. Diperparah lagi dengan minim paparan sinar matahari ketika tidur, nantinya keseimbangan hormon bisa berdampak pada tingkat kesuburan mereka,” lanjutnya. 

Artikel Lainnya: Hal Tak Terduga Penyebab Keguguran Berulang

Wanita Hamil yang Kerja Shift Malam Juga Berisiko Keguguran

Di lain penelitian, Profesor Yin Cheong, dosen obgyn dari University of Southampton di Inggris menemukan hal yang berkaitan dengan dampak shift kerja malam pada wanita. 

Ia mengatakan, hampir sepertiga wanita yang bekerja shift malam mengalami peningkatan keguguran. 

Meski demikian, Prof. Cheong menjelaskan bahwa kesimpulan ini masih dipengaruhi faktor pola makan, jam tidur, dan tingkat aktivitas para wanita tersebut. 

Alhasil, masih terlalu kompleks untuk mengatakan kerja shift malam adalah satu-satunya hal yang bisa menyebabkan keguguran

Dokter Astrid setuju, menurutnya shift malam bukan penyebab mutlak wanita hamil yang bekerja jadi keguguran. 

“Kalau keguguran mungkin nggak spesifik sama kerja malam. Tapi, ya, rata-rata night shift diasosiasikan dengan kurang tidur dan capek. Jadi, sangat mungkin meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil,” jelasnya. 

Artikel Lainnya: Ibu Hamil, Waspadai Tanda-Tanda Keguguran Ini

Kondisi Kesehatan Lain yang Mengintai Para Pekerja Shift

Menelisik bahaya infertilitas, dr. Astrid sebagai tenaga medis punya saran tersendiri. “Harusnya, studi awal seperti ini bisa dijadikan dasar oleh pemberi kerja agar tidak menaruh wanita di shift malam” tegasnya.

Tidak hanya atas alasan itu saja, dilansir dari WebMD, bekerja dengan sistem shift dapat menurunkan kualitas hidup akibat kacaunya ritme sirkadian tubuh. 

Kalau sudah begini, risiko kesehatan jangka pendek atau pun panjang bisa menyerang siapa saja, termasuk pria. 

Antara lain, pekerja shift rentan mengalami masalah pencernaan seperti sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas.

Setelah itu, meningkatnya kecelakaan kerja saat beraktivitas di malam hari akibat terkantuk-kantuk juga dapat terjadi. Belum lagi bahaya insomnia yang menyebabkan pekerja rentan mengalami masalah mental seperti depresi. 

Tak menutup kemungkinan, bekerja shift dalam jangka waktu lama juga memicu timbulnya penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.

Selain karena faktor jam tubuh yang kacau, pola makan, tingkat aktivitas, dan beban kerja shift malam berisiko membuat pekerja menderita penyakit-penyakit tersebut. 

Artikel Lainnya: Tips Gunakan Kalender Kesuburan Pasca Keguguran

Terkadang, profesi yang kita jalani memang tidak menyediakan pilihan jam kerja normal atau sesuai kemauan diri. Meski begitu, kondisi kesehatan tetap bisa diutamakan dan risiko di atas bisa dihindari, kok. Berikut tipsnya: 

  • Tetap makan makanan bergizi, hindari makanan lemak dan gula berlebih selama bekerja dengan sistem shift. 
  • Sempatkan diri untuk berolahraga saat sedang libur atau saat shift siang. Idealnya, olahraga dilakukan empat kali dalam satu minggu dengan intensitas ringan.
  • Tak kalah penting, buat waktu tidur di siang hari jadi nyenyak Bagaimana caranya? Tutup semua tirai jendela, buat kamar atau ruangan tidur segelap mungkin. 

Hindari paparan cahaya sedikit, baik dari sinar matahari, dari televisi, atau gadget yang bikin mata semakin susah tertutup. Pakai masker penutup mata saat tidur juga dapat membantu. 

  • Terakhir, rutin cek kondisi kesehatan ke dokter. Semakin dini ditemukan adanya masalah kesehatan, semakin cepat diobati dan sembuh.

Apabila masih ada pertanyaan lain seputar tips sehat bekerja shift malam atau risiko kesehatan yang dialami pekerja wanita, jangan ragu konsultasi ke dokter. Agar lebih praktis, konsultasi online dengan dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter

(AYU/ARM)

Keguguran

Konsultasi Dokter Terkait