HomeInfo SehatKesehatan UmumAnda Terlalu Suka Menolong? Yuk, Kenali Superhero Syndrome
Kesehatan Umum

Anda Terlalu Suka Menolong? Yuk, Kenali Superhero Syndrome

FIRISA ARDIANTI, 11 Agu 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Menolong itu memang baik, tapi kalau dilakukan secara berlebihan malah bisa berdampak buruk. Inilah kepribadian superhero syndrome yang perlu Anda ketahui!

Anda Terlalu Suka Menolong? Yuk, Kenali Superhero Syndrome

Dalam kehidupan sehari-hari, tolong-menolong adalah hal yang baik dan perlu dilakukan agar hubungan sosial dengan orang lain tetap harmonis. Namun, tahukah Anda, sifat suka menolong bisa berubah menjadi sebuah kebiasaan yang mengganggu?

Nah, hal tersebut dinamakan superhero syndrome. Penasaran? Yuk, simak ulasannya!

Apa Itu Superhero Syndrome?

Saat mendengar kata superhero, Anda pasti akan berpikir karakter pahlawan dengan kostum seperti dalam komik atau film animasi. 

Namun, bukan seperti itu yang dimaksud dengan superhero syndrome. Salah satu jenis sindrom dimaksud ini adalah sikap suka menolong yang cenderung berlebihan. 

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menjelaskan sindrom yang juga dikenal dengan istilah savior complex dalam dunia psikologi ini merupakan sebuah perilaku menolong orang lain. 

Terkesan positif, tapi orang dengan superhero syndrome bisa sampai mencari-cari orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Bahkan, bisa mengorbankan kebutuhan dirinya sendiri.

“Terkadang, juga sampai menolong orang lain tanpa komunikasi dua arah, jadi langsung saja bantu orang yang ia rasa perlu dibantu. Padahal, belum tentu orang lain itu membutuhkan pertolongannya,” ujar Ikhsan.

Biasanya, orang yang memiliki superhero syndrome senang mencari orang-orang yang membutuhkan pertolongan, tertarik dengan orang yang tampak rentan atau lemah, dan mengorbankan diri sendiri atau mengabaikan kebutuhan diri demi orang lain.

“Bila mengidap superhero syndrome, orang tersebut terkadang juga cenderung tidak realistis. Ia akan upayakan segala cara untuk membantu orang lain meskipun mengorbankan dirinya,” jelasnya.

Selain itu, orang pengidap sindrom ini merasa bisa mengubah kondisi orang lain. Ia pun cenderung cemas berlebih saat tidak bisa membantu.

Apakah seseorang dengan superhero syndrome selalu tulus dalam menolong? Ikhsan menjelaskan biasanya orang tersebut tidak mengharapkan imbalan. 

Ia menolong karena memang ingin menolong dan merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada orang lain. 

Menurut Ikhsan, biasanya orang yang punya superhero syndrome memiliki pengalaman gagal dalam menolong orang lain sebelumnya.

Artikel Lainnya: Kenali 5 Gangguan Mental yang Berbahaya

Apa Dampak Negatif dari Superhero Syndrome?

Ikhsan meluruskan superhero syndrome ini memang ada kalanya dirasa baik, apalagi ketika kebetulan orang yang dibantu itu memang butuh bantuan. Namun, umumnya hal ini justru berakhir pada dampak yang buruk.

Karena sifat suka menolong yang berlebihan, secara tidak sadar hal itu akan merugikan pengidap superhero syndrome itu sendiri. “Bisa jadi nanti ada orang yang memang memanfaatkannya,” ujar Ikhsan.

Selain itu, bila orang tersebut gagal membantu dan tidak sesuai dengan harapannya, akan timbul kecemasan pada dirinya dan menyalahkan diri sendiri. Tentu hal-hal ini tidak baik bagi kesehatan mentalnya.

Artikel Lainnya: Mengenal Selfitis, Gangguan Mental Akibat Keseringan Selfie

Bagaimana Mengendalikan dan Menyikapi Superhero Syndrome?

Bagi orang dengan sindrom ini, memang agak sulit untuk mengontrolnya. Ini karena masalahnya ada pada dirinya sendiri.

Namun, Ikhsan menyarankan untuk berusaha menyadari tidak semua orang bisa ditolong. Lalu, sadari juga bahwa sangat wajar bila pernah gagal dalam membantu orang lain.

“Bila sudah tidak sanggup mengendalikannya, segera konsultasi ke tenaga profesional untuk bantu mencari akar masalah penyebab superhero syndrome dan cara mengatasinya,” tuturnya.

Bagaimana dengan orang-orang di sekitar pengidap superhero syndrome? Bila menjauhi, rasanya kasihan. 

Namun, pertolongan yang berlebihan itu bikin nggak nyaman. Akhirnya, jadi dilema dalam menyikapinya.

Menurut Ikhsan, sebaiknya memang tetap menemani dan jangan menjauhi. Katakan padanya, ia sudah cukup membantu dan apresiasi usahanya. 

“Orang-orang di sekitarnya juga tetap mengingatkan bahwa usaha yang ia lakukan sudah cukup,” sarannya.

Selain itu, ketika ia merasa tidak puas dengan usaha yang dilakukan, semangati dan ingatkan bahwa ia sudah melakukan sesuai kemampuannya. 

Jadi, sifat suka menolong itu memang positif, namun harus tetap dalam batasan yang wajar, ya. Jangan sampai berlebihan dan berakhir menjadi superhero syndrome.

Download aplikasi KlikDokter untuk tahu informasi menarik seputar kesehatan mental dan LiveChat 24 jam langsung bersama dokter!

(AYU/ARM)

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait