Kesehatan Umum

Mengenal Swinger dan Bahayanya buat Kesehatan Anda!

Ayu Maharani, 05 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Istilah swinger ramai dibicarakan sejak ada pria yang melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian. Apa, sih, swinger itu? Dan apa bahayanya?

Mengenal Swinger dan Bahayanya buat Kesehatan Anda!

Kemarin fetish, sekarang muncul kasus pelecehan seksual yang memunculkan istilah “swinger”. Uniknya, kedua kasus tersebut sama-sama berkedok penelitian!

Kehebohan kasus swinger ini berawal dari pria yang membuat video permintaan maaf kepada para korbannya dan pihak universitas di media sosial.

Pria tersebut mengatakan penelitiannya hanya kebohongan semata dan ia mengaku ingin berfantasi tentang seks swinger saja.

Meski banyak yang membicarakan kasus ini, tak sedikit juga yang masih belum paham betul soal swinger, serta dampak kesehatan fisik dan mental apa yang bisa terjadi.

Untuk itu, Anda bisa menyimak pengertian dan dampak seks swinger lewat ulasan berikut ini.

Apa Itu Swinger?

Swinger adalah hubungan seksual tukar pasangan yang dilakukan secara berkelompok. Konsep seks ini berkembang di era 70’an, ketika iklim seksualitas Barat, terutama Amerika Serikat, sedang liar-liarnya.

Perilaku ini sebenarnya sudah diteliti oleh peneliti asal Amerika Serikat, Gilbert D. Bartell sejak lama dalam penelitian bertajuk “Group Sex: A Scientist's Eyewitness Report” tahun 1971 tentang “American Way of Swinging”.

Pada masa itu, sangat mudah untuk melakukan pesta swinger. Hanya tinggal memasang iklan di beberapa majalah saja, orang-orang tertarik dan datang.

Dari situ, ada dua pasangan yang akan mengatur pertemuan. Jika semua berjalan lancar, mereka akan merencanakan pesta swinger. Puluhan pasangan berkumpul di pesta swinger tersebut.

Awalnya, peserta berkumpul di ruang tengah. Namun, saat sudah terbawa suasana, mereka akan melakukan hubungan seksual di tempat-tempat terpisah. Misalnya, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruangan lain.

Para pelaku seks swingers awalnya pemalu. Kalau rasa malu muncul terlalu lama, tentu acara bertukar pasangan tidak akan seru.

Maka itulah, minuman keras selalu ada di dalam pesta swinger untuk membuat mereka lebih relaks dan tidak malu-malu.

Artikel Lainnya: Hiperseks, Kenali Tanda-tandanya

Dampak Swinger Bagi Para Pelakunya

Setiap orang tentu memiliki alasannya masing-masing mengapa mereka bisa tertarik untuk melakukan swinger.

Namun, ada baiknya Anda mempertimbangkan segala aspek sebelum Anda melakukan perilaku seks berisiko. Ini karena ada dampak negatif yang bisa mengintai seperti di bawah ini:

1. Tertular HIV/AIDS

Dari segi medis, perilaku tukar pasangan tentu meningkatkan risiko tertular HIV/AIDS. Meski orang-orang yang Anda temui nampak sehat, tetapi bisa saja mereka berada di fase window period.

Fase ini artinya seseorang sudah mengalami infeksi, tetapi belum menimbulkan gejala dan belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.

Menurut dr. Theresia Rina Yunita, HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara penderita dengan orang lain.

HIV menular lewat cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI yang mengenai membran mukosa (lapisan kulit dalam) orang sehat.

Ketika sudah terinfeksi, penderitanya akan mengalami demam, penurunan berat badan, ada jamur di rongga mulut, hingga merasa lemas.

Apabila sudah parah, penyakit tersebut akan menyerang paru-paru, pencernaan, saraf, dan bisa juga berujung pada kanker. Hal ini karena HIV/AIDS ini sangat merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya.

Artikel Lainnya: 8 Jenis Kelainan Seksual yang Ada di Sekitar Kita

2. Terkena Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut sebuah penelitian dari Belanda yang dipublikasi oleh jurnal Sexually Transmitted Infections, kelompok swinger dilaporkan berisiko tinggi terkena PMS, seperti gonore dan klamidia. Gonore adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini dapat ditularkan ke orang lain selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral.

Gejalanya bisa berupa rasa sakit saat kencing dan keluarnya keputihan atau darah dari vagina.

Sama halnya dengan gonore, klamidia merupakan PMS yang disebabkan oleh bakteri karena suka berganti pasangan seksual. Klamidia bisa menimbulkan infeksi pada serviks serta uterus wanita.

3. Merasa Cemas dan Bersalah

Sementara itu, dampak psikologis dari perilaku seks swinger ini bisa menimbulkan kecemasan terus-menerus pada pasangan.

“Pasangan aslinya pasti merasa cemas dan rendah diri karena dia tidak bisa memuaskan pasangannya sampai-sampai dia melakukan swinger. Untuk pelakunya pun bisa timbul rasa bersalah yang susah dihilangkan,” kata Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.

4. Hubungan Bisa Bubar

Beberapa penelitian mengatakan, seks tukar pasangan bisa menguatkan hubungan karena bisa mengatasi kejenuhan. 

“Namun, ada juga yang malah hubungannya jadi renggang dan rusak karena seks swinger ini. Mereka tidak ingin having sex lagi dan jadinya justru berpisah,” jelas Ikhsan menambahi.

Itu dia penjelasan soal swinger atau seks tukar pasangan yang dilakukan secara berkelompok.

Apabila Anda masih ada pertanyaan terkait masalah seksualitas, kesehatan organ intim, penyakit menular seksual, atau pun kondisi medis lain, langsung saja konsultasikan hal tersebut pada dokter kami lewat fitur Live Chat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

Seks

Konsultasi Dokter Terkait