HomePsikologiKesehatan MentalWanita Senang Jadi Objek Fantasi Seksual Pria, Normalkah?
Kesehatan Mental

Wanita Senang Jadi Objek Fantasi Seksual Pria, Normalkah?

Ayu Maharani, 30 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebagian wanita rupanya senang ketika tahu bahwa dirinya dijadikan objek seksual kaum pria. Normalkah pandangan tersebut?

Wanita Senang Jadi Objek Fantasi Seksual Pria, Normalkah?

Sebagian besar wanita mungkin tidak nyaman ketika tahu dirinya menjadi objek fantasi seksual pria. Namun, ada juga wanita yang tidak risi atau bahkan senang saat dijadikan objek seksual kaum Adam. Normalkah hal tersebut?

Tak Risi Dijadikan Objek Seksual, Normal atau Tidak?

KlikDokter sempat bertanya langsung kepada lima orang wanita secara acak terkait topik ini. Pertanyaannya adalah bagaimana perasaan Anda saat mengetahui ada pria yang menjadikan Anda sebagai objek seksualnya?

Benar saja, kelimanya mengaku risi saat dijadikan fantasi seksual pria. Ada yang berpendapat hal tersebut bikin situasi menjadi canggung jika dia mengenal pria tersebut..

“Hmm, mungkin gue awkward kalau lihat orangnya. Apalagi kalau pria itu adalah pria yang tidak gue suka. Pasti bakal lebih jaga jarak,” kata F, 27 tahun.

Ada yang merasa bahwa itu sudah termasuk pelecehan, dan ada pula yang merasa jijik. Itu karena, saat berinteraksi dengan dirinya, si pria memikirkan hal-hal yang berbau seks (tidak fokus). 

Di sisi lain, ada yang tetap merasa risi jika dia mengenal si pria. Namun, kalau tak kenal, dia tidak terlalu peduli. “Ya, kalau kenal, pasti gue risi banget. Kalau gue nggak kenal orangnya, gue nggak peduli,” kata T, 25 tahun.

Lalu, bagaimana dengan wanita yang justru senang saat dia mengetahui bahwa dirinya merupakan objek seksual atau objek fantasi seks pria?

Menanggapi pertanyaan di atas, psikolog Zarra Dwi Monica, M.Psi, menjelaskan kalau terkadang memang ada kondisi di mana seorang wanita merasa seperti itu. 

“Buat orang tertentu, ketika dia dijadikan objek seksual, terjadi boosting self-esteem karena dia merasa diinginkan oleh orang lain,” jelasnya. 

“Tidak cuma wanita saja sebenarnya, orang-orang yang nyaman dengan kondisi tersebut, mungkin ada kecenderungan bahwa self-worth-nya berkaitan dengan fisik mereka sendiri.” 

Kalau fisik mereka menarik, Zarra menambahkan, mereka akan merasa lebih berharga. Intinya, saat wanita jadi objek seksual, mereka akan merasa lebih atraktif dan berharga. 

Sementara itu, ketika dulu ada orang yang sempat di-bully karena penampilan mereka, pasti tumbuh rasa rendah diri. 

Seiring waktu, sebagian dari mereka ada yang penampilan fisiknya semakin menarik. Alhasil, dulu di-bully, sekarang dipuja, bahkan dijadikan objek seksual! 

Menanggapi kejadian “dulu di-bully sekarang dipuja”, psikolog Nita Anja, M.Psi. mengatakan, wajar bila ada orang yang merasa senang dijadikan objek seksual, apalagi jika dia dulu sempat dihujat karena penampilannya. 

“Coba bayangkan, saat Anda berada di fase anak-anak atau remaja yang sedang tumbuh, lalu terus-menerus diejek fisiknya. Pasti minder, bukan? Merasa tidak cantik, merasa tidak berharga.” 

“Nah, sekarang, ketika ada yang memuji fisiknya, wajar dan normal sekali kalau dia merasa senang,” tutur Nita. 

Senada dengan psikolog Zarra, Nita menyatakan, “Saat mengetahui bahwa dirinya sekarang dikagumi, ada perasaan diinginkan yang dulunya tidak ada. Itu sangat wajar dan manusiawi.”

Merasa risi itu lazim. Namun, bukan berarti wanita yang merasa senang saat dijadikan objek seks itu bisa Anda cap sebagai wanita murahan atau semacamnya, ya. 

Ini karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, perasaan tersebut sangatlah manusiawi dan normal. Itu bisa menciptakan perasaan bahwa dirinya diinginkan. Dia pun akan merasa lebih berharga. 

Apa Alasan Pria saat Melakukan Objektifikasi Perempuan?

Meski dapat dilakukan kaum hawa, objektifikasi seksual mayoritas dilakukan laki-laki kepada perempuan. Alasannya pun bisa beragam.

Alasan yang utama, tentu karena pria tertarik secara fisik kepada si wanita. Tak mungkin melakukannya di dunia nyata, pria lantas berfantasi membayangkan seolah dia bercinta dengan wanita yang disukai.

Dijelaskan dr. Theresia Rina Yunita, selama pria tersebut tidak mengatakannya secara terang-terangan, tidak masalah.

“Lain cerita kalau dia sampai melakukan pelecehan seksual secara verbal di media sosial atau saat bertemu langsung. Ini yang perlu disikapi,” ujar dia. 

Menurut dr Theresia, setiap orang pada dasarnya memiliki fantasi seksual. Hanya tinggal bagaimana Anda mengontrolnya. Jangan sampai fantasi tersebut mengganggu kenyamanan wanita yang dijadikan objek. 

Cara Menanggapi Pria yang Bilang Anda adalah Objek Seksualnya

Setiap wanita tentu punya hak masing-masing dalam merespons soal objektifikasi perempuan. Karena itu, tak ada cara khusus atau patokan Anda harus begini dan begitu.

Jika itu memang menyinggung, Anda berhak tak suka. Bila Anda tidak tersinggung, Anda pun berhak menanggapinya secara santai.

Setiap respons dan pandangan berbeda soal objek seksual dan fantasi seksual harus diterima. Ketertarikan antara pria dan wanita akan selalu terjadi. Namun, semuanya harus saling menghargai dan tidak saling menyakiti.

Ikuti terus informasi terkait kesehatan mental dan dan kesehatan fisik dari aplikasi KlikDokter. Anda dapat membaca artikel-artikel atau konsultasi langsung dengan dokter maupun psikolog kami di fitur LiveChat 24 jam.

(HNS/AYU)

Seks

Konsultasi Dokter Terkait