Covid-19

Sama Bahayanya, Waspadai Kasus Virus Corona Presimtomatik!

Krisna Octavianus Dwiputra, 29 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sama-sama berbahaya seperti asimtomatik, sekarang muncul presimtomatik virus corona. Yuk, ketahui apa itu dan bagaimana mekanismenya.

Sama Bahayanya, Waspadai Kasus Virus Corona Presimtomatik!

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah orang tanpa gejala (OTG) dalam kasus virus corona. Orang yang juga disebut asimtomatik ini biasanya tampak sehat dan tak sadar sudah terinfeksi virus. Nah, sekarang ada istilah baru lagi, yakni presimtomatik. Apa itu?

Presimtomatik, Perlahan tapi Pasti Tunjukkan Gejala COVID-19

Munculnya istilah presimtomatik mungkin cukup membingungkan Anda. Apa bedanya dengan asimtomatik?

"Asimtomatik itu dari awal sampai akhir itu nyaris tidak memperlihatkan gejala. Nah, kalau presimtomatik, dia sudah ada virusnya di awal, tapi masa inkubasinya bisa lama. Awal-awal tidak menunjukkan gejala, tapi baru belakangan gejalanya muncul," ujar dr. Devia Irine Putri.

Sementara itu, Jennifer Lighter, MD, ahli epidemiologi di NYU Langone Health, New York, Amerika Serikat, menambahkan pada dasarnya istilah asimtomatik tidak terkait dengan waktu, sedangkan presimtomatik sebaliknya.

“Meskipun begitu, belum banyak penelitian untuk membedakan di antara keduanya, dan bagaimana hal ini bisa terjadi,” tutur Lighter lagi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan 35 persen dari seluruh orang dengan COVID-19 tidak menunjukkan gejala.

Namun, tetap waspada, ya. Orang tanpa gejala ini, risikonya sama untuk menularkan virus seperti mereka yang memiliki gejala.

Disebut Transmisi Diam-diam, Ini Cara Penularannya

Presimtomatik disebut juga dengan transmisi diam-diam. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal PNAS, sebagian besar penularan COVID-19 disebabkan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala, baik dalam tahap presimtomatik maupun asimtomatik.

Secara khusus, 17,9 persen dari kasus virus corona tidak menunjukkan gejala. Penelitian menemukan tahap presimtomatik dan asimtomatik masing-masing mencapai 48 persen dan 3,4 persen dari penularan.

Fase presimtomatik dan infeksi asimtomatik masing-masing menyumbang 47 persen dan 6,6 persen dari penularan. 

Itu artinya, seperti dimuat dalam jurnal PNAS, bahkan isolasi langsung dari semua kasus gejala tidak cukup untuk mengontrol penyebaran ini.

Artikel Lainnya: Begini Kondisi Bayi yang Terinfeksi Virus Corona

Berapa Lama Presimtomatik Bertahan?

Hingga kini, waktu yang dibutuhkan hingga gejala infeksi COVID-19 dirasakan penderita masih sulit ditentukan.

Namun, lamanya fase presimtomatik biasanya masih disamakan dengan masa inkubasi yang berlaku secara global, yakni sekitar 2-14 hari.

"Pada umumnya, coronavirus ini kan masa inkubasinya 2-14 hari, seharusnya gejala muncul di rentang waktu itu. Kalau sampai dua minggu tidak ada gejala tapi hasil tes positif, kemungkinan dia asimtomatik,” tutur dr. Devia.

“Tapi kalau dua minggu awal tidak ada gejala, tapi usai rentang waktu itu muncul gejala dan hasil tesnya positif, bisa saja mengarah ke presimtomatik," dia menambahkan.

Kalau Anda Seorang Presimtomatik COVID-19, Harus Lakukan Apa?

Perlu diketahui, baik presimtomatik maupun asimtomatik, kadang tidak disadari oleh yang mengalaminya.

Jadi memang pada akhirnya harus menunggu gejala dulu baru tahu untuk penanganan selanjutnya.

Menurut dr. Devia Irine, penanganan orang dengan presimtomatik sebenarnya sama saja dengan orang yang positif virus corona. Mereka harus karantina hingga dinyatakan sembuh oleh dokter.

“Kalau nantinya sudah muncul gejala, mereka harus segera dirawat. Lebih baik tidak menunggu sampai kondisinya parah,” dr. Devia menjelaskan.

Presimtomatik, sebagai salah satu jenis kasus corona, bisa jadi ada di sekitar Anda. Itu sebabnya, Anda wajib waspada. Terapkan protokol kesehatan secara disiplin demi menjaga kesehatan Anda dan orang-orang terdekat.

Anda bisa memanfaatkan cek risiko virus corona online. Dapatkan juga update informasi seputar kesehatan dan gaya hidup di aplikasi KlikDokter atau melalui Live Chat.

(HNS/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait