Berita Kesehatan

Demam Parit, Penyakit Zaman Perang Dunia I yang Kembali Muncul di AS

Ayu Maharani, 23 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa penyakit yang dulu sempat mewabah kini kembali lagi. Salah satunya adalah demam parit di Amerika Serikat. Apa, sih, itu? Apakah “menyeramkan”?

Demam Parit, Penyakit Zaman Perang Dunia I yang Kembali Muncul di AS

Beberapa penyakit yang dahulu sempat mewabah lalu hilang, kini kembali menyebar di kehidupan. Sebut saja virus corona (SARS dan MERS), flu babi, dan wabah bubonic (penyakit pes). Saat ini, di Amerika Serikat bahkan sedang terjadi penyakit zaman Perang Dunia I yang dikenal dengan sebutan demam parit. 

Apa itu demam parit? Apakah penyakit ini berbahaya dan berpotensi mewabah layaknya COVID-19? Yuk, cari tahu fakta medis yang sebenarnya agar Anda tidak salah kaprah!

Demam Parit Ditemukan di Denver, Amerika Serikat

Direktur Medis Pencegahan Pengendalian Infeksi di UC Health University of Colorado Hospital, Michelle Barron merasa heran dengan kasus penyakit langka yang sempat menyerang banyak tentara selama Perang Dunia I. 

Awalnya, di tahun ini, sudah ada tiga orang yang terkena demam parit. Namun, saat ada kasus keempat, Barron langsung menghubungi pejabat kesehatan masyarakat negara bagian untuk segera mengidentifikasi kasus tambahan sebelum berubah menjadi wabah. 

Setelah dicari tahu lebih lanjut, keempat kasus di Denver tersebut tidak saling berhubungan. Mereka semua adalah tunawisma. 

Barron menjelaskan, krisis ekonomi yang dialami negara Amerika Serikat membuat beberapa orang jatuh miskin dan menjadi tunawisma. 

Karena hidup di lingkungan yang kotor, maka demam parit menginfeksi empat orang tersebut. 

Apa itu Demam Parit?

Demam parit adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bartonella Quintana yang hidup dalam sistem pencernaan kutu tubuh. 

Ketika kutu tersebut berada di tubuh Anda yang memiliki luka, ia akan mengeluarkan kotorannya. Nah, dari sinilah infeksi dimulai.

Perlu diketahui sebelumnya, bakteri Bartonella Quintana tidak hanya dapat menginfeksi lewat luka. Mikroorganisme berbahaya itu juga bisa menginfeksi tubuh Anda lewat mata ataupun hidung.

Faktanya, demam parit paling sering dialami oleh orang yang hidup di lingkungan dengan higienitas rendah. Jika Anda memiliki daya tahan tubuh yang buruk, risiko terjadinya infeksi bisa meningkat berkali-kali lipat.

Artikel Lainnya: Hati-Hati, 5 Penyakit Ini Berawal dari Demam

Seperti Apa Gejala Demam Parit?

Seperti penyakit infeksi lainnya, demam parit juga bisa menyebabkan gejala dan keluhan yang menganggu pada penderitanya. Beberapa gejala yang dirasakan, antara lain:

  • Demam yang susah turun.
  • Nyeri tulang, terutama di area tulang kering.
  • Perasaan gelisah.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala.
  • Munculnya lesi di kulit.

Jika tidak segera diobati, penyakit langka ini bisa menginfeksi katup jantung dan meningkatkan risiko kematian. 

Kutu yang menyebarkan bakteri Bartonella Quintana ini berbeda dengan kutu kepala. Ahli Entomologi dari Michigan State University, Barry Pittendrigh, mengatakan, kutu kepala sebenarnya juga membawa bakteri. 

Akan tetapi, imunitas kutu kepala lebih tinggi sehingga bakteri tersebut tidak dapat menyebar dan menginfeksi. Sementara itu, kutu tubuh memiliki imunitas yang buruk sehingga bakteri berbahaya bisa saja berkembang. 

Artikel Lainnya: Kenali Respons Tubuh Anda Saat Demam

Bagaimana Cara Mengatasi Demam Parit?

Karena penyakit langka ini disebabkan oleh bakteri yang dibawa oleh kutu, maka pengobatannya adalah dengan pemberian antibiotik. 

Dokter umumnya akan memberikan obat-obatan pendukung untuk mengurangi gejala yang dirasakan penderita demam parit. Agar tidak terulang, penerapan gaya hidup bersih dan sehat mesti diterapkan.

Anda mungkin penasaran, mengapa bisa penyakit yang dulu sempat mewabah kini terjadi lagi di tahun 2020. Menanggapi hal tersebut, begini penjelasan dr. Devia Irine Putri. 

“Wabah yang dulu sempat terjadi memang bisa terjadi lagi. Kemungkinan, itu disebabkan oleh perubahan materi genetik si virus atau bakteri tertentu,” ujar dr. Devia.

“Mungkin ada jenis baru yang serupa dengan yg lalu, tetapi dia berhasil melalui proses adaptasi (bermutasi). Ditambah, dengan pola hidup kita yang tak sehat, tak bersih, ini bisa menjadi salah satu tempat virus, bakteri, kuman lainnya tinggal,” sambungnya.

Semoga saja penyakit demam parit tidak mewabah kembali, baik di Amerika Serikat maupun negara-negara lainnya. Sebagai antisipasi lebih labjut, jangan lupa juga untuk selalu menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, ya!

Bila Anda punya pertanyaan lain seputar penyakit akibat kutu ataupun masalah kesehatan lainnya, langsung saja konsultasikan hal tersebut pada dokter lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Demam

Konsultasi Dokter Terkait