Relationship

Setahun Pertama Ditinggal Pasangan Sangatlah Berat, Apa Kata Psikolog?

Tamara Anastasia, 21 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bukan perkara mudah untuk bangkit dari rasa duka. Apalagi jika kasusnya ditinggal suami meninggal, yang belum genap satu tahun lamanya. Lantas, harus bagaimana?

Setahun Pertama Ditinggal Pasangan Sangatlah Berat, Apa Kata Psikolog?

Sehidup semati dengan orang yang dicintai, siapa yang tak mau? Sayangnya, setiap ada pertemuan pasti di situ juga ada perpisahan. Seperti halnya Bunga Citra Lestari (BCL), yang sudah lima bulan lamanya ditinggal oleh suami tercinta, Ashraf Clair.

Ashraf mengembuskan napas terakhir pada 18 Februari 2020 lalu di Rumah Sakit MMC, Kuningan Jakarta. Aktor muda nan berbakat ini meninggal dunia akibat mengalami serangan jantung. 

Semenjak kejadian tersebut, BCL sering mengunggah foto dirinya dengan Ashraf. Tidak jarang, dirinya juga mengungkapkan rasa rindunya dengan sang suami. 

Bahkan, BCL pun sampai mempersembahkan lagu berjudul “12 Tahun Terindah” untuk mengenang masa-masa bahagia saat Ashraf masih berada di sisinya.

Apa yang dilakukan BCL untuk mengenang sekaligus menghormati mendiang sang suami adalah hal yang sangat patut diberikan apresiasi. Karena pada dasarnya, ditinggal pasangan meninggal bukanlah perkara mudah.

Butuh waktu untuk kembali pulih dari rasa duka akibat ditinggal suami meninggal. Tak sedikit pula orang yang menganggap bahwa satu tahun pertama sejak kepergian pasangan untuk selamanya sebagai waktu yang paling berat.

Benarkah Satu Tahun Ditinggal Pasangan Jadi Tahun Paling Berat?

Tidak ada waktu yang pasti kapan seseorang bisa benar-benar pulih dari rasa duka, hal tersebut disebabkan oleh kepergian orang yang paling dicintai. 

Namun, apa benar satu tahun pertama adalah waktu yang paling berat bagi orang yang ditinggalkan?

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, ketika seseorang sedang mengalami rasa duka atau grieving, satu tahun pertama memang menjadi masa-masa yang paling berat. 

“Setiap orang punya cara yang berbeda agar bisa menerima kematian seseorang. Jadi, tidak bisa dikatakan satu tahun adalah tahun paling berat. Jika orang yang ditinggalkan memang masih belum bisa menerima kenyataan, maka satu tahun saja tidak cukup untuk berduka,” ujar Ikhsan. 

Ikhsan juga menjelaskan, ada beberapa proses yang akan dilalui ketika seseorang berduka, yaitu: 

  • Denial, atau proses menolak atas kenyataan yang terjadi.
  • Anger, di mana muncul reaksi marah dengan orang sekitar atau dengan kondisi ini.
  • Bargaining, yaitu kondisi di mana seseorang beranda-andai, Misalnya, “seandainya saya lebih peka dengan kesehatan suami.”
  • Depression, yaitu ketika orang yang ditinggalkan merasa sangat terbebani hingga depresi.
  • Acceptance, yang merupakan proses untuk mulai menerima kenyataan dan keadaan yang sebenarnya.

“Jika melihat kondisi BCL yang sekarang, bisa jadi ia sedang melalui proses-proses tersebut. Tapi perlu diingat, proses itu tidak selalu terjadi berurutan. Jadi, bisa berubah dan berbeda pada setiap orang,” jelas Ikhsan.

Artikel Lainnya: Berduka Terlalu Lama Bisa Bahayakan Kesehatan

Belum Menerima Kepergian Pasangan Setelah Satu Tahun, Wajarkah?

Sudah satu tahun lamanya pasangan meninggal dunia. Lantas, apakah wajar jika seseorang masih merasa sedih atau belum bisa menerima kepergian orang tersebut?

Menurut Ikhsan, hal tersebut wajar-wajar saja. Bukan hanya setahun, beberapa orang bahkan belum bisa menerima kepergian orang yang dicintai selama bertahun-tahun dan ini tetap dikatakan sebagai hal yang wajar.

“Tapi, wajar itu pasti ada batasannya. Jika sampai menyalahkan diri sendiri dan mengganggu keseluruhan kualitas hidup, maka kondisi ini tidak lagi bisa dikatakan wajar,” tutur Ikhsan.

“Kalau setiap hari berduka, menangis tiada henti, terus menyalahkan diri atas kematian pasangan, tidak merawat diri, menjauh dari lingkungan sosial, ini sudah sangat tidak wajar. Individu tersebut mungkin perlu bantuan dari orang sekitar atau psikolog untuk memulihkan rasa dukanya,” sambungnya.

Artikel Lainnya: Ini Akibatnya pada Tubuh Saat Anda Berduka

Sering Menangis Ketika Ada yang Membicarakan Pasangan, Normalkah?

Menerima keadaan bahwa pasangan telah meninggal dunia memang bukan perkara mudah. Apalagi, jika kematian ini terjadi dengan sangat mendadak. 

Mendengar nama pasangan disebut mungkin bisa membuat hati bergetar, apalagi jika mendengar cerita orang akan jasa-jasa mendiang semasa hidupnya? Rasanya, air mata bisa langsung menetes secara spontan. 

“Belum menerima kepergiannya saja adalah hal yang wajar, apalagi jika mendengar ada yang menceritakan mendiang pasangan Anda. Semuanya butuh proses untuk menerima,” kata Ikhsan.

“Memang butuh waktu untuk menerima kenyataannya. Tapi, pastikan juga agar Anda bisa mengatur rasa sedih ini sehingga tidak merugikan diri sendiri atau orang sekitar,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: Perhatikan, ini Tanda Anak Berduka dan Cara Mengatasinya

Supaya Tidak Berat, Apa yang Bisa Dilakukan?

Bangkit dari rasa trauma kehilangan orang tersayang memang bukan perkara mudah. Untuk membantu meringankan hal tersebut, beberapa cara yang bisa Anda lakukan menurut Ikhsan, yaitu:

  • Bercerita kepada Orang Lain 

Salah satu cara yang bisa membantu mengatasi rasa sedih adalah dengan bercerita dengan orang lain. 

Carilah orang yang benar-benar bisa memberikan dukungan, motivasi, sekaligus menemani ketika Anda sedang sedih. 

  • Ungkapan Rasa Sedih dengan Menulis 

Mencurahkan isi hati di secarik kertas rupanya bisa membantu meringankan beban di hati. Mulailah dengan menuliskan perasaan yang sedang Anda alami saat ini. 

Jika sudah, Anda bisa menyimpan secarik kertas tersebut di dalam kotak, dan simpan di dalam lemari. 

Ketika rasa sedih itu kembali muncul, jangan ragu untuk menuliskannya lagi ke dalam secarik kertas untuk nantinya dikumpulkan bersama dan disimpan di dalam kotak kenangan.

  • Cari Kegiatan yang Menyenangkan 

Meski sulit, Anda harus tetap berusaha untuk mengalihkan pikiran dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan. 

Anda bisa merencanakan liburan ke tempat yang tidak ramai penduduk, seperti pegunungan atau pantai. 

“Jika Anda memiliki anak, coba lakukan kegiatan yang menyenangkan bersama anak, seperti memasak, movie marathon, atau kembali merencanakan liburan bersama anak,” pungkas Ikhsan. 

Sedih karena kehilangan adalah sebuah hal yang sangat wajar. Namun, jangan sampai kesedihan tersebut menguasai diri dan menurunkan kualitas hidup Anda sehari-hari. 

Akan lebih baik jika Anda berusaha menatap hari dengan rasa tegar dan lapang dada sebagai bentuk penghormatan akan jasa-jasa yang telah dilakukan mendiang semasa hidupnya.

Jika Anda merasa terkendala untuk mengendalikan rasa sedih karena kehilangan atau ingin lebih tahu mengenai cara menghilangkan kesedihan ditinggal mati suami, jangan sungkan untuk berbicara langsung dengan psikolog melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Berduka

Konsultasi Dokter Terkait