Covid-19

Diam-diam, Antibodi Hewan Llama Bisa Bantu Cegah Virus Corona!

Tamara Anastasia, 19 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jadi pusat perhatian, antibodi binatang llama katanya bisa jadi pelindung manusia dari virus corona. Penasaran?

Diam-diam, Antibodi Hewan Llama Bisa Bantu Cegah Virus Corona!

Angka penambahan kasus virus corona di dunia semakin memprihatinkan setiap harinya. Berdasarkan peta persebaran virus corona Johns Hopkins, kini total orang terinfeksi virus corona sudah mencapai 13,8 juta di dunia. 

Dengan terus meningkatnya jumlah orang terinfeksi, banyak instansi yang semakin gencar mencari obat atau vaksin untuk COVID-19.

Bahkan, studi terbaru menemukan, antibodi yang dimiliki binatang llama bisa jadi harapan baru untuk mencegah penyebaran virus corona. Benarkah? 

Antibodi Llama Bernama Winter Bisa Hadapi SARS dan MERS

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell menemukan, antibodi dalam darah llama bisa menawarkan pertahanan terhadap virus corona. 

Selain itu, antibodi pada llama juga berbentuk sangat kecil, jadi bisa masuk ke ruang-ruang pada protein yang terlalu kecil bagi antibodi manusia. Diharapkan, ini bisa membantu melindungi orang yang belum terinfeksi. 

Antibodi yang berasal dari tubuh llama bernama Winter ini rupanya sudah diuji pada seorang anak berusia empat tahun di Belgia yang sembuh dari penyakit SARS dan MERS. 

Para peneliti terkemuka berspekulasi, antibodi ini dapat bekerja juga melawan virus corona dengan cara melawan dan mencegahnya masuk ke tubuh manusia. 

Butuh Nanobodi Llama untuk Cegah Virus Corona

Selain Winter, llama juga memiliki antibodi bernama nanobodi yang juga dikatakan bisa membantu mencegah virus corona pada manusia. 

Nanobodi sendiri adalah jenis antibodi berukuran kecil dan sifatnya sangat stabil, yang diambil dari spesies unta seperti llama dan alpaka. Para peneliti percaya, nanobodi ini bisa memerangi suatu penyakit termasuk COVID-19.

Sebuah laporan baru-baru ini mengonfirmasi, nanobodi llama dapat menetralkan virus SARS dan MERS, serta dapat direkayasa untuk memerangi SARS-CoV-2. 

Sejak 2015, Universitas Reading telah berkolaborasi dengan beberapa mitra akademis dan industri untuk menghasilkan nanobodi khusus dari llama. 

Cara kerjanya, para peneliti akan menyuntikkan llama dengan protein terisolasi dari virus. Kemudian, mengumpulkan sampel darahnya yang mengandung nanobodi yang dihasilkan sebagai respons dari sistem kekebalan tubuh. 

Nah, menurut dr. Arina Heidyana, antibodi pada llama akan direkayasa menjadi nanobodi, yang nantinya bisa mengikat induk virus dengan lebih kuat. 

Setelah itu, nanobodi akan mengikat virus dan memblokir jalan masuknya pada tubuh manusia. Virus tidak bisa masuk ke sel tubuh dan bisa dimatikan. 

“Nanobodi dapat diproduksi, disimpan, dan bahkan ditimbun sesuai kebutuhan. Sifatnya berarti dapat digunakan untuk mengikat dan menstabilkan molekul protein, seperti yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh,” jelas dr. Arina. 

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Temuan pada Hewan Llama Bantu Membuat Netral Antibodi

Melansir Science Focus, para peneliti berharap antibodi yang dikenal sebagai nanobodi pada akhirnya dapat dikembangkan sebagai pengobatan untuk pasien dengan COVID-19 yang parah.

Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Structural and Molecular Biology, para peneliti mengidentifikasi bahwa nanobodi mengikat spike protein dengan cara baru dan berbeda dari antibodi lain yang sudah ditemukan.

James Naismith, seorang direktur Rosalind Franklin Institute dan profesor biologi struktural di Universitas Oxford, mengatakan, "Nanobodi ini memiliki potensi untuk digunakan dengan cara yang mirip dengan serum pemulihan, yang secara efektif menghentikan perkembangan virus pada pasien yang sakit.”

Dalam sebuah studi terpisah yang diterbitkan di Nature Medicine, para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bagaimana komponen penting dari sistem kekebalan tubuh menanggapi spike protein dari virus COVID-19.

Protein tersebut sangat penting dalam merangsang antibodi untuk melindungi dari infeksi penyakit. Antibodi yang menetralkan tidak hanya mengikat spike protein, tetapi juga mencegahnya menempel dan memasuki sel manusia.

Para peneliti dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity (Doherty Institute) menyelidiki bagaimana sistem kekebalan, terutama sel B (antibodi yang bersinggungan dengan COVID-19) dan T (komponen yang mendukung pengembangan respons sel B), merespons protein tersebut.

“Kami menemukan, mereka yang menunjukkan aktivitas antibodi penetral yang kuat memiliki respons sel B yang kuat,” ujar salah satu peneliti. 

“Penggunaan nanobodi ini tidak hanya sebagai pelindung, tapi juga sebagai penetral,” tambah peneliti. 

Menanggapi hal ini, dr. Arina mengatakan nanobodi memang mungkin bisa jadi harapan baru untuk mengatasi pandemi virus corona. 

Tapi, penelitian ini masih dalam tahap penelitian laboratorium, sehingga belum bisa dipastikan efektivitasnya dalam melawan virus COVID-19. 

Penelitian terkait COVID-19 memang akan terus berkembang. Hal yang bisa Kamu lakukan sekarang adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan. 

Pakai fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi kesehatan dengan dokter. Bila ingin periksa gejala, gunakan tes coronavirus online.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait