HomeInfo SehatCovid-19Ternyata, Virus Corona Sudah Ada di Spanyol sejak Maret 2019!
Covid-19

Ternyata, Virus Corona Sudah Ada di Spanyol sejak Maret 2019!

Ayu Maharani, 07 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sejumlah penelitian mengungkap, virus corona bukan ditemukan pertama kali di Tiongkok, tapi di Spanyol. Lantas, adakah dampak dari perbedaan asal virus ini?

Ternyata, Virus Corona Sudah Ada di Spanyol sejak Maret 2019!

Kebanyakan dari kita tahu bahwa asal virus corona penyebab COVID-19 ini dari Kota Wuhan, Tiongkok. Pada awal virus ini mewabah, virus corona bahkan disebut sebagai Chinese Virus.

Namun, penelitian terbaru soal asal virus corona justru mengagetkan. Ya. menurut studi itu, asal virus SARS-CoV-2 ini bukan dari Tiongkok, melainkan Spanyol!

Virus Corona Sudah Ada di Spanyol sejak Maret 2019

Bukan pada kelelawar, ular, ataupun hewan-hewan lain, ahli virologi Spanyol dari University of Barcelona justru menemukan jejak virus corona baru di dalam sampel air limbah Barcelona, Spanyol.

Sampel air limbah tersebut dikumpulkan pada Maret 2019 silam, yakni 9 bulan sebelum COVID-19 ada di Wuhan, Tiongkok.

Dengan demikian, virus tersebut muncul jauh lebih awal dari yang diperkirakan, baik kehadirannya di Tiongkok maupun kasus positif pertama di Spanyol.

Diambilnya sampel air limbah ini tentu saja bukan tanpa tujuan. Tim peneliti University of Barcelona tahun lalu berusaha mengidentifikasi apa potensi wabah baru yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Agar lebih akurat, mereka melakukan tes pada sampel yang diambil antara Januari 2018 hingga Desember 2019.

Pengambilan dan pengujian sampel air limbah tersebut menemukan, virus SARS-CoV-2 atau virus corona ada di sampel yang diambil pada 12 Maret 2019. Meski kadarnya rendah, tetapi tetap menunjukkan positif virus.

Ketua penelitian, Albert Bosch mengatakan, meski kadar virus tersebut rendah di dalam air limbah, tetapi itu tetap menunjukkan hasil positif virus.

Penemuan soal asal virus corona tersebut tentu menuai pro dan kontra. Bahkan, ada juga yang mengatakan bahwa bisa saja hasil pengujian yang dilakukan ternyata positif palsu, mengingat virus ini memiliki kesamaan dengan infeksi pernapasan lainnya.

Bosch mengatakan sebenarnya jika hasil penelitian direspons lebih awal, maka ini dapat meningkatkan respons terhadap pandemi.

Ada kemungkinan, sudah sejak 1 tahun lalu pasien di Spanyol mendapatkan diagnosis yang salah (COVID-19 dianggap flu biasa atau infeksi pernapasan lain karena ketidaktahuan).

Virus Corona Ditemukan di Limbah, Negara Lain Ikut Monitor Limbahnya

Belanda sedang melakukan pengujian terhadap limbahnya sejak Februari lalu. Tak cuma Spanyol dan Belanda, Australia, Finlandia, Jepang, dan Singapura juga melakukan hal serupa. Tapi, mereka melakukannya bukan untuk mengetahui asal virus corona.

Misalnya saja, Australia. Negara bagiannya, yaitu Queensland, melakukan pengujian terhadap air limbah mereka untuk memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di sebuah kawasan tanpa harus melakukan tes pada setiap orang. Finlandia, Jepang, dan Singapura pun punya motif yang sama.

Pengujian air limbah dapat digunakan sebagai peringatan dini, bahwa transmisi penyakit sedang benar-benar terjadi meski banyak orang yang belum menyadari.

Ada Peneliti yang Meragukan Temuan Tersebut

Asal mula virus corona di Spanyol memang belum disetujui penuh oleh WHO. Karena itulah, Tiongkok meminta bantuan WHO untuk menyelidiki hal tersebut.

Prof. Gertjan Medema dari KWR Water Research Institute di Belanda pun menyarankan kelompok Barcelona perlu mengulangi tes untuk memastikan apakah itu benar-benar virus SARS-CoV-2 atau bukan. Ini karena ada kemungkinan hasil positif itu adalah hasil kontaminasi dari sampel lain.

Beberapa peneliti masih meragukan apakah sampel virus penyebab COVID-19 itu bisa bertahan lebih dari setahun tanpa dimasukkan ke dalam proses pembekuan yang benar-benar dingin.

Menurut mereka, bila sampel tidak disimpan dalam suhu -80 derajat Celsius, Kamu tidak bisa memercayai hasilnya.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Bila Temuan soal Virus Corona di Spanyol Tepat, Adakah Dampaknya?

Menanggapi temuan tersebut, begini penjelasan dr. Devia Irine Putri kepada KlikDokter.

Mungkin, banyak orang awam yang jadi bertanya-tanya. Kalau asal virus corona bukan dari Tiongkok, lalu kenapa? Apa itu berpengaruh buat masyarakat? Toh, sudah terlanjur menyebar dan jadi pandemi, bukan?

Dokter Devia menjelaskan, “Tidak menutup kemungkinan bahwa virus corona memang sudah ada sejak lama dan ditemukan di Spanyol. Baru beberapa waktu kemudian virusnya bisa beradaptasi lalu menyebar banyak di Wuhan.”

“Kalau memang awal virus corona di Spanyol terbukti benar, sepertinya tidak ada perbedaan gejala dari penyakit COVID-19. Ini yang biasanya jadi concern masyarakat. Virus SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat di Tiongkok karena populasi di sana juga lebih banyak,” dr. Devia melengkapi.

Jadi, persoalan asal muasal virus corona ini tidak memberikan dampak terhadap perbedaan gejala dan keparahan penyakit.

Dari mana pun asal virus corona ini, entah itu dari Spanyol atau Tiongkok, yang paling penting dilakukan oleh masyarakat sekarang adalah tetap melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker, physical distancing, membersihkan tangan, dan melakukan pola hidup sehat serta bersih.

Ingin tahu lebih lanjut seputar virus corona? Gunakan fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter. Nah, untuk memeriksa kondisi pribadi, Kamu bisa coba tes coronavirus online dari KlikDokter.

[FR/AYU]

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait