Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatCovid-19Kasus Positif COVID-19 Tinggi, WHO Meminta Pertimbangkan Lockdown Lagi
Covid-19

Kasus Positif COVID-19 Tinggi, WHO Meminta Pertimbangkan Lockdown Lagi

Tamara Anastasia, 05 Jul 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tidak hanya satu, tapi ada banyak negara yang kembali memiliki lonjakan kasus virus corona. Itu sebabnya, WHO sarankan untuk melakukan perpanjangan lockdown.

Kasus Positif COVID-19 Tinggi, WHO Meminta Pertimbangkan Lockdown Lagi

Beberapa minggu terakhir, ada sebagian negara yang kembali memberlakukan lockdown lokal. Misalnya, Tiongkok yang me-lockdown wilayah Kabupaten Anxin, Filipina yang mengunci wilayah Kota Cebu, dan Australia yang mengarantina Kota Victoria, Melbourne. Itu dilakukan karena terjadi peningkatan kasus virus corona.

WHO Sarankan Sejumlah Negara untuk Lakukan Lockdown

Karena muncul peningkatan kasus yang signifikan di beberapa negara tersebut, Badan Kesehatan Dunia atau WHO meminta kepala negara mempertimbangkan kembali pemberlakukan penguncian wilayah atau melakukan perpanjangan lockdown.

Mengutip siaran pers online, melalui Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan sejumlah negara yang sebelumnya sudah berhasil melewati masa krisis pandemi, kini harus melakukan penguncian karena adanya lonjakan kasus yang tinggi.

Meski tidak diketahui jelas negara mana saja yang harus kembali melakukan lockdown. WHO mengatakan adanya pelonggaran lockdown di sejumlah negara ini justru yang membuat terjadi lonjakan kasus positif virus corona.

“Setiap kepala negara di negara tersebut mungkin harus melakukan intervensi kembali. Meninjau ulang apakah kebijakan lockdown harus dilakukan atau tidak. Melihat adanya peningkatan kasus di sejumlah negara tersebut,” ujar Kerkhove. 

WHO juga Katakan, Kondisi Pandemi Virus Corona Belum Capai yang Terburuk

Selain meminta sejumlah kepala negara untuk kembali mengunci negaranya, WHO juga memperingatkan kondisi ini belum mencapai yang terburuk. 

“Enam bulan lalu, tidak satu pun dari kita yang bisa membayangkan bagaimana dunia dan hidup kita. Bagaimana kita akan dilemparkan ke dalam kekacauan oleh virus baru ini," kata ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Kita semua ingin ini berakhir, dan melanjutkan hidup. Namun kenyataannya, pandemi ini bahkan belum sampai kepada titik terburuknya. Meski beberapa negara telah berhasil melewati gelombang pertama virus corona, kita dalam beberapa minggu terakhir. Negara tersebut justru mengalami lonjakan kasus yang tinggi,” kata Tedros.

Artikel Lainnya: Mau Makan di Restoran saat New Normal? Yuk, Taati Aturan Berikut ini!

Dia menegaskan pandemi virus corona akan berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Seluruh masyarakat di dunia harus bersabar, dan menerimanya dengan kemurahan hati. 

Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter pun sepakat dengan Tedros.

Menurutnya, pandemi ini masih akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Terlebih lagi jika melihat banyak negara yang sudah melonggarkan sistem lockdown

“Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, tapi ini adalah kenyataan. Kita semua harus punya pikiran yang terbuka dan jangan cuek akan pandemi virus corona. Semakin Anda cuek, semakin pandemi virus corona akan berakhir,” kata dr. Devia.

Jumlah Kasus Corona Bisa Naik Bulan Oktober Sampai November

Mengutip Business Insider, Bill Gates, pemilik perusahaan Microsoft Corporation memperkirakan bulan Oktober dan November mendatang akan menjadi bulan yang paling mengerikan. Ini karena akan ada lonjakan kasus yang sangat besar di dunia.

Menurut Bill Gates, apabila perilaku manusia masih sama seperti sekarang ini. Misalnya, bersikap cuek, melanggar aturan, dan seolah tidak takut dengan coronavirus, maka lonjakan kasus ini benar akan terjadi pada bulan Oktober-November mendatang. 

Gates sendiri telah menyatakan kekecewaannya pada Presiden Donald Trump terkait penanganan COVID-19 di Amerika Serikat.

Kepada KlikDokter, dr. Devia juga mengatakan sebenarnya lonjakan kasus bisa terjadi kapan saja. Terlebih jika melihat kondisi atau sikap masyarakat dunia yang masih sangat tidak peka dengan keberadaan virus corona ini. 

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Bantu Penyebaran Virus Corona? 

“Pencegahan yang paling bisa dilakukan adalah dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku seperti mencuci tangan, menggunakan masker, sering pakai hand sanitizer, dan tetap melakukan physical distancing,” tutur dr. Devia.

Selain itu, dia menambahkan, melakukan lockdown juga sebenarnya sangat diperlukan guna memutus penyebaran virus corona di berbagai kota. 

“Jadi bukan bermaksud untuk mematikan ekonomi negara, tapi fokus dulu pada masalah intinya, baru berlanjut lagi mengatasi masalah lainnya. Kalau induknya saja sudah sulit untuk diatasi, bagaimana kita bisa atasi masalah-masalah lainnya?” tutur dr. Devia.

Pelonggaran yang dilakukan beberapa negara dan wilayah bukan berarti pandemi virus corona sudah berlalu. Kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan tetap perlu dilakukan untuk memutus mata rantai penularan.

Coba update informasi terbaru soal COVID-19 di aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa mengetahui bila mengidap gejala virus corona dengan mengikuti tes di sini.

(HNS/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter