HomeInfo SehatCovid-19Kasus COVID-19 di Kota Cebu Capai 5.500, Lockdown Diperpanjang
Covid-19

Kasus COVID-19 di Kota Cebu Capai 5.500, Lockdown Diperpanjang

Tamara Anastasia, 01 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kasus COVID-19 di Filipina semakin tinggi, salah satunya di kota Cebu. Pemerintah Filipina sampai harus memperpanjang waktu lockdown lokal.

Kasus COVID-19 di Kota Cebu Capai 5.500, Lockdown Diperpanjang

Peningkatan jumlah kasus virus corona tidak hanya datang dari Indonesia. Namun,di negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina juga mengalami hal yang sama. Bahkan, saking tingginya peningkatan kasus coronavirus di Kota Cebu, Pemerintah Filipina harus menempuh langkah lockdown lokal.

5.500 Kasus Positif Virus Corona Muncul di Kota Cebu

Melansir The Straits Time, Kementerian Kesehatan Filipina melaporkan ada lebih dari 5.500 kasus positif dan 156 kematian akibat virus corona di kota Cebu.

Dalam dua minggu terakhir, Cebu memang menjadi kota dengan kasus COVID-19 tertinggi. Kasus COVID-19 di kota Cebu melampaui Manila dan kota besar lainnya  di Filipina.

Sebagai perbandingan, Kota Quezon memiliki 364 kasus dan Manila 280 kasus COVID-19.

Cebu sendiri adalah pusat komersial dan wisata utama di Filipina Tengah dengan populasi sekitar satu juta penduduk.

Carlito Galvez, pimpinan satuan tugas yang mengawasi pemerintah untuk menangani virus corona di Filipina mengatakan peningkatan ini sangat mengkhawatirkan dan termasuk dalam kasus terparah.

Galvez juga sempat melaporkan adanya kasus memprihatinkan pada sebuah rumah sakit di Cebu.

Di mana dari total 122 pasien COVID-19, sebanyak 86 di antaranya meninggal dunia kurang dari 48 jam setelah mereka dirawat.

“Ini artinya kita belum bisa mendeteksi penyakit ini dengan cepat. Dari 10 pasien yang diduga COVID-19, tiga di antaranya menunjukan hasil positif. Tempat tidur di rumah sakit telah habis dan petugas kesehatan sudah lelah dan kewalahan,” ujar Galves.

Galvez juga menerangkan bahwa saat ini hanya ada tujuh rumah sakit besar di Cebu yang dapat menangani lonjakan kasus coronavirus.

Puluhan Petugas Balai Kota Cebu Positif Virus Corona

Dilansir dari Manilla Bulletin, dari total 5.500 kasus COVID-19, sebanyak 70 di antaranya adalah pekerja di Balai Kota Cebu.

Para pasien positif virus corona ini adalah ‘orang di garis depan’ yang  berkampanye melawan penyakit virus corona.

Pengacara Rey Gealon sekaligus juru bicara Wali Kota Edgardo Labella mengatakan, ada 67 pekerja di Balai Kota Cebu yang  dinyatakan positif COVID-19.

Gealon pun melaporkan, empat orang yang bekerja di pemerintahan kota meninggal dunia akibat COVID-19, termasuk anggota dewan dan mantan anggota kongres Antonio Cuenco.

Selain itu ada 12 petugas kesehatan, 19 petugas layanan ambulans, dan 36 petugas kesehatan kecamatan di Cebu yang positif terkena virus corona.

“Mereka yang terinfeksi virus bekerja di garis depan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan tes swab, tes rapid, dan contact tracing,”

“Di kantor kami telah menyediakan desinfektan dan menetapkan aturan jaga jarak dengan sesama pekerja. Kami juga telah menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja kami,” kata Gealon.

Tidak hanya itu, Balai Kota Cebu telah menerapkan aturan work from home, dan untuk yang sudah berusia lanjut atau sakit, mereka tidak diharuskan untuk bekerja.

Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri mengatakan bahwa garda terdepan untuk penanggulangan COVID-19 memang jadi orang yang paling rentan terinfeksi virus corona.

Menurutnya, inilah penyebab mengapa banyak nakes yang ikut terinfeksi saat menangani pasien virus corona.

Selain itu, menurut dokter Devia, sistem imun tubuh petugas medis pastinya ikut melemah. Mereka juga rentan kelelahan saat mengatasi pasien yang membludak, jadi risiko tertular virus corona pun besar.

Artikel Lainnya: Kapolri Cabut Maklumat Larangan Berkumpul Saat Pandemi COVID-19, Amankah?

Lockdown Kota Cebu Diperpanjang Hingga 15 Juli

Sebagai informasi, awalnya Filipina berencana mengakhiri lockdown di Cebu pada akhir Juni kemarin.

Namun, karena melonjaknya kasus COVID-19 di kota Cebu, Presiden Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown lokal hingga 15 Juli mendatang. Pengumuman ini pun disampaikan pada Selasa (30/6) malam.

Tidak hanya itu, Menteri Kesehatan Francisco Duque III mengatakan bahwa langkah lockdown ini direkomendasikan oleh Menteri Lingkungan Roy Cimatu.

Ia merekomendasikan agar Kota Cebu di-lockdown atau karantina wilayah sampai kasus penularan virus corona menurun.

Dr. Devia pun juga setuju dengan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Filipina. Menurutnya, lockdown sementara waktu memang bisa membantu menurunkan angka penyebaran COVID-19.

Hal ini membuat tenaga medis pun bisa lebih fokus menyembuhkan pasien yang memang sudah terjangkit sebelumnya.

“Bahkan jika kasusnya belum menurun, maka lockdown harus tetap diperpanjang. Jika mau melonggarkan sistem lockdown, harus secara bertahap, tidak bisa langsung serentak aturannya dicabut,” kata dr. Devia.

Haruskah Langkah Lockdown Diperketat?

Dokter Devia menjelaskan, sebenarnya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing negara jika ingin memperketat atau melonggarkan lockdown.

Apabila kasus positif virus corona di negara tersebut masih tinggi, sebaiknya lockdown diperketat.

Namun, jika kasusnya sudah turun dan kurva sudah stabil, boleh melonggarkan aturan lockdown secara bertahap.

“Untuk kasus di Indonesia seharusnya tidak diberikan kelonggaran, sebab kasusnya terus bertambah, masyarakatnya masih banyak yang masa bodoh. Kalau diberi kelonggaran, bisa lebih parah dampaknya menurutku,” tegas dr. Devia.

KlikDokter juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menekan angka persebaran virus corona.

Bila masih penasaran seputar COVID-19 gunakan fitur LiveChat untuk konsultasi langsung dengan dokter. Kalau mau tahu Anda mengidap gejalanya atau tidak, bisa mencoba tes coronavirus online di sini. Tetap semangat dan salam sehat!

(OVI/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait