Berita Kesehatan

Sambil Meminta Maaf, Risma Menangis Pada Nakes. Mengapa Bisa Emosional?

Tamara Anastasia, 01 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sambil sujud dan menangis, Risma minta maaf kepada Nakes. Netizen katakan Ibu lebay! Apa kata psikolog tentang hal ini?

Sambil Meminta Maaf, Risma Menangis Pada Nakes. Mengapa Bisa Emosional?

Persebaran virus corona di Indonesia kian hari semakin memburuk, terutama di provinsi Jawa Timur, tepatnya di kota Surabaya. Baru-baru ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi sangat emosional saat meminta maaf pada para tenaga kesehatan.

Sebelumnya perlu diketahui, lewat laman resminya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengantisipasi penyebaran virus corona sembari melaporkan 11.795 jumlah kasus positif yang terkonfirmasi (29/6).

Dari belasan ribu kasus di Jawa Timur, Surabaya menjadi pusat persebaran virus corona terbanyak, yakni ada 5.606 kasus dengan angka kematian mencapai 434 dan 2.314 pasien sembuh. 

Tidak hanya itu, Surabaya dianggap sebagai salah satu kota yang warganya paling ‘bandel’, karena masih banyak yang menganggap remeh dan tidak menaati protokol kesehatan. 

Akibatnya, lonjakan kasus virus corona di Surabaya melonjak tinggi dan menyebabkan rumah sakit jadi overload. Alhasil, sulit untuk menampung pasien COVID-19 di Surabaya.

Risma Sujud, Menangis, dan Minta Maaf ke Nakes

Selain karena lonjakan kasus positif di kota tersebut, media sosial kembali diviralkan dengan video Wali Kota Surabaya, Ibu Risma yang menangis bersujud sambil meminta maaf kepada dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Senin (29/6) kemarin. 

Hal ini terjadi saat Risma mengikuti acara audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia Surabaya. 

Merangkum berbagai sumber, saat kejadian itu, Risma sedang di tengah-tengan memperhatikan penjelasan dr. Sudarsono, Sp.P (K) tentang penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. 

Dalam sesi tersebut, Sudarsono mengeluh tentang kondisi RSUD dr. Soetomo yang terlampau penuh merawat pasien COVID-19. 

Dokter Sudarsono juga mengatakan banyak pasien tidak bisa tertangani akibat overload. Inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa jumlah kematian kasus akibat virus corona di Surabaya itu tinggi.

Saat penjelasan selesai, Risma tiba-tiba berdiri dari tempatnya duduk. Lalu, Wali Kota Surabaya tersebut bersujud sambil menangis meminta maaf di hadapan dr. Sudarsono.

Risma menangis terisak sembari menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi di Surabaya. Tidak hanya itu, Risma pun mengatakan bahwa ia tidak pantas memimpin Surabaya. 

Ketika kejadian tersebut berlangsung, dr. Sudarsono dan sejumlah staf wali kota terkejut. Lantas, mereka mencoba membujuk Risma untuk segera berdiri. 

Sebelum kejadian ini, Risma mengeluhkan tentang kendala komunikasi dengan manajemen dan dokter di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu. 

Selain itu, Risma mengatakan sudah pernah mengirimkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke RSUD dr. Soetomo, namun ditolak.

Artikel Lainnya: Kapolri Cabut Maklumat Larangan Berkumpul Saat Pandemi COVID-19, Amankah?

Banyak yang Katakan Risma Lebay!

Setelah tindakan Risma tersebar luas di media sosial, tidak sedikit orang bersimpati dan berempati. Namun, banyak juga orang yang beranggapan Risma terlalu over reacting atau lebay

Ada beberapa comment yang tertangkap ketika salah satu akun Instagram sebuah media mem-posting kondisi Risma menangis. Antara lain seperti akun @septiant* yang mengatakan “Kok makin over beliau ini.” 

Lalu, ada juga akun @fajrihidayattulla* yang berkomentar, “Gue ngeliatnya malah kayak nggak pantes da. Sekelas walikota gagal menjalin koordinasi dengan instansi itu sangat memalukan kinerjanya.”

Lantas, apakah tindakan yang dilakukan oleh Risma ini bisa dikatakan lebay?

Menanggapi hal ini, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menjelaskan, tindakan yang dilakukan oleh Risma bukanlah reaksi berlebihan, melainkan reaksi emosional yang mungkin sudah terbendung sejak pandemi virus corona berlangsung. 

Emosi tersebut akhirnya ‘meledak’ saat mendengar keluhan dan penjelasan para dokter tentang situasi pasien rumah sakit yang penuh. 

“Ini tidak lebay atau drama, tapi ini bentuk sikap emosional yang akhirnya meledak karena satu faktor. Dalam kasus ini, berarti rasa emosional Risma meledak saat mendengar keluhan para dokter,” ujar Ikhsan. 

Artikel Lainnya: Bekerja saat Pandemi Virus Corona, Ini Panduan New Normal Kemenkes RI

Ini Penyebab Seseorang Jadi Emosional

Emosional umumnya selalu dikaitkan dengan perilaku seseorang yang sedang marah atau emosi. 

Padahal, emosional mencakup seluruh aspek emosi yang ada dalam diri manusia, termasuk saat sedih, terharu, atau kecewa.

Namun, ketika seseorang merasa marah hingga menangis, apakah wajar untuk dilakukan? 

Mengutip Healthline, sikap emosional adalah hal yang normal, termasuk ketika Anda marah sampai menangis. 

Meski demikian, ada beberapa penyebab lainnya yang membuat seseorang bisa sampai sangat emosional, bahkan dianggap lebay oleh beberapa orang. Berikut penjelasannya: 

  • Anda Adalah Manusia 

Emosi adalah bagian normal dari manusia. Setiap orang punya kadar emosional tersendiri dan akan memproses peristiwa dengan emosi yang berbeda-beda. 

Akan tetapi, ketika sikap emosional sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, mungkin ada gejala penyakit psikis pada diri Anda. Misalnya, gangguan panik, cemas, dan sebagainya. 

  • Genetik 

Walaupun normal, namun penyebab atau kadar emosi seseorang bisa dipengaruhi oleh genetik atau riwayat keturunan menurut para ahli.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa emosi dipengaruhi oleh genetika. 

Meskipun ada faktor-faktor lain yang terlibat, seperti pengaruh lingkungan dan sosial, tapi gen atau riwayat keturunan juga jadi faktor mengapa Anda bisa sangat emosional. 

Menanggapi hal ini, Ikhsan tidak sepenuhnya setuju, karena emosional manusia dibangun oleh dirinya sendiri, dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial. 

Jadi, apabila seseorang tinggal dalam lingkungan yang selalu penuh tekanan, tidak heran kalau orang tersebut sangat emosional. 

  • Kurang Tidur 

“Ya, kurang tidur memang bisa menjadi penyebab seseorang jadi sangat emosional. Hal ini dikarenakan otak manusia tidak mendapat cukup oksigen untuk memproses suatu kejadian atau tindakan dari orang lain,” jelas Ikhsan. 

Selain itu, kurang tidur juga bisa membuat seseorang jadi lebih sulit berpikir, berkonsentrasi, dan meningkatkan risiko untuk mengalami kecemasan serta depresi

Penelitian juga telah menunjukkan, bahwa tidur kurang tidur dapat menyebabkan emosi Anda rusak. Akibatnya, Anda lebih mudah tersinggung atau marah.

  • Anda Tipe Orang yang Sensitif 

Kepribadian yang disebut sensori pemrosesan sensitivitas (SPS) adalah kondisi di mana seseorang memproses dunia lebih dalam, alias “lebih sensitif”.

Ini bisa termasuk saat memproses suasana hati, merasakan perasaan orang lain, mengalami rasa sakit, dan bahkan saat mendengar suara keras.

Orang dengan tipe kepribadian ini mungkin merasakan emosi positif lebih dalam daripada orang lain. Jadi, ia bisa merasakan sukacita, kegembiraan, dan kebahagiaan lebih dalam ketimbang orang lain. 

Jika ada orang yang mengatakan Anda sangat sensitif, Anda tidak perlu marah. Sebab, kondisi SPS ini adalah normal.

Artikel Lainnya: Cara Jitu untuk Mengendalikan Emosi Berlebih

Ini Cara Kerja Emosi yang Perlu Anda Ketahui

Emosi tidak terjadi secara tiba-tiba dan spontan. Melainkan ada proses yang nantinya jadi penyebab seseorang emosi atau jadi emosional. 

Mengutip laman Kids Frontiers, reaksi emosional bisa terjadi karena ada peristiwa yang terjadi pada diri manusia. Nantinya, peristiwa tersebut akan diubah oleh sistem kerja otak.

Misalnya, ketika Anda takut atau marah, Anda mungkin merasa jantung mulai berdebar dan paru-paru mulai bernapas lebih cepat. Contoh lainnya, ketika Anda sedih, Anda mungkin meneteskan air mata. 

Emosi juga dapat menyebabkan beberapa otot di tubuh Anda bergerak secara otomatis. 

Misalnya, selama merasa bahagia, Anda mungkin tersenyum, suara Anda mungkin terdengar lebih bersemangat, dan Anda mungkin berdiri sedikit lebih tinggi. 

Selain itu, reaksi emosional yang dialami akan menyebabkan Anda berpikir secara berbeda. 

Sebagai contoh, menurut para ahli, ketika sedang bersedih biasanya kita juga akan memikirkan kenangan sedih. Sementara itu, saat sedang berbahagia, mereka biasanya juga akan memikirkan kenangan yang menyenangkan.

“Proses emosional ini juga bisa terjadi karena adanya suatu kejadian atau peristiwa besar yang memengaruhi psikologis, sehingga memicu respons perilaku yang spontan seperti Ibu Risma,” jelas Ikhsan. 

“Hal ini juga sebagai bentuk ekspresi dari emosi yang Ibu Risma rasakan. Kan, ada orang yang mengekspresikan emosi dengan marah marah, atau menangis, atau suatu perilaku. Nah, kalau Ibu Risma dengan seperti itu,” tambahnya. 

Jadi, pada kesimpulannya, tidak ada yang salah akan tindakan Ibu Risma. Anda juga tidak pernah tahu dan merasakan apa yang Risma lalui selama masa jabatannya sebagai Wali Kota. 

Hal ini membuat mengomentari Risma bersikap lebay dan drama adalah suatu hal yang sepatutnya tidak pantas dilontarkan. 

KlikDokter juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menekan angka persebaran virus corona. 

Apabila mau tahu lebih lanjut seputar COVID-19 gunakan fitur Live Chat untuk konsultasi langsung dengan dokter. Sedangkan untuk membantu menentukan gejala, Anda bisa mencoba tes coronavirus online di sini. 

(OVI/AYU)

Emosi

Konsultasi Dokter Terkait