Covid-19

Susul DKI Jakarta, Kasus Positif Virus Corona di Jatim Capai 10.000!

Krisna Octavianus Dwiputra, 25 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jawa Timur mulai menyusul DKI Jakarta soal jumlah kasus positif virus corona. Kini, Jatim dikabarkan sudah mencapai 10.000 kasus lebih.

Susul DKI Jakarta, Kasus Positif Virus Corona di Jatim Capai 10.000!

Semakin hari semakin tambah kasus positif virus corona di Jawa Timur. Bahkan, Jatim mulai menyamai Jakarta. Untuk hari Rabu (24/6), provinsi dengan ibu kota Surabaya itu sudah punya jumlah kasus mencapai 10.000 lebih.

Kasus Positif Virus Corona Jatim Tembus 10.000

Penambahan kasus yang terjadi di Jawa Timur memang tidak bisa disepelekan begitu saja. Per hari ini (24/6), sudah mencapai 10.115.

Ini cuma berbeda sedikit saja dengan DKI Jakarta yang sudah mencapai 10.250 kasus positif.

Menurut Gugus Tugas Penanganan Virus Corona, penambahan kasus drastis setelah ada 258 kasus baru. Sementara itu, ada juga 60 kasus sembuh dan meninggal dunia 13 orang pada hari yang sama.

Melansir Kumparan, catatan tersebut membuat Jawa Timur berada di peringkat teratas dengan penambahan terbanyak setelah DKI Jakarta pada hari tersebut.

Angka tersebut dari hasil adanya tambahan 160 kasus positif. Sementara, dicatatkan ada 100 orang tambahan yang sembuh dan 8 orang meninggal dunia di hari yang sama.

Secara keseluruhan, sampai saat ini kasus yang sudah dikonfirmasi di Indonesia adalah lebih dari 48.000 kasus.

Ini menjadi perhatian serius pemerintah, dalam hal ini Jubir pemerintah dalam penanganan virus corona, Achmad Yurianto.

"Lima provinsi ada kenaikan kasus cukup signifikan. Pertama, Jawa Timur laporan kasus baru 258 orang dan sembuh 6 orang. DKI Jakarta 160 kasus baru, 100 sembuh. Sementara di Sulsel ada tambahan 154 kasus dan 42 sembuh. Sumut 117 kasus, 3 sembuh. Papua 55 kasus, tak ada laporan sembuh," kata Yurianto.

Kondisi Penyebaran Virus Corona di Jatim dan Surabaya

Menariknya, kasus di Jatim meningkat karena sebagian besar kasusnya disumbang oleh Surabaya.

Tercatat ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 107 orang, sehingga total menjadi 4.878 orang hingga 23 Juni 2020 di Surabaya.

Melihat fakta ini, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga (Unair), dr. Windhu Purnomo menuturkan, kasus positif COVID-19 di Jatim terus meningkat seiring masih ada penularan COVID-19 di masyarakat. Ia menyoroti, kasus positif di Jawa Timur sebagian besar ada di Surabaya.

Dokter Windhu berpendapat, belum ada kedisiplinan warga dalam mematuhi protokol kesehatan.

Lalu, warga masih saja tidak pakai masker, tidak jaga jarak, dan tidak cuci tangan sebelum pegang wajah. Kontrol dari pemerintah pun lemah.

Selain itu, dr. Windhu menilai, Surabaya juga tidak ada status di tengah kondisi kasus COVID-19 masih tinggi. Ia melihat, tanpa status tersebut, masyarakat menganggap sudah tidak ada.

Selain itu, disoroti juga kondisi epidemiologi di Jawa Timur, terutama Surabaya. Dokter Windhu menuturkan, attack rate atau angka kejadian serangan infeksi di Jawa Timur di angka 24,6 per 100.000 penduduk.

Artinya, setiap 100.000 penduduk akan tertular 25 orang di Jawa Timur, begitu penjelasan darinya.

Sedangkan Surabaya, Jawa Timur 148,9 per 100.000 penduduk. Artinya, setiap 100.000 penduduk akan tertular sekitar 150 orang.

Artikel Lainnya: Pasien Sembuh Virus Corona Kembali Dinyatakan Positif, Kok, Bisa?

Kasus Virus Corona di Surabaya Menurun

Namun, Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini justru menegaskan, kasus di Surabaya menurun. Ini diucapkannya seusai rapid test massal di Kota Pahlawan tersebut.

"Meskipun kami melakukan banyak sekali [rapid test] di beberapa tempat, tren menurun," ujar Risma saat dialog “Zona Risiko Tinggi: Bagaimana Beradaptasi?”, Selasa (23/6).

Risma menuturkan Pemkot Surabaya telah dibantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Intelijen Negara (BIN) sekitar hampir satu bulan untuk menggelar rapid test atau tes cepat secara massal.

Mengapa Kasus Virus Corona di Jatim Meningkat?

Sampai saat ini, kasus di Jatim secara keseluruhan meningkat cukup drastis. Menurut dr. Windhu, faktor utama lonjakan kasus terjadi karena buruknya kedisiplinan warga.

Di sisi lain, menurut dr. Devia Irine Putri, penanganan yang tidak maksimal juga bisa menjadi akar masalahnya. Paling utama adalah tracing kontak yang tidak maksimal.

"Biasanya karena penanganannya belum maksimal, sih, terutama dalam hal tracing kontak. Kalau semakin banyak yang kontak fisik dengan pembawa virus, bisa mudah melonjak. Apalagi kalau di tempat-tempat ramai atau tempat umum," tegas dr. Devia.

Kasus positif di Jawa Timur perlu menjadi perhatian daerah lain. Sementara, bagi masyarakat, harus tetap melakukan protokol kesehatan ketat agar penyebaran tidak semakin tinggi.

Konsultasikan penyakit COVID-19 dengan dokter via LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Manfaatkan layanan periksa gejala KlikDokter yaitu cek risiko virus corona online.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait