Covid-19

8 Staf Kampanye Donald Trump Positif COVID-19, Jadi Kluster Baru di AS!

Tamara Anastasia, 24 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Usai gelar kampanye di Tulsa, kedelapan staf kepresidenan AS telah dinyatakan positif virus corona. Mengapa hal ini bisa terjadi?

8 Staf Kampanye Donald Trump Positif COVID-19, Jadi Kluster Baru di AS!

Peningkatan jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat terus bertambah. Tidak hanya datang dari kalangan masyarakat. Namun,i kali ini penambahan jumlah kasus juga berasal dari staf kepresidenan Donald Trump beberapa waktu lalu.

Diketahui, Trump telah menggelar kampanye dalam ruangan tertutup, di mana sejumlah negara di AS masih khawatir dan mencatat lonjakan kasus virus corona.

Tidak hanya satu kota, tapi hampir seluruh kota di AS memiliki angka kasus coronavirus yang tinggi.

Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini (23/6) AS masih menduduki peringkat teratas jumlah pasien positif virus corona dengan kasus terinfeksi sebanyak 2,3 juta.

8 Staf Kampanye Donald Trump Terinfeksi Virus Corona

Melansir CNN, staf yang bertugas menemani Presiden Donald Trump dinyatakan positif terinfeksi virus corona, usai kampanye presiden di Tulsa, Oklahoma.

Bila sebelumnya staf yang dilaporkan terinfeksi berjumlah 2 orang, kini bertambah lagi menjadi 8 orang.

Direktur Komunikasi Kampanye Trump, Tim Murtaugh mengatakan dua orang staf yang sebelumnya terinfeksi virus corona telah mengikuti semua protokol kesehatan yang ada dan selalu menggunakan masker sepanjang acara.

Namun, setelah dinyatakan positif virus corona, protokol pelacakan segera diaktifkan. Proses karantina pun langsung dimulai dan orang yang berkontak langsung dengan korban langsung dilacak.

Artikel Lainnya: Benarkah Virus Corona Bisa Menular Lewat Transfusi Darah?

Ada Peringatan Soal Meningkatnya Kasus Corona di Tulsa

Faktanya, beberapa jam sebelum Trump melaksanakan kampanye, Tulsa telah melaporkan adanya peningkatan kasus di sana.

Saat ini, tercatat ada 2.206 kasus virus corona di Tulsa. Departemen Kesehatan Negara Bagian Oklahoma menginformasikan, peningkatan ini adalah peningkatan terbesar sejak awal pandemi.

Ini adalah kali pertama sejak pandemi virus corona, Tulsa mengadakan kampanye. Meski demikian, kampanye yang diprediksi dihadiri sekitar ratusan ribu pengunjung tersebut ternyata hanya didatangi kurang dari setengahnya. Massa yang datang hanya berjumlah puluhan.

Melansir New York Post, staf senior kampanye Trump, Mercedes Schlapp mengatakan, pengunjung tidak bisa masuk ke BOK Center, di mana tempat kampanye berlangsung.

Ia juga menyalahkan para pendemo yang membuat masyarakat jadi takut untuk hadir ke kampanye Trump.

Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri mengatakan, segala bentuk kegiatan politik – termasuk kampanye atau diskusi besar – sebaiknya tidak dilakukan dengan melibatkan kerumunan banyak orang. Karena, kerumunan orang bisa jadi “sarang” munculnya wabah virus corona.

“Banyak orang yang OTG (orang tanpa gejala) dan ini yang berbahaya. Dari sekian banyak orang, mungkin ada 1-2 orang yang sebenarnya sudah terinfeksi. Tapi, karena tidak menunjukkan gejala, maka orang tersebut secara tidak sadar telah terinfeksi. Ini bisa jadi carrier untuk orang lain yang duduk atau berdiri dekat dengannya,” ujar dr. Devia.

“Kalau memang ingin melakukan kampanye, bisa dilakukan secara virtual. Bila perlu, ditunda dulu sampai keadaan benar-benar membaik dan kasusnya sudah sangat menurun,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang dari Dunia

Kampanye Akbar Trump Potensial Timbulkan Superspreader

Dengan adanya kampanye yang dilakukan Trump, Direktur Eksekutif Departemen Kesehatan Tulsa, Bruce Dart mengatakan, ini mungkin bisa jadi pemicu superspreader atau penyebaran super virus corona.

Selain itu, Komisaris Kesehatan Negara di Tulsa, dr. Lance Frye mengatakan, mulai sekarang Oklahoma harus dipersiapkan dengan baik dibanding negara lainnya untuk menyikapi penyebaran virus corona baru. Caranya, menyediakan keperluan APD dan kamar tempat tidur untuk pasien.

Ia mengatakan, para pejabat harus mencari cara untuk mencoba mengurangi penyebaran penyakit. Lalu, ia pun tidak tahu bagaimana pedoman CDC dapat ditegakkan selama pertemuan publik besar tetap berlangsung.

Dalam kasus ini, dr. Devia juga setuju bahwa adanya pertemuan besar. Misalnya, kampanye, rapat tertutup atau terbuka, aksi demo, dan sebagainya bisa jadi sumber superspreader. Pasalnya, ada saja orang yang mungkin sudah terinfeksi namun jadi OTG.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Cara Penularan Superspreader Virus Corona

Superspreader sendiri adalah sebuah istilah yang digunakan di berbagai negara untuk keberadaan seseorang yang telah menyebabkan banyak orang tertular suatu penyakit – dalam kasus ini virus corona.

Misalnya, dalam satu kota ada satu orang yang diduga menjadi superspreader, maka orang ini bisa menularkan hingga ke 30 orang lainnya dalam satu kota yang sama.

Superspreader ini bisa menyebarkan COVID-19 tanpa menunjukkan gejala apa pun. Jadi, bisa saja dalam satu kasus atau satu pasien superspreader yang masuk ke rumah sakit, ini bisa membuat 10 petugas medis dan 4 pasiennya ikut terjangkit,” jelas dr. Devia.

“Seseorang yang menjadi superspreader biasanya karena ia tidak mengalami gejala sakit atau OTG, sehingga ia tetap berhubungan dengan orang lain tanpa secara sadar menularkan dan menjadi carrier untuk orang lain,” tambahnya.

Menurut beberapa penelitian, orang yang jadi superspreader biasanya memiliki virus yang lebih ganas dari biasanya.

Tidak hanya itu, virus dari superspreader juga dianggap lebih aktif. Namun, belum ada penelitian yang benar-benar terbukti akan hal ini.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari superspreader? Berikut penjelasannya dari dr. Devia:

Lakukan physical distancing dengan orang-orang di luar rumah. Jika Anda jadi satu dari banyak orang yang wajib bekerja di kantor saat ini, maka melakukan jaga jarak dengan orang lain adalah hal wajib.

Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir. Faktanya, mencuci tangan dengan air dan sabun bisa membasmi virus yang menempel di luar tubuh dengan sangat efektif sehingga risiko terinfeksi virus penyebab penyakit pun jadi tidak ada.

Gunakan masker bila memang harus ke luar rumah. Penggunaan masker bisa mencegah virus, debu, dan droplet masuk ke dalam saluran napas.

Bila Anda menggunakan masker bedah, pastikan ganti secara rutin dan hindari mencuci atau menggunakannya dua kali.

Kalau Anda pakai masker kain, cuci secara rutin maskernya dan pastikan masker kering secara menyeluruh di bawah matahari.

Jika tidak terdesak untuk ke luar rumah, sebaiknya Anda tetap berada di dalam rumah. Ini termasuk cara paling efektif untuk menurunkan risiko terinfeksi virus corona.

Kalau ingin cek gejala, coba cek risiko virus corona online dari KlikDokter. Konsultasi dokter juga bisa via smartphone dengan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Mudah!

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait