Covid-19

Temuan Baru, Dexamethasone Bisa Kurangi Angka Kematian Virus Corona

Tamara Anastasia, 20 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bisa bantu pasien dengan pengguna alat bantu ventilator, dexamethasone jadi standar pengobatan virus corona. Yuk, simak info lengkapnya di sini!

Temuan Baru, Dexamethasone Bisa Kurangi Angka Kematian Virus Corona

Baru-baru ini kabar baik datang dari para peneliti dari University of Oxford, Inggris yang katanya berhasil menemukan obat virus corona dari obat dexamethasone.

Para peneliti mengatakan mereka memiliki bukti yang cukup kuat akan kemanjuran dari obat dexamethasone. Namun, apakah obat ini benar-benar ampuh untuk atasi virus corona? Apa, sih, sebenarnya dexamethasone ini?

Dexamethasone Berhasil Sembuhkan Pasien Corona yang Pakai Ventilator

Melansir laman BBC, dari hasil penelitian oleh para peneliti di Oxford University, Inggris, obat ini bisa mengurangi 1/3 kematian pasien yang menggunakan ventilator dan 1/5 kematian pasien dengan bantuan oksigen.

Hasil uji coba menunjukkan, dexamethasone yang digunakan untuk mengurangi peradangan pada penyakit lain dapat mengurangi tingkat kematian sekitar 1/3 di antara pasien COVID-19 yang sakit parah di rumah sakit.

Martin Landray (peneliti dan profesor di University of Oxford) mengatakan, “Ini adalah hasil yang menunjukkan bahwa bila pasien COVID-19 yang menggunakan ventilator atau oksigen diberikan dexamethasone, ini akan menyelamatkan nyawa. Lalu, itu akan dilakukan dengan biaya yang sangat rendah.”

Peneliti utama dan profesor penyakit menular di University of Oxford, Peter Horby mengatakan dexamethasone adalah satu-satunya obat yang sejauh ini terbukti mengurangi angka kematian. Lalu, ini bisa mengurangi jumlah pasien secara signifikan.

Penelitian ini mencakup 2.100 pasien yang secara acak diberikan obat dexamethasone dan 4.300 pasien lainnya yang tidak mendapat dexamethasone.

Hasil menunjukkan, satu kematian bisa dicegah dengan pemberian obat dexamethasone pada pasien dengan alat bantu ventilator. Meski begitu, di antara pasien yang tidak menggunakan alat bantu ventilator, obat ini belum terbukti bekerja.

Jadi Standar Pengobatan Virus Corona

Para peneliti memperkirakan, sekitar 5.000 kematian bisa dicegah bila obat dexamethasone digunakan sejak awal munculnya pandemi virus corona.

Dalam kasus yang parah, virus secara langsung menyerang sel-sel yang melapisi saluran udara dan paru-paru pasien.

Namun, infeksi tersebut juga dapat memicu reaksi kekebalan yang luar biasa yang sama berbahayanya. Ada 3/4 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menerima bantuan oksigen karenanya.

Para peneliti menyimpulkan, obat ini tampaknya bisa mengurangi peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Selain itu, berguna juga untuk melindungi jaringan lainnya dalam tubuh manusia.

Peter Horby mengatakan obat dexamethasone adalah obat pertama yang ditujukan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien coronavirus.

Horby juga menambahkan, dexamethasone bisa dijadikan standar untuk perawatan pasien virus corona.

Artikel Lainnya: Ternyata Membunuh Virus Corona Bisa Pakai Obat Kumur, Apa Ampuh?

Obat Seperti Dexamethasone Sempat Tak Dianjurkan WHO

Meski berhasil, ternyata obat seperti dexamethasone sempat tidak dianjurkan oleh WHO.

Melansir Euronews, WHO memperingatkan untuk tidak menggunakan steroid atau obat dexamethasone untuk pengobatan virus corona karena bisa menghambat penyembuhan. Namun, pada tahap akhir, obat ini mungkin bisa efektif.

Dexamethasone sendiri merupakan obat antiinflamasi atau peradangan golongan kortikosteroid. Obat ini bekerja untuk menambah hormon steroid di dalam tubuh, mengurangi peradangan, dan membantu menekan daya tahan tubuh.

Dokter Devia Irine Putri mengatakan, “Karena memang kerjanya mengurangi peradangan di dalam tubuh, maka biasanya digunakan untuk pasien dengan masalah autoimun (lupus, rheumatoid arthritis, psoriasis), gangguan saluran pernapasan, alergi kulit, atau infeksi yang berat.”

“Jadi, bisa digunakan kalau untuk mengurangi atau meringankan gejala virus corona [yang parah]. Karena, infeksi virus corona bisa membuat peradangan ke seluruh tubuh dan pada beberapa kasus berat hingga sampai membuat pasiennya pakai ventilator. Jadi, digunakankanlah obat dexamethasone ini untuk meredakan peradangannya,” tambah dr. Devia.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Dexamethasone Punya Efek Samping dan Risiko

Walau bisa mengurangi gejala pada pasien virus corona, dexamethasone juga punya efek samping dan risiko bila dipakai sembarangan.

Menurut dr. Devia, obat seperti dexamethasone maupun golongan obat kortikosteroid lainnya tidak boleh dikonsumsi secara bebas dan harus di bawah pengawasan dokter.

“Jika seseorang secara bebas dan asal mengonsumsi obat ini, maka efek samping yang bisa timbul adalah muntah, diare hebat, lemas, mulut kering, dan jantung berdebar.

Jika dikonsumsi dalam dosis besar pada jangka waktu yang lama, maka ini bisa menyebabkan moon face (lemak menumpuk di pipi), peningkatan berat badan, peningkatan kadar gula darah, dan meningkatkan risiko tukak lambung,” jelas dr. Devia.

Senada dengan itu, BPOM RI melalui laman resminya juga menyarankan masyarakat tidak membeli dexamethasone secara sembarangan, tanpa anjuran dokter. Masyarakat dianjurkan tidak membeli obat dexamethasone dan steroid lainnya secara bebas tanpa resep dokter. Hal ini  termasuk membelinya dari toko online.

Untuk penjualan obat dexamethasone dan steroid lainnya, termasuk melalui online tanpa ada resep dokter dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Intinya, Anda tidak bisa membelinya secara bebas.

Mengapa pembelian obat ini dilarang secara bebas? Hal ini karena dexamethasone masuk dalam golongan steroid. Nah, golongan obat ini terdaftar sebagai obat keras di BPPOM RI. Kalau tidak digunakan dengan bijak, pastinya dapat membahayakan nyawa seseorang.

Dexamethasone Bukan untuk Pencegahan Virus Corona

Selain itu, meski bisa mengurangi peradangan akibat virus corona, dexamethasone bukanlah obat untuk mencegah virus corona. Hal ini pun diungkapkan langsung oleh Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengatakan, “Dexamethasone terbukti tidak memiliki efek yang menguntungkan bagi mereka yang memiliki penyakit ringan dan tidak membutuhkan bantuan pernapasan. Kami masih mencari dan meneliti lagi terapi apa yang paling tepat untuk mengatasi COVID-19, termasuk pada mereka yang punya gejala ringan.”

Obat ini tidak bekerja dengan cara memblokir virus, tetapi dengan mengurangi peradangan di dalam dan di sekitar paru-paru.

Pasien dengan kasus coronavirus yang sangat parah mengalami kesulitan. Karena, peradangan di paru-paru menyulitkan oksigen untuk masuk ke dalam darah. Hal ini bisa diringankan dengan obat ini.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan resmi BPPOM RI di situsnya. Dexamethasone tidak bermanfaat atau berpengaruh bagi pasien virus corona dengan kondisi ringan, sedang, ataupun tidak dirawat di rumah sakit. Obat ini juga tidak untuk pencegahan coronavirus. 

Terkait penelitian penggunaan obat dexamethasone untuk penanganan COVID-19, BPPOM melakukan komunikasi dengan lembaga kesehatan terkait, seperti WHO dan badan otoritas obat di negara lain.

Untuk itu, jangan asal dalam mengonsumsi obat dexamethasone karena bisa menimbulkan efek samping yang parah. Tetap konsultasikan dulu pada dokter dan ikuti dosis yang dianjurkan.

Konsultasikan masalah kesehatan dan penggunaan obat dengan dokter lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Kementerian Kesehatan RI dan BNPB bekerjasama dengan KlikDokter untuk mencegah penyebaran virus corona.

(FR/AYU)

virus coronaDexamethasone

Konsultasi Dokter Terkait