Covid-19

Kota Beijing Kembali Lockdown Akibat Muncul Kasus Virus Corona di Pasar

Tamara Anastasia, 15 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Muncul kluster baru di suatu pasar induk di Beijing, Tiongkok, pemerintah setempat terpaksa harus kembali lakukan lockdown. Ini info selengkapnya!

Kota Beijing Kembali Lockdown Akibat Muncul Kasus Virus Corona di Pasar

Belum selesai dengan kasus anak sekolah bunuh diri pasca lockdown beberapa waktu lalu, kini Kota Beijing kembali dihadapkan dengan kasus virus corona baru yang membuat kota itu kembali lockdown.

Rasanya dampak yang diberikan oleh virus corona tidak ada habisnya. Kabar terbaru menyebutkan sebagian besar wilayah Beijing menerapkan sistem lockdown Sabtu kemarin (13/6).

Ini setelah muncul lagi kasus baru infeksi virus corona. Ini tentu memicu kekhawatiran penularan lokal virus corona.

Puluhan Kasus Positif Virus Corona Baru Muncul di Beijing

Media lokal Tiongkok kembali melaporkan adanya lonjakan kasus virus corona baru yang tinggi pada Minggu (14/6). Peningkatan jumlah kasus baru ini memicu kekhawatiran akan gelombang kedua infeksi virus corona di negara tersebut.

Beijing telah melakukan pengujian massal setelah 36 dari 57 kasus baru Tiongkok pada hari Minggu dikaitkan dengan pasar makanan grosir di ibu kota.

Kota itu telah berlomba untuk meredam penyebaran wabah baru virus corona. Caranya dengan mengeluarkan peringatan perjalanan, menutup pasar, mengerahkan polisi paramiliter, dan menerapkan lockdown di berbagai titik perumahan.

Lebih dari 10.000 orang telah diuji di daerah tersebut, dengan 8 kasus lainnya didiagnosis pada hari Minggu.

Wanita berusia 32 tahun bernama Guo jadi salah satu orang dari ribuan orang yang melakukan tes virus corona setelah pulang dari pasar tersebut.

Melansir NPR, kasus COVID-19 baru di Beijing datang dari Pasar Xinfadi. Terkonfirmasi ada satu pria yang belanja di pasar tersebut yang telah positif virus corona. Lalu, dua kasus lainnya teridentifikasi keesokan harinya.

Setelah mengetahui kasus ini, pihak berwenang langsung menutup pasar dan melakukan disinfeksi, serta mengumpulkan sampel.

11 Area di Beijing Lakukan Lockdown

Kekhawatiran munculnya gelombang kedua membuat beberapa area di Beijing melakukan sistem lockdown.

Melansir Reuters, per hari Minggu (14/6) kemarin, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) mencatat ada 57 kasus infeksi dengan 36 kasus berasal dari transmisi lokal. Ini merupakan angka kasus harian tertinggi sejak April 2020 lalu.

Pejabat NHC sendiri mengatakan, dari 36 kasus tersebut, dikaitkan dengan pasar Xinfadi. Selain itu, ada 2 infeksi domestik lain yang dilaporkan dari Provinsi Liaoning, Tiongkok. 

Penyebaran ini dimulai dari dua pria yang bekerja di sebuah perusahaan daging yang terinfeksi virus corona. Dari temuan ini, kemudian ditemukan beberapa orang lainnya yang juga terjangkit virus corona.

Hal ini membuat pemerintah kembali siaga dan memutuskan untuk melakukan penguncian pada beberapa area di Beijing.

Virus ini menyebar di pasar Xinfadi di distrik Fengtai, Tiongkok. Ini adalah pasar induk terbesar di sana, dengan 4.000 tenant di dalamnya.

Dengan munculnya kluster baru ini, perumahan yang berada di dekat pasar itu juga ikut ditutup dan sekolah pun kembali diliburkan.

Artikel Lainnya: Pasien Sembuh Virus Corona Kembali Dinyatakan Positif, Kok, Bisa?

Pasar Jadi Tempat Berisiko Tinggi Penularan COVID-19

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, pasar adalah satu dari sekian banyak tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berdempetan.

Apalagi bila pasar itu merupakan pasar basah atau tradisional, maka physical distancing antar satu pengunjung dengan yang lainnya pasti sulit.

Selain itu, penggunaan uang kertas juga pasti akan terjadi. Menurut dr. Devia, hanya sedikit penjual pasar yang sudah mulai menggunakan sistem debit/kartu.

“Uang kertas juga bisa jadi salah satu perantaranya. Karena sudah dipegang sana-sini, maka uang kertas bisa jadi media penularan virus corona,” ujar dr. Devia.

“Di mana pun ada keramaian, maka di situ jadi tempat risiko penularan virus corona. Baik itu pasar maupun tempat lainnya, kerumunan bisa jadi sumber penularan. Sebaiknya, para pembeli menahan diri dulu untuk pergi ke pasar atau tempat keramaian lainnya,” tambahnya.

Namun, bila Anda memang terpaksa harus pergi ke pasar, ada beberapa tips amannya, yaitu:

  • Gunakan masker dan face shield saat pergi ke pasar.
  • Pastikan Anda menjaga jarak dengan orang lain, dan pergi di waktu pasar tidak ramai pengunjung.
  • Buat daftar belanja yang ingin dibeli untuk beberapa minggu ke depan (namun tidak kalap atau panic buying), sehingga Anda tidak perlu bolak-balik ke pasar.
  • Gunakan uang pas, sehingga tidak ada transaksi kembalian dari penjual ke pembeli.
  • Gunakan hand sanitizer setelah memegang barang yang Anda beli.
  • Segera cuci tangan setelah keluar dari pasar.
  • Bawa baju ganti dan lipat baju kotor ke dalam plastik, lalu segera cuci sesampainya di rumah.
  • Segera mandi dan keramas ketika Anda sampai rumah.

Kembali Lockdown di Beijing, Tanda Gelombang Kedua?

Dengan munculnya klaster terbaru di Beijing, apakah ini bisa disebut sebagai gelombang kedua?

“Kalau sebelumnya jumlah kasusnya turun terus sekarang naik lagi, ini bisa masuk kategori gelombang kedua.

Kalau sudah masuk gelombang kedua, artinya fasilitas kesehatan dan tenaga medis harus lebih siap. Ini karena takutnya ada kemungkinan mutasi virus yang bisa membuat gejala lebih berat atau perawatan pasien lebih lama, bahkan angka kematiannya bisa lebih tinggi,” jelas dr. Devia.

Jika memang benar Beijing sudah masuk gelombang kedua, maka kembali jaga jarak adalah hal yang sangat wajib dilakukan.

Selain itu, orang yang memiliki gejala juga diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah, menjaga kebersihan, memakai masker, dan membatasi kontak dengan orang lain.

“Para warga juga sebaiknya menyiapkan kebutuhan makan untuk beberapa minggu, guna mempersiapkan masa lockdown kembali yang tidak tahu akan berakhir kapan. Tapi, bukan berarti Anda bisa serakah dalam berbelanja! Tetap batasi kebutuhan dan berbagilah dengan orang lain yang juga membutuhkan,” tutup dr. Devia.

Bila ingin konsultasi dengan dokter hanya lewat smartphone, pakai Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Periksa gejala bisa dilakukan dengan cek risiko virus corona online.

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait