Berita Kesehatan

Dwi Sasono Resmi Ditahan Polisi Setelah Positif Gunakan Ganja

Tamara Anastasia, 02 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kasus berasal dari kalangan artis, Dwi Sasono positif menggunakan ganja dengan alasan penggunaan akibat sulit tidur. Apa kata dokter tentang ini?

Dwi Sasono Resmi Ditahan Polisi Setelah Positif Gunakan Ganja

Tahun 2020 memang disebut sebagai tahun yang penuh “kejutan”. Diawali dengan banjir yang “menenggelamkan” Jakarta, diperburuk dengan kondisi pandemi virus corona, sampai berita penangkapan artis atas penggunaan narkoba yaitu Dwi Sasono.

Polres Jakarta Selatan menangkap aktor Dwi Sasono karena terbukti mengonsumsi ganja. Polisi pun menciduk Dwi Sasono menggunakan ganja belakangan ini dengan alasan untuk mengisi waktu luang saat berada di rumah saja selama masa pandemi virus corona.

Merangkum berbagai sumber, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, dari hasil penangkapan didapatkan barang bukti seberat 16 gram ganja. Yusri Yunus menyebut, Dwi Sasono (DS) mendapatkan ganja ini dari seseorang yang berinisial C.

Penangkapan Dwi Sasono rupanya sudah dilakukan sejak 26 Mei kemarin. Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan mengamankan DS di kediamannya di daerah Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Sebelum diamankan, pihak polisi memang sudah mengikuti DS. Ketika ditangkap di kediamannya, DS juga tidak melawan dan bersikap sangat kooperatif.

Dwi Sasono Pakai Ganja karena Sulit Tidur dan Mengisi Waktu Luang

Melansir Detik, Yusri mengungkap motif DS menggunakan ganja yaitu untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi virus corona. Selain itu, sulit tidur juga dijadikan alasan lain mengapa DS menggunakan ganja.

DS harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yusri menyebut, DS dijerat pasal 114 ayat 1 subsider Pasal 111 UU Narkotika dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun penjara.

Namun, DS lewat kuasa hukumnya mengajukan permintaan rehabilitasi. Surat pengajuan ini sudah diterima oleh pihak kepolisian.

 

Sekilas tentang Ganja

Ganja ialah jenis narkotika yang berasal dari tanaman Cannabis sativa. Tanaman ini memang banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia.

Ganja merupakan zat yang termasuk psikotropika golongan halusinogen, karena efeknya bisa menciptakan delusi atau khayalan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Pada dasarnya, ganja memiliki manfaat tersendiri dalam dunia medis. Namun sayangnya, ganja masih sering disalahgunakan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat menyebabkan berbagai masalah pada tubuh.

Artikel lainnya: Mengapa Narkoba Bisa Bikin Kecanduan?

 

Ganja Bisa Membuat Mudah Tidur, Benarkah?

Saat ditangkap, DS mengaku menggunakan ganja untuk membantunya tidur di malam hari selama masa pandemi. Namun, benarkah ganja memang bisa membantu seseorang tidur nyenyak?

Dokter Devia Irine Putri mengatakan, penggunaan ganja pada beberapa orang memang bisa membantu mengatasi masalah tidur. Hal ini dikarenakan ada kandungan THC atau delta 9 tetrahidrokanibinol.

“Dari kacamata medis, ganja adalah tumbuhan yang mengandung senyawa kimia THC (delta 9 tetrahydrocannabinol). Senyawa ini dapat memperlambat sistem saraf dan membuat suasana hati lebih tenang, sehingga sering digunakan sebagai antidepresan oleh dunia medis,” ujar dr. Devia.

Selain itu, ganja juga bisa mengatasi nyeri pada pasien kanker karena kandungan THC itu. Dokter Devia menambahkan, secara oral, ganja dapat memberi efek antinyeri dan peningkatan nafsu makan, terutama pada orang-orang dengan kanker.

Bila dikonsumsi langsung, efek ganja akan lebih sedikit karena harus diserap dulu melalui saluran cerna.

Artikel lainnya: Jangan Coba-coba dengan Narkoba, Ini Bahayanya!

Dampak Buruk Penyalahgunaan Ganja bagi Tubuh

Di balik manfaatnya untuk kesehatan, ganja juga mengandung zat kimia bernama kanabidiol (CBD), yaitu zat aktif yang efeknya berbeda dengan kandungan THC. CBD dalam ganja bisa membuat pemakainya merasa panik, bingung, khawatir, hingga depresi.

Salah satu organ yang paling terkena dampak pemakaian ganja adalah otak. Ganja akan merusak daerah prafrontal dan mengurangi volume hipokampus otak. Sederhananya, volume otak akan menjadi lebih kecil. Hal ini berpengaruh pada memori atau ingatan.

“Hipokampus bertanggung jawab untuk penyimpanan memori jangka panjang. Bila terjadi pengurangan volume di area ini, maka bisa terjadi masalah kognitif dan kesulitan mengingat,” jelas dr. Devia.

Tidak hanya itu, ganja juga akan menyebabkan sambungan antar sel di otak terganggu. Akibatnya, pengguna ganja tidak dapat memproses informasi dengan baik.

Bahkan, ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan ganja yang tidak sesuai dengan dosis mampu menurunkan tingkat kecerdasan pemakainya.

Selain itu, secara kejiwaan ganja juga bisa menyebabkan beberapa masalah, seperti gangguan emosi, menjadi lebih paranoid (rasa takut berlebihan), sering merasa panik, cemas, dan depresi. 

Dampak buruknya tak hanya berhenti di pemakainya, lho. Orang-orang di sekitar yang menghirup asapnya juga bisa terkena efek buruknya.

Misalnya pada ibu hamil, menghirup asap dari ganja bakar bisa memengaruhi kesehatan janin. Bayi bisa lahir dengan berat badan rendah, lahir prematur, atau bisa juga mengalami gangguan perkembangan saraf.

Walaupun ganja memiliki beberapa manfaat dalam dunia medis, namun jika dikonsumsi secara berlebihan maka ganja akan menimbulkan dampak buruk. Hindari pemakaian ganja atau obat lainnya secara sembarangan agar tidak merugikan kesehatan.

Bila ingin bertanya seputar penggunaan obat tertentu kepada dokter, pakai fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(FR)

ganjadwi sasono

Konsultasi Dokter Terkait