Covid-19

Tren Gunakan Tisu untuk Penyaring di Masker Kain, Benarkah Efektif?

Tamara Anastasia, 27 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa orang melapisi maskernya dengan tisu di dalamnya, efektifkah dalam membantu fungsi masker kain untuk cegah virus corona?

Tren Gunakan Tisu untuk Penyaring di Masker Kain, Benarkah Efektif?

Selain penggunaan hand sanitizer, pemakaian masker juga diwajibkan oleh pemerintah ketika Anda sedang pergi ke luar rumah. Hal ini berguna untuk mencegah diri terinfeksi virus corona dan virus penyebab penyakit lainnya. Sudahkah Anda tahu cara pakai masker yang efektif?

Ada banyak jenis masker yang dijual untuk menangkal virus COVID-19, mulai dari masker bedah, masker scuba, sampai yang paling populer adalah masker kain.

Meski begitu, masih banyak yang meragukan efektivitas masker kain untuk pencegahan virus corona.

Masker Kain Saja Tak Cukup Hadapi Virus Corona

Tidak dimungkiri lagi, masker kain atau masker yang dibuat sendiri menggunakan bahan seadanya di rumah (misalnya kain atau baju) memang tidak seefektif masker lainnya yang dijual di pasaran atau apotek.

Ini dikarenakan masker kain memiliki ketebalan yang tipis, sehingga tidak memiliki penyaring yang baik.

Beberapa waktu lalu, viral beberapa masker yang sudah dilapisi tisu dan diuji efektivitasnya dengan cara meniup korek api.

Jika api yang ditiup tidak mati, maka masker yang sudah dilapisi dengan tisu itu sudah bagus untuk digunakan karena dianggap “aman” untuk mencegah virus masuk.

Padahal, tes tiup api sebenarnya hanyalah indikator pengujian kualitas masker. Karena, pada dasarnya ada beberapa kriteria untuk menguji kinerja masker, yaitu dari uji filtrasi bakteri, uji partikulat, dan uji aliran udara.

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Biokimia dan Kimia Klinis Universitas Chiang Mai berkata sebaliknya.

Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Usanee Vinijketkamnuan dan Khanittha Punturee tahun 2008 itu menyebut bahwa masker yang sudah dilapisi oleh tisu bisa menyaring 75-90% partikel di udara.

Meski begitu, masker ini tetap tidak bisa menyaring partikel kecil yang bisa memengaruhi sel-sel alveolar, sel-sel paru, dan sel darah putih.

IDI Tak Sarankan Tisu sebagai Penyaring Masker Kain

Melansir berbagai sumber, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) lebih menganjurkan agar masyarakat menggunakan saputangan sebagai penyaring/filter untuk masker kain.

Dengan begitu, masker akan lebih tebal dan efektif dalam menangkal penularan COVID-19.

Dokter Daeng M. Faqih, selaku Ketua Umum PB IDI di Jakarta mengatakan, pelapisan masker dengan lipatan saputangan akan lebih efektif ketimbang dengan menggunakan tisu.

Pasalnya, tisu memiliki ketebalan yang sangat tipis dan tidak begitu membantu penyaringan partikel dari luar udara.

Hal yang sama juga disebutkan oleh dr. Devia Irine Putri. Bahkan menurutnya, baik itu menggunakan saputangan maupun tisu, keduanya sama-sama terbilang kurang efektif dalam menyaring partikel di udara.

“Sebenarnya, mau pemberian layer atau penambahan lapisan, itu memang sama-sama membantu penyaringan. Tapi, hanya menyaring sekitar 50% dari partikel.

Tidak ada aturan pasti juga, penyaring yang harus digunakan itu bahannya apa. Jadi, kalau mau pakai saputangan boleh, tisu juga boleh. Namun balik lagi, penyaringannya hanya 50%,” ujar dr. Devia.

Ketimbang penggunaan masker kain, dirinya lebih menyarankan agar masyarakat menggunakan masker bedah.

Ini dikarenakan bahan dari masker bedah sendiri memang sudah dibuat sedemikian rupa untuk mencegah virus dan debu masuk ke dalam saluran napas.

“Kalau memang mau pakai tisu boleh, mengingat lebih tipis dan tidak panas. Saat ini banyak pilihan tisu, nggak hanya facial tissue yang biasa, sekarang yang model tisu berserat tebal seperti di tisu basah (tapi versi keringnya) juga bisa dipakai. Kalau mau ditambahkan kain boleh, seperti kain katun dan sapu tangan,” tambahnya.

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

Apa Penyaring Masker Kain yang Efektif?

Sebenarnya masker kain boleh digunakan, meski efektivitasnya tentu tidak sebesar masker bedah. Nah, agar bisa lebih efektif dan menyamai masker bedah, bahan penyaringnya pun harus disesuaikan.

Menurut dr. Devia, menggunakan HEPA filter (penyaring untuk air diffuser) bisa jadi pilihan yang baik. Lalu, pilih kain yang tipe non-woven polypropylene (tipis, masih bisa napas) juga bisa dijadikan pilihan.

Selain itu, masyarakat juga perlu mengingat bahwa masker kain yang sudah kotor sebaiknya segera dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Hal ini berguna untuk membunuh bakteri yang masih menempel pada bagian luar atau dalam masker.

“Cuci menggunakan air dan sabun setiap hari. Gosok secara perlahan, jangan dikucek kencang seperti mengucek baju supaya kain tidak rusak.

Pilih masker kain dengan permukaan yang tidak punya bulu-bulu. Yang terpenting, ingat bahwa masker kain tidak tahan air. Kalau masker sudah basah, segera cuci dan keringkan,” tutup dr. Devia

Nah, itulah beberapa fakta tentang masker kain yang perlu Kamu pahami. Tetap jaga kebersihan dan buang masker bila sudah longgar dan robek.

Sudahkah Kamu cek kondisi pribadi? KlikDokter bersama Kemenkes RI dan BNPB menyediakan cek risiko virus corona online untuk membantu pemeriksaan gejala.

Gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter bila ingin berkonsultasi dengan dokter hanya lewat smartphone. Ketahui terus tips hidup sehat dari KlikDokter, ya!

(FR/AYU)

virus corona

Konsultasi Dokter Terkait