HomeInfo SehatCovid-19Adik Via Vallen Positif Virus Corona setelah Tes Swab, Ini Ceritanya!
Covid-19

Adik Via Vallen Positif Virus Corona setelah Tes Swab, Ini Ceritanya!

Ayu Maharani, 26 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Setelah sebelumnya diduga kena pneumonia, ternyata adik Via Vallen terinfeksi virus corona. Lantas, bagaimana kondisi keluarganya kini?

Adik Via Vallen Positif Virus Corona setelah Tes Swab, Ini Ceritanya!

Kabar kurang baik datang dari penyanyi Via Vallen. Wanita berambut panjang ini terpaksa berhadapan langsung dengan kasus COVID-19 setelah adiknya kena infeksi virus corona. Kabar tersebut ia sampaikan lewat akun Instagram pribadinya. 

Awalnya, Adik Via Vallen Didiagnosis Pneumonia

Diagnosis COVID-19 bukanlah hal pertama yang didapatkan oleh adik Via Vallen. Sebelumnya, ia dinyatakan menderita pneumonia. Karena khawatir, Via membawa adiknya untuk mengikuti rapid test (29/4). Hasilnya pun non-reaktif.

Hasil non-reaktif belum membuat Via tenang. Hasil itu memang bisa berubah sewaktu-waktu. Karena itulah, beberapa hari kemudian peserta rapid test dengan hasil tersebut perlu tes ulang.

Bukan rapid test lagi, Via langsung menyuruh adiknya untuk menjalani tes swab (PCR).

Dalam unggahannya di Instagram, ia mengatakan, “Aku paksa saja dia ikut tes swab. Aku ngejanjiin, kalau hasilnya negatif, aku kasih uang jajan. Karena sebenarnya, dia nggak mau di-swab. Tapi, akhirnya dia mau dan hasilnya positif.”

Kondisi kesehatan si adik pertama kali diketahui saat keluarga Via melakukan check-up (28/4). Perlu diketahui, check-up kesehatan ini awalnya tidak berkaitan dengan COVID-19. Dari situlah si adik mendapat diagnosis pneumonia.

Pneumonia dan Gejala COVID-19 Mirip

Bicara soal pneumonia dan infeksi virus corona yang dialami oleh adik Via Vallen, keduanya memang memiliki gejala yang mirip.

Bahkan, sebelum diketahui bahwa penyakit yang tengah menyerang warga dunia ini adalah virus SARS-CoV-2, di akhir 2019 dan awal 2020 Tiongkok pernah mengumumkan bahwa warganya yang meninggal di awal wabah disebabkan oleh penyakit yang mirip pneumonia.

Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, memang ada beberapa jenis pneumonia yang mirip dengan COVID-19. Bedanya, pneumonia disebabkan oleh bakteri, bukan virus.

Beberapa jenis pneumonia yang gejalanya mirip dengan infeksi virus corona menurut dr. Astrid, yaitu:

  • Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae

Streptococcus pneumoniae atau sering juga disebut sebagai pneumokokus merupakan jenis bakteri yang sering menyerang orang dewasa.

Kasus infeksi akibat bakteri ini sering ditemukan di lingkungan padat dan ditularkan dari manusia ke manusia lain.

Gejala penyakit ini diawali dengan menggigil, demam, batuk berdahak, lemas, dan nyeri dada.

  • Pneumonia akibat Haemophilus influenzae

Jenis pneumonia yang mirip COVID-19 selanjutnya adalah pneumonia akibat Haemophilus influenzae. Ini sering menyerang anak-anak di negara berkembang.

Jika ini menyerang orang dewasa, maka ia akan mengalami kondisi parah seperti yang dialami penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi HIV positif, atau diabetes.

Tanda atau gejala penyakit ini tidak berbeda dengan gejala virus corona, yaitu batuk-batuk, demam, dan sesak napas.

  • Pneumonia Bakterial Atipika, Legionellosis

Bakteri penyebab pneumonia yang satu ini kerap ditemukan di genangan air rumah, seperti pemanas air, air sisa AC, atau air bocor dari pipa dalam bangunan.

Wabah penyakit ini dapat terjadi bila ada kontaminasi besar-besaran di sistem air, misalnya di sistem air rumah sakit. Kabar baiknya, tidak ada laporan bahwa Legionellosis menular antar manusia.

Beberapa gejala Legionellosis yakni sakit kepala, nyeri otot, badan lemas, diare, dan sakit perut. Karena gejala yang mirip dengan infeksi virus, penyakit ini kerap disalahpahami.

Artikel Lainnya: Inilah 5 Penyakit Lain yang Gejalanya Mirip Virus Corona

Adik Via Vallen dan Keluarga Isolasi Mandiri

Semenjak dinyatakan positif COVID-19, pihak dinas kesehatan setempat melapor ke RT dan membantu mengawasi perkembangan kondisi adik Via.

Via mengungkapkan, adiknya sudah menjalani isolasi mandiri di rumah selama dua minggu lebih. Ia mengatakan, “Sekeluarga juga di-TCM (tes cepat molekuler) 2 kali dan sudah selesai karantina selama 14 hari. Hasilnya negatif.”

Hingga saat ini, belum diketahui bagaimana perkembangan kondisi adiknya. Sebab, hasil tes swab yang kedua belum keluar.

 

Via Vallen Minta agar Tak Kucilkan Pasien Positif COVID-19

Via mengatakan, COVID-19 bukanlah aib. Tak sepantasnya ini menjadi bahan sindiran, bahan bercandaan, apalagi bahan olok-olok dan jadi mengucilkan.

Masih lewat akun Instagram pribadinya, Via meminta masyarakat supaya bisa menjaga diri. Sebab, hal itu tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, melainkan orang lain juga.

“Jangan ngeyel ngerasa kuat, kecuali kamu tinggal sendiri, ya, terserah! Tapi, kalau ada orang tua dan balita yang memang imunitas tubuhnya rendah, tolong jaga diri kamu untuk mereka yang di rumah,” tulis Via dalam caption.

Ya, didiagnosis menjadi pasien positif virus corona bukan sebuah aib, ya! Bukti jelas menunjukkan, stigma yang ditimbulkan pada pasien virus corona malah dapat memperlambat penanganan dan memperluas penyebaran penyakit.

Hal yang harus kita lakukan adalah membangun kepercayaan pada dokter, perawat, dan pemerintah, menunjukkan empati pada mereka yang terkena COVID-19, serta memahami penyakit itu sendiri.

Ciptakan lingkungan yang jujur dan terbuka, sehingga semuanya bisa didiskusikan serta ditangani dengan baik. Siapa pun berperan penting dalam mencegah dan menghentikan stigma COVID-19.

Itulah info tentang infeksi virus corona yang menimpa adik Via Vallen dan jenis pneumonia yang mirip COVID-19. Semoga saja hasil tes swab kedua yang sedang ditunggu memberikan hasil negatif.

Anda pun juga bisa periksa gejala dengan mudah! KlikDokter bersama Kemenkes RI dan BNPB menyediakan layanan cek risiko virus corona online.

Kalau mau tahu lebih lanjut soal COVID-19, gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dokter. Tetap #DiRumahAja, ya!

(FR/AYU)

coronavirusHari Pneumonia SeduniaPneumoniaPenyakit Paru Obstruktif Kronis

Konsultasi Dokter Terkait